Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Langkah untuk Mengatasi Rasa Cemburu

Padahal, sebenarnya rasa cemburu itu wajar, dan tidak hanya terjadi dalam hubungan asmara.

Cemburu juga sering disalahartikan dan dianggap sama dengan iri. Namun, sebenarnya saat merasa cemburu, kita merasa bahwa seseorang atau sesuatu menjadi penghalang kita dalam menerima perhatian dan kasih sayang.

Jelas, hal ini berbeda dengan iri yang membuat kita hanya ingin mendapatkan yang dimiliki orang lain.

Perasaan cemburu pun kerap membuat kita tidak nyaman, dan membuat seseorang terkadang menyembunyikannya karena stigma negatif yang membayanginya.

Namun jika tidak ditangani dengan baik, cemburu bisa merugikan diri sendiri.

Untuk itu, cobalah empat langkah menangani rasa cemburu berikut ini.

1. Akui bahwa kita cemburu

Cemburu adalah salah satu dari rangkaian emosi yang akan dialami manusia dalam hidupnya. Karena itu, jika kita menyangkalnya, bisa-bisa kita akan terus menyangkal perasaan sendiri ke depannya.

Memang, terkadang seseorang memilih untuk tidak mengakui kecemburuannya karena berbagai hal.

Misalnya, merasa bahwa itu tidak baik di mata publik atau malu. Ada juga yang merasa bahwa kecemburuan membuat kita terlihat lemah dan terkesan jahat.

Namun, jujur pada diri sendiri akan membuat halangan di atas hilang.

Lalu, saat sudah siap mengaakui kecemburuan, coba tegaskan kembali pada diri sendiri bahwa semua pikiran dan perasaan itu penting.

Setelah itu, ingatlah bahwa emosi memang membutuhkan waktu dan ruang untuk diproses.

2. Identifikasi kebutuhan yang tak terucapkan/terpenuhi

Langkah kedua ini mungkin sedikit tidak nyaman. Pasalnya, kita harus melatih kerentanan dalam diri sendiri.

Jika kecemburuan yang kita hadapi melibatkan pihak ketiga, cobalah untuk melakukan penilaian diri guna membantu kita menyaring jalinan emosi.

Penilaian diri akan membuat kita tidak akan memproyeksikan asumsi dan pengalaman masa lalu ke dalam hubungan saat ini.

Beberapa pertanyaan berikut ini bisa dijadikan acuan untuk menilai diri:

- Apa maksud emosi kita?

- Mengapa kita merasa tidak terlihat dalam hubungan ini?

= Apa yang tidak lagi kita dapatkan dari hubungan ini? Mengapa kita meyakini bahwa orang lain mendapatkannya?

- Mengapa kita yakin bahwa kitalah yang kalah?

Jika menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan jujur, akan membuat kita dapat mengungkapkan kebutuhan yang belum terpenuhi dan mungkin belum terpikirkan.

Dengan kesadaran baru ini, kini kita dapat memutuskan bagaimana cara menanggapi perasaan kita.

3. Selesaikan masalah kecemburuan

Berhati-hatilah sebelum menceritakan tentang masalah kita.

Tentu kita tak ingin memperburuk keadaan dengan berbicara kepada orang yang kita anggap sebagai alasan dari kecemburuan kita kan?

Dengan berbicara langsung pada orang yang menjalin hubungan dengan kita, dan meluapkan seluruh emosi, secara tidak langsung kita tengah membangun keintiman dan hubungan emosional melalui kerentanan.

Menyampaikan fakta bahwa kita merasa cemburu akan menjelaskan kebutuhan yang tidak terucapkan dan tidak terpenuhi, membuat hubungan berpotensi kembali seperti sedia kala.

Jika bingung, kita bisa memulai pembicaraan dengan kata-kata berikut ini:

"Aku ingin bercerita tentang kondisi emosional yang sedang aku alami dan membuatku tak nyaman."

"Aku merasa sedikit cemburu saat menyadari bahwa -sebutkan perilaku dan alasannya-. Saat aku melihat ini, aku merasa -sebutkan semua emosi lain yang menyertai emosi- karena -sebutkan alasan mengapa ini mempengaruhi kita-."

"Aku ingin -sebutkan perubahan seperti apa yang kita inginkan-, dan aku berharap kamu dapat membantuku.”

Kalimat di atas menekankan emosi kita tanpa menyerang orang tersebut dan mengidentifikasi emosi tambahan yang menyertai kecemburuan, sambil memberikan contoh perilaku apa yang memicu emosi sebagai pengamatan, bukan tuduhan.

Hasilnya, kita akan memberi pasangan kesempatan untuk mencari solusi bersama tanpa perlu mengadu domba orang lain.

Namun perlu diingat, meski kata-kata di atas merupakan respons umum, nada bicara dapat mengubah maknanya. Jadi, pilihlah nada bicara yang tepat.

4. Hindari membuat keputusan terburu-buru.

Keputusan yang dibuat saat emosi meningkat hanya akan memberi dampak negatif.

Kecemburuan yang tidak terkendali juga dapat berubah menjadi rasa iri dan kemarahan, yang dapat menyebabkan hubungan makin regang, berbanding terbalik dengan apa yang kita inginkan.

Jadi, lebih baik luangkan waktu sejenak dan menenangkan diri saat berada dalam masalah, sehingga dapat mengurangi kemungkinan membuat pilihan yang salah.

Kita juga bisa mencoba melakukan beberapa latihan, seperti latihan pernapasan dalam, relaksasi otot progresif, serta aktivitas perhatian untuk menghindari terciptanya keputusan terburu-buru.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/16/193618020/4-langkah-untuk-mengatasi-rasa-cemburu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com