Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tas Branded "Preloved", Bisnis yang Tak Mati Didera Pandemi...

KOMPAS.com - Peminat tas branded alias yang diproduksi brand mewah kini meluas dari berbagai kalangan.

Fashion item itu sebelumnya hanya sering dipakai oleh para pejabat, sosialita atau para artis. Namun kini pekerja kantoran sampai mahasiswa, semua berharap bisa memilikinya.

Sayangnya, harga tas branded cenderung mahal dan fantastis sehingga tidak mudah dijangkau semua orang.

Memang ada pilihan membeli secara online lewat seller di Instagram maupun e-commerce yang biasanya bisa lebih murah.

Hanya saja, metode pembelian ini jauh lebih berisiko karena tas tersebut tidak dijamin keasliannya.

Kita memang dianjurkan untuk membeli tas mewah langsung di gerai resminya untuk memastikan keaslian sekaligus kualitasnya.

Namun, jika belum mampu melakukannya, ada alternatif yang jauh lebih aman untuk para pecinta mode.

Caranya dengan membeli tas branded bekas atau dikenal juga dengan istilah preloved.

Verawaty, pemilik toko Vera Closet yang khusus menjual produk mewah dari berbagai brand fashion ternama, mengatakan peminat tas branded second kini semakin bertambah.

Sejak berjualan pertama kali pada 2010 lalu, konsumennya terus bertambah dari berbagai latar belakang.

Ia juga mengaku tidak terkena dampak pandemi, seperti yang dialami banyak pedagang yang mengalami penurunan omzet penjualan.

Terbukti, transaksi penjualannya tidak berkurang selama pandemi dan malah melonjak drastis.

Setiap harinya transaksinya bisa mencapai belasan juta rupiah untuk produk tas saja.

Jumlahnya bahkan bisa melonjak drastis apabila melakukan diskon secara langsung lewat siaran langsung di media sosial Instagram.

"Setiap hari selalu saja ada pembeli, apalagi kalau kita live sale di Instagram bisa 40 item terjual dalam satu sesi selama dua jam," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (6/10/2021).

Pembelinya menyebar dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan hingga ke luar negeri.

Wanita yang akrab dipanggila Cik Vera ini mengatakan, semakin banyak orang menyadari keuntungan membeli tas branded bekas.

Vera mengatakan tas yang dijualnya memang sudah bekas pakai namun kondisinya masih terjaga.

Orang-orang juga tak lagi merasa malu membeli dan memakai tas preloved karena menyadari sejumlah kelebihannya.

Wanita yang membuka toko di Kelapa Gading, Jakarta Utara ini menguraikan lebih lanjut soal keunggulannya.

"Harga jauh lebih bersahabat, kondisi oke, bosen pake bisa jual," kata dia.

Menurut dia, harga yang ditawarkan bisa separuh dari harga baru untuk produk tertentu. Namun, kondisi barang masih dalam keadaan yang masih sangat baik, nyaris seperti baru.

Dalam beberapa kasus, pembeli juga bisa mendapatkan kotak asli dan resi penjualan tas tersebut.

Kedua hal tersebut umumnya hanya bisa didapatkan jika kita membeli langsung dari gerai resmi.

Pemilik tas mewah juga umumnya sangat berhati-hati ketika menggunakan barangnya. Oleh sebab itu, tas tersebut masih terjaga kondisinya ketika dijual kembali.

Vera menjelaskan, ia juga selalu mengirimkan foto detail produk kepada konsumen agar tidak kecewa.

Tujuannya agar pembeli bisa mendapatkan gambaran utuh soal tas tersebut termasuk kemungkinan adanya rusak, cacat atau kotor.

Membeli tas branded preloved juga sesuai untuk penggemar mode yang mudah bosan dan ingin selalu ingin mengikuti tren terbaru,

Maksudnya, seseorang bisa segera mengganti tas mewahnya dengan model yang lebih baru tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/08/063000820/tas-branded-preloved-bisnis-yang-tak-mati-didera-pandemi-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com