Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Freediving, Olahraga yang Bikin Dikta "Yovie & Nuno" Kurus...

Hal inilah yang membuat tubuhnya jauh lebih kurus dan kulitnya menggelap terbakar matahari.

Lewat unggahan akun Instagram miliknya, pria bernama asli Pradikta Wicaksono ini menceritakan hobinya itu.

"..Gw kurus karena freedive. Knapa bisa kurus? Gw kasih 1 ya alesannya, karena freedive itu olahraga anaerobik yg kalorinya lebih banyak kebakar dibanding olahraga biasa."

"Dan gw freedive seminggu bisa 3-4x. Jadi ya udah pasti gw kurus..." tulis dia lewat caption.

Dikta juga seakan menyindir warganet yang curiga dengan perubahan fisiknya disebabkan kebiasaan mengonsumsi narkoba.

Ia menegaskan, saat ini sedang sangat bahagia menjalani hidup termasuk dengan perubahan penampilan yang drastis ini.

Namun, sebenarnya penggemarnya sudah cukup banyak, khususnya di kalangan anak muda.

Jadi, apa yang dimaksud dengan olahraga freediving?

Freediving, olahraga selam bebas

Organisasi pelatihan penyelam dan selam rekreasi terbesar di dunia, Professional Association of Diving Instructors (PADI) mendeskripsikan freediving sebagai olahraga rekreasi dan kompetitif di bawah air.

Freediving dilakukan dengan cara menyelam ke perairan dalam dengan satu tarikan napas dan tanpa alat bantu pernapasan.

Oleh sebab itu, praktisi freediving membutuhkan kekuatan fisik yang memadai untuk menahan napas di dalam air sampai kembali ke permukaan.

Sekilas, freediving menggunakan perlengkapan yang serupa dengan snorkeling yang banyak dipraktikkan di tempat wisata.

Namun, sebenarnya aktivitas yang dilakukan sangat berbeda dengan tingkat kesulitan yang berlainan pula.

Ketika snorkeling, kita melihat pemandangan dasar laut sambil tetap berada di permukaan air dan bernapas menggunakan alat bantu.

Sementara jika melakukan freediving, kita menyelam jauh ke bawah permukaan laut sambil menahan napas tanpa alat.

Alat snorkel hanya dipakai sesaat ketika berada di permukaan dan dilepas ketika mulai menyelam.

Pentingnya kemampuan menahan napas

Freediving menekankan pada kemampuan seseorang menahan napas ketika berenang di perairan dalam.

Oleh sebab itu, kita harus belajar teknik menahan napas sebagai salah satu persiapan utamanya.

Metode pernapasan yang benar untuk freediving sangat penting untuk keselamatan maupun kelancaran olahraga ini.

Kuncinya adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi paru-paru serta mengolah oksigen yang ada di dalam tubuh.

Pada dasarnya, tubuh memiliki kadar oksigen yang disimpan dalam hemoglobin dalam darah dan organ paru-paru.

Manusia juga dianugerahi sistem pernapasan lengkap yang berjalan dengan otomatis, terutama ketika tidur.

Tubuh kemudian menyesuaikan ritmenya agar sesuai dengan aktivitas yang kita jalani. Hal inilah yang harus dipelajari dan disesuaikan ketika kita melakukan freediving.

Saat kita bernapas sebelum melakukan freediving, sangat penting untuk memperlambat laju pernapasan.

Penting pula untuk mengurangi jumlah udara yang masuk dan keluar dari tubuh setiap kali bernapas, sehingga mengurangi risiko hiperventilasi.

Rasanya, agak sukar membayangkan kita mampu menahan napas dalam jangka waktu lama di bawah air.

Namun dengan pelatihan dan metode yang tepat, hal ini bukan mustahil untuk dilakukan.

Nyatanya, rata-rata pelaku olahraga freediving mampu menahan napas selama setidaknya 10 menit untuk bisa menikmati keindahan bawah laut sepenuhnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/27/153139020/mengenal-freediving-olahraga-yang-bikin-dikta-yovie-nuno-kurus

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com