Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Pria Buncit Berpenyakit Jantung, Jadikan Badan Keren Berotot

Namun, bukan berarti hal itu tak bisa dilakukan sama sekali.

Buktinya, seorang pria asal Jerman, Andre Patris berhasil membuat tubuhnya yang besar dengan perut buncit menjadi terlihat lebih indah dan berotot.

Bahkan dia menjadi coach di National Bodybuilding, meski sebelumnya sempat menjalani operasi jantung.

Andre membagikan cerita inspiratif ini melalui akun Instagram miliknya tersebut rupanya tak mendapatkan tubuhnya itu dengan mudah.

Dia harus berjuang mengalahkan rasa khawatir yang ada dalam dirinya.

Caption tersebut ditulis dalam bahasa Jerman, yang jika diterjemahkan berbunyi seperti berikut:

“Orang-orang melihat bentuk tubuhku ini dan berpikir bahwa sangat mudah untukku mendapatkannya."

"Tidak. Aku memiliki masalah dan rintangan sendiri, sama seperti orang lain,” tulis dia.

“Tak terhitung seberapa sering aku takut melakukan heavy squat karena khawatir tentang aorta (arteri utama yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh) buatan di tubuhku."

"Juga, seberapa sering aku memiliki masalah punggung dan lutut, berapa lama tendon bisep meradang."

"Seberapa sering aku tidak bisa mengonsumsi cukup protein dan seberapa sering aku makan dan tidur terlalu sedikit.”

“Bedanya, bukan berarti aku tak memiliki masalah. Tapi, aku mencoba untuk hidup dengan masalah-masalah itu."

"Di beberapa titik, aku menerimanya dan mencoba untuk menjalaninya. Ya, bisep-ku sakit saat mencoba curling. Jadi, aku mencari cara untuk melatih bisep tanpa membuatnya sakit.

“Aku belum bisa melakukannya hingga dua tahun lamanya. Apakah itu berarti aku harus menjatuhkan diri ke lantai dan mulai menangis dan menendang-nendang?"

"Tidak, aku akan melanjutkannya. Jika kamu ingin menjadi lebih baik dari yang lain, kamu harus bisa melakukan lebih dari yang lain."

"Jika aku mengatakan 'terlambat hari ini, lebih baik tidur saja' setiap jam 11 malam, mungkin aku hanya akan melakukannya seminggu sekali saja."

"Aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan,” papar dia.

“Pepatah itu selalu membantuku. Lakukan apa yang perlu dilakukan! Ingatlah seberapa besar keinginanmu!” tulis dia dalam akun Instagram, @andrepatris.

Kini, unggahan Andre telah menerima banyak komentar, yang hampir semuanya mendukung transformasinya yang luar biasa.

Menariknya, seorang ahli bedah bahkan mengomentari postingan tersebut dan mengatakan: “Saya telah melakukan banyak sternotomi. Sangat bagus bisa pulih dengan baik."

Meski begitu, beberapa komentar lainnya terdengar skeptis dan sinis. Mereka justru melontarkan pertanyaan seperti, apakah Andre mencoba menggunakan steroid untuk membantunya membentuk otot.

Memang tak aneh muncul pertanyaan demikian. Sebab, sebelumnya ada seorang binaragawan Jerman bernama Jo Lindner yang mengaku menggunakan steroid di masa mudanya.

Kini, Lindner sudah menjadi sosok yang sangat menentang penyalahgunaan steroid.

Namun terlepas dari itu, usaha Andre untuk bertransformasi dari tubuh gemuknya, menjalani operasi, hingga berhasil jadi berotot merupakan sebuah pencapaian.

Ingat, tidak ada yang tidak mungkin jika berusaha sekuat tenaga untuk mencapai suatu tujuan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/26/065341720/kisah-pria-buncit-berpenyakit-jantung-jadikan-badan-keren-berotot

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com