Anak menjadi stres karena tidak dapat bermain di luar, atau bertemu teman sebayanya.
Menurut spesialis anak dr Marlisye Marpaung, SpA(K), orangtua perlu memastikan anak mendapatkan dukungan yang layak guna mempersiapkan diri di masa depan.
"Pandemi ini suatu kondisi yang tidak nyaman bagi semua orang dari segala lapisan umur dan ekonomi, termasuk anak."
Begitu pemaparan Marlisye dalam acara talkshow bertajuk "Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Anak Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia".
Talkshow ini merupakan bagian dari acara amal Zumbathon, inisiatif yang diadakan Zumba bersama Yayasan Pita Kuning Indonesia untuk mendukung anak-anak penderita kanker.
Dijelaskan Marlisye, ada berbagai faktor yang dapat menjadi stressor atau pemicu stres pada anak.
"Tekanan ekonomi yang dirasakan orangtua selama pandemi, seperti pendapatan yang berkurang hingga kehilangan pekerjaan membuat anak stres."
"Anak juga rentan terhadap kecemasan, kemarahan, gangguan tidur, serta masalah kesehatan tertentu," ucap dia.
Karena itulah, dia menyarankan para orangtua untuk memberikan perhatian lebih kepada anak selama masa yang tidak pasti ini.
"Sekarang trennya masih WFH (wrok from home), waktu orangtua dengan anak di rumah menjadi lebih banyak," sebut dokter yang berpraktik di RSIA Bina Medika itu.
"Beri lebih banyak perhatian dan berbicara dengan anak. Dengarkan keluhan dan pendapatnya apa. Kalau perlu berdiskusi mengenai rutinitas yang bisa dilakukan bareng anak."
Dia mencontohkan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan bersama anak, seperti membersihkan rumah, menyirami tanaman, atau berjalan-jalan mengelilingi kompleks perumahan.
"Ajak juga anak-anak untuk bersepeda tapi jangan jauh-jauh, di sekitar rumah aja," cetus dia.
"Atau kalau anak gak pernah nyuci baju, atau cuci motor ayahnya, ajak anak untuk mencuci bersama."
"Semua itu menjadi pengalaman yang berarti bagi anak, sekaligus mengurangi rasa stres anak," cetus dia lagi.
https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/31/093626420/pandemi-bikin-anak-stres-orangtua-bisa-apa