Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Kunci Atasi Stres dan Meraih Sukses di Pekerjaan

Jika kita memiliki kesehatan emosional yang baik, kita lebih mampu berpikir rasional, dan memecahkan masalah.

Selain itu, kita pun mampu menjaga hubungan baik dengan banyak orang, entah itu pasangan atau rekan bisnis.

Di sisi lain, rasa khawatir dan terbebani akan menciptakan pola pemikiran yang menghalangi kita untuk tumbuh, mencapai tujuan, dan berpikir jernih.

Intinya, kesehatan emosional yang terganggu akibat stres dan kecemasan dapat menghambat langkah kita.

Demi mengendalikan, kesehatan emosional dan mencapai kesuksesan, ada tiga langkah yang harus kita lakukan. 

1. Melepaskan diri dari rutinitas

Terkadang kita terjaga hingga larut malam karena harus menyelesaikan pekerjaan, atau memperbaiki hubungan dengan pasangan.

Kedua hal tersebut dapat memicu stres, sebab kita dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah. Pada akhirnya, tidak ada waktu bagi kita untuk beristirahat.

Dalam artikel yang dimuat di jurnal Harvard Review, Emma Codd membahas pentingnya melepaskan diri (disconnect) dari budaya selalu aktif.

Codd adalah Global Inclusion Leader di Deloitte. Di perusahaan tempatnya bekerja, ia berfokus pada keragaman gender dan kesehatan mental.

Menurut dia, "memutuskan hubungan" dengan rutinitas sehari-hari dapat membuka pemikiran kita akan adanya solusi baru yang bisa diterapkan secara sederhana dan praktis.

Guna meredakan kecemasan dan kekhawatiran, melepaskan diri dari rutinitas sementara waktu, adalah cara yang bisa dicoba.

Ambillah waktu untuk liburan di akhir pekan dan melakukan aktivitas menantang, seperti berselancar, terjun payung, atau memanjat tebing.

Aktivitas ini akan memberi kita energi untuk meredakan stres dan kecemasan, sekaligus membuka sudut pandang yang baru ketika kita kembali ke rutinitas harian.

2. Hindari pemicu stres

Dalam dunia kerja, adalah hal umum jika bos atau klien banyak menyita waktu kita, di mana kita harus menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin.

Bahkan kata-kata seperti "jangan sampai terlambat, dan jangan kecewakan kami" dari atasan atau klien sudah menjadi "makanan" kita sehari-hari.

Belum lagi, kita perlu mengecek notifikasi email yang masuk seputar pekerjaan. Semua itu menimbulkan tekanan dan membikin kita kewalahan.

Kuncinya, pilih tugas yang harus diselesaikan di malam hari, lalu selesaikan semua tugas tersebut di pagi hari.

Dengan menetapkan prioritas, kita dapat mengurangi tekanan dan mampu menangani masalah tanpa merasa cemas.

3. Kenali tujuan 

Seseorang lebih cenderung termotivasi melakukan sesuatu apabila ada tujuan yang bisa dicapai dari tindakannya. Begitu pula dengan kita.

Ada hari di mana kita mengerjakan banyak tugas kantor seharian. Ketika tugas itu selesai, tubuh sudah kehabisan tenaga.

Coba bandingkan dengan situasi di mana kita mendaki gunung selama berjam-jam menuju puncak.

Pastinya kita akan kelelahan saat tiba di puncak, namun "rasa capek" itu terbayar dengan keindahan pemandangan puncak gunung. Kita pun merasa lebih hidup.

Melakukan sesuatu tanpa mengetahui tujuan yang dicapai adalah tindakan yang melelahkan secara emosional, mendatangkan stres.

Dalam artikel "The Science of Accomplishing Your Goals" yang dimuat jurnal Psychology Today, Ralph Ryback, MD membahas pentingnya neurotransmiter perasaan baik.

Neurotransmitter perasaan baik yang dimaksud Ryback di sini adalah hormon dopamin yang diterima otak setiap kali kita membuat pencapaian kecil.

Tantang diri kita dengan merancang tujuan yang besar, lalu uraikan menjadi tujuan kecil agar kita mendapatkan energi dari perasaan baik sampai kita menyelesaikan tantangan tersebut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/31/060950820/3-kunci-atasi-stres-dan-meraih-sukses-di-pekerjaan

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com