Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertimbangkan 4 Hal Ini Sebelum Memutuskan Pacar lewat Chat

Meski begitu, memutuskan hubungan lewat chat sebetulnya hal yang cukup banyak dilakukan.

Melansir Ask Men, sebuah survei yang dilakukan Voucher Cloud pada 2014, misalnya, menemukan sebanyak 56 persen partisipan mereka memutuskan hubungan secara digital. Di antara partisipan tersebut, mayoritas aatau 25 persennya memutuskan hubungan lewat teks.

Sebuah survei yang lebih baru dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak marketing Simple Texting pada 2018 terhadap 500 orang milenial.

Sebanyak 57 persen partisipan mengakui memutuskan hubungan lewat chat dan 69 persennya mengatakan pernah diputuskan lewat chat sebelumnnya.

Secara umum, para pakar menyarankan untuk bertatap muka ketika hendak memutuskan hubungan atau setidaknya melalui telepon.

Meski bukan pilihan terbaik, namun memutuskan hubungan lewat chat juga tak selalu buruk.

Misalnya, daripada seseorang memilih melakukan ghosting, putus lewat chat tentu jadi pilihan yang lebih baik.

Psikoterapis dan pakar hubungan, Rhonda Richards-Smith mengatakan, seseorang melakukan ghosting umumnya karena takut menyakiti perasaan pasangannya, bahkan jika diputuskan lewat chat, atau mereka tidak tahu dan tidak siap bagaimana mengatasi perasaan akibat putus cinta.

"Mengirim chat untuk memutuskan pasangan bisa saja berdampak terlalu besar pada perasaan dan energi seseorang," katanya, seperti dilansir Cosmopolitan.

Memutuskan hubungan lewat chat tentu tidak mudah, tapi bisa jadi hal yang tepat. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:

1. Durasi hubungan

Menurut pelatih hubungan dan pembawa acara podcast Thank Your Heartbreak, Chelsea Leigh Trescott, salah satu hal yang dapat menjadi patokan sebelum memutuskan hubungan lewat chat adalah durasi hubungan.

Putus lewat chat mungkin tak masalah untuk dilakukan jika kita baru pergi berkencan beberapa kali, misalnya tiga hingga lima kali.

Pada situasi tersebut, kita dan pasangan tak memerlukan diskusi panjang karena belum ada banyak sejarah atau kenangan bersama.

Saran ini didukung oleh sebuah survei yang dilakukan oleh Spark Networks terhadap 1.500 orang di 2014. Para partisipan memiliki rentang usia 21-50 tahun.

Hasilnya, sebanyak 59 persen orang bisa memaafkan dan menerima diputuskan melalui chat jika hubungannya adalah hubungan kasual.

"Jika hubungannya dijalani lebih banyak secara virtual, mengakhiri hubungan melalui chat tidak terlalu salah," kata pelatih hubungan Claudia Cox.

"Sama halnya pada hubungan asmara yang kasual atau sporadis, di mana rasa cinta mungkin bisa muncul dan hilang begitu saja di hidup kita."

Cox menambahkan, memutuskan hubungan lewat teks juga memungkinkan jika kurang adanya ketertarikan terhadap satu sama lain dan minimnya investasi dalam hubungan.

Meski begitu, putus lewat chat juga bisa saja dilakukan oleh pasangan yang sudah menjalani hubungan selama bertahun-tahun jika itu memang hanya satu-satunya cara.

Ingatlah bahwa cara ini masih lebih baik daripada bertahan pada hubungan yang membuat kita tidak bahagia.

2. Mempertimbangkan perasaan

Memutuskan hubungan lewat chat memang sebaiknya dihindari. Namun, hal itu mungkin dilakukan atas pertimbangan lain, yakni dampaknya terhadap perasaan.

Jika kita adalah orang yang akan memutuskan hubungan, melakukannya lewat chat tentu sedikit lebih mudah.

Menurut terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Carolyn Cole, LCPC, LMFT, NCC, memutuskan hubungan cenderung menyebabkan rasa kecemasan. Kita mungkin akan khawatir pasangan kita sedih bahkan menangis saat kita memutuskan hubungan tersebut.

Mereka juga mungkin marah dan mencoba membicarakannya dengan kita.

Putus lewat chat bisa meminimalisasi semua itu.

Cara ini juga bisa dipandang sebagai sebuah "kebaikan" karena memungkinkan masing-masing pihak mengeluarkan emosinya secara pribadi, baik itu marah, sedih, maupun kaget.

Setelah situasi sudah lebih dingin, kita bisa mengikutinya dengan percakapan lewat telepon atau bertemu.

"Misalnya, jika berkomunikasi langsung dengan pasangan akan menempatkan kita dalam situasi berbahaya atau menyediakan ruang manipulatif baginya. Pada situasi itu, percakapan lewat teks cenderung lebih aman dan nyaman," kata terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Dr Racine Henry, PhD, LMFT kepada Bustle.

4. Pilih kata-kata dengan cermat

Jika sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungan lewat chat, pastikan memilih kata-katanya dengan cermat.

Bersikaplah sejelas mungkin tanpa meninggalkan ruang untuk harapan atau negosiasi palsu.

Itulah mengapa para ahli mengingatkan untuk berhati-hati agar tidak memberikan terlalu banyak pujian karena dapat mengirim pesan yang beragam pada orang yang akan diputuskan.

Hal terpenting adalah kita bisa bersikap jelas tanpa harus terkesan kejam.

Cox menyarankan untuk tidak menyalahkan atau mencantumkan semua alasan mengapa kita tidak cocok dengan mereka.

"Chat putus harus sesingkat mungkin. Kita mungkin punya banyak sekali alasan untuk memutuskan hubungan, namun itu bukanlah waktu yang tepat untuk menuliskan kekurangan hubungan kita secara luas," kata Cox.

Hindari juga menggunakan frasa seperti "ini bukan salah kamu, tapi salahku" atau "kamu pantas mendapatkan yang lebih baik" karena alasan-alasan semacam itu bisa dianggap tidak otentik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/20/135100220/pertimbangkan-4-hal-ini-sebelum-memutuskan-pacar-lewat-chat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke