Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penjual Bakso Mirip Aktor Korea, Ternyata Mahasiswa Teknik Kimia

Foto penjual bakso tersebut diunggah ke akun @kulinerbandung di Instagram, dan kemudian menyebar melalui berbagai grup WhatsApp.

Penjual bakso itu ternyata bernama Muhammad Daffa Abilla (19 tahun), mahasiswa Teknik Kimia, Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Cimahi, Jawa Barat.

Ketika disapa Kompas.com, pria yang akrab disapa Daffa ini pun menceritakan awal mula bisa berjualan bakso.

Dia mengaku, pada sekitar bulan Juni 2020, saudaranya membuat kedai Mi Baso Kampung Abah di daerah Batununggal, Bandung. Karena tertarik dengan bisnis, Daffa pun ikut membantu.

"Saya jualan sambil belajar bikin bakso," ujar Daffa dalam perbincangan dengan Kompas.com, Rabu (1/9/2021) kemarin.

Pria kelahiran 26 April 2002 ini menjelaskan, awal jualan dalam sehari paling hanya laku tiga mangkok. Lama kelamaan, kedai baksonya makin ramai.

"Sebenarnya dari sebelum jualan bakso, saya sering diminta foto bareng sama ibu-ibu. Katanya saya mirip Lee Min Ho. Padahal (menurut saya) ga mirip," ucap Daffa.

Dia pun tidak bisa memastikan apakah lakunya Mi Baso Kampung Abah ini ada hubungannya dengan wajahnya yang mirip orang Korea.

Namun, sejak ada di media sosial dan pemberitaan, makin banyak orang yang makan bakso di kedainya.

Bahkan, kata dia, ada orang di luar Batununggal yang sengaja datang ke tempatnya.

Tapi yang pasti, bakso yang ditawarkan rasanya enak. Ada beberapa menu yang ditawarkan.

Seperti mie bakso urat pangsit, mi bakso komplet, yamin bakso ceker, dan beberapa minuman seperti es jeruk, es teh manis, dan air mineral.

Harga makanan ini berkisar antara Rp 15.000-25.000. Mi bakso ini pun menyediakan makanan gratis, lima porsi bagi pelanggan pertama setiap hari Jumat.

Selain itu, ada diskon 10 persen untuk pelajar dan mahasiswa. Caranya, tinggal menunjukkan kartu pelajar atau mahasiswanya.

"Jadwal saya jualan ga pasti, karena menyesuaikan dengan waktu kuliah," tutur Daffa.

Hobi bisnis

Anak dari pasangan Musyfar dan Hesty Oktaria ini mengatakan tertarik dengan dunia enterpreneur sejak SMA kelas 2.

Ia mencoba beberapa bisnis, di antaranya skincare dan bakso aci. Keuntungannya lumayan untuk membeli keperluan, dan mengurangi uang jajan dari orangtua.

Namun saat itu, dia tidak konsisten dengan bisnisnya. Pola pikirnya tentang bisnis pun belum ajeg, hingga bisnisnya pun terhenti.

Selepas SMA, ia mulai serius menekuni bisnis.

"Sekarang selain jualan bakso saya bisnis bakso aci dan ayam bakar di Cimahi. Insha Allah pengen buka Mi Baso Abah juga di Cimahi," tutur dia.

Berkat kerja kerasnya tersebut, dia sudah bisa memberi emas kepada ibunya. Ketika bisa memberi, itu menjadi kebanggaan sendiri untuk Daffa.

Sayangnya Daffa mengaku, sebagian saudaranya ada yang kurang setuju dengan kegiatannya ini. "Takutnya kecapean, ga sanggup, dan lainnya," beber dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/02/081412120/penjual-bakso-mirip-aktor-korea-ternyata-mahasiswa-teknik-kimia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com