Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hal Penting Soal Melahirkan Normal vs Caesar yang Perlu Diketahui

KOMPAS.com - Memasuki trimester tiga kehamilan tentu calon ibu akan mempersiapkan diri untuk persalinan, terutama metode persalinan yang dipilih.

Apakah ibu akan memilih persalinan normal atau pun operasi caesar, tentu keselamatan ibu dan bayi adalah pertimbangan utamanya.

Meski keduanya memiliki manfaat dan risikonya masing-masing, namun beberapa tahun terakhir semakin banyak wanita yang memilih untuk melahirkan dengan operasi caesar.

Persalinan persalinan operasi caesar kadang-kadang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa, terlebih pada ibu hamil yang memiliki kondisi medis tertentu.

"Operasi caesar memang dapat mencegah cedera dan bahkan kematian pada wanita dengan kehamilan berisiko tinggi, serta bayi mereka yang berisiko terhadap komplikasi seperti pembekuan darah dan infeksi," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn), Rebecca Starck, MD.

Walau demikian, setiap tindakan operasi tentu memiliki risiko sehingga ibu harus mempersiapkannya.

Risiko operasi caesar untuk ibu dan bayi

Melewati persalinan secara normal memang bisa menjadi proses panjang yang bisa melelahkan secara fisik bagi ibu.

Namun, menurut Starck, operasi caesar juga memiliki risiko bagi ibu, termasuk risiko anestesi, kehilangan darah, infeksi, masa pemulihan yang lebih lama, dan potensi risiko depresi pascapersalinan yang lebih tinggi.

Selain itu, ada pula potensi risiko untuk bayi yang lahir melalui operasi caesar.

"Bayi yang lahir dengan proses persalinan normal biasanya akan mempersiapkan paru-parunya diisi dengan cairan di dalam rahim, untuk menghirup oksigen setelah lahir," kata Starck.

Sementara, bayi yang lahir melalui operasi caesar dapat mengalami masalah pernapasan dengan cairan ekstra di paru-parunya saat lahir karena tidak memiliki kesempatan untuk menjalani proses ini.

"Bayi yang lahir melalui vagina juga menerima dosis bakteri baik saat berjalan melalui jalan lahir, sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan bayi dan melindungi saluran usus," terangnya.

Manfaat lain dari persalinan secara normal yakni meliputi:

• Waktu pemulihan lebih cepat untuk ibu.

• Lebih sedikit risiko komplikasi untuk kelahiran di masa depan.

• Tingkat keberhasilan menyusui yang lebih tinggi.

Mencoba persalinan normal setelah operasi caesar

Sebagian wanita berasumsi karena bayi pertama mereka lahir melalui operasi caesar, maka semua anak mereka harus dilahirkan dengan cara ini.

Namun, ada juga yang khawatir jika bekas luka dari operasi caesar akan terbuka dengan kehamilan berikutnya.

"Faktanya, kemungkinan bekas luka rahim terbuka adalah risiko yang sangat rendah. Biasanya ada kurang dari satu persen kemungkinan hal itu terjadi," kata Starck.

"Tetapi, saya tetap mendorong sebagian besar wanita untuk mempertimbangkan dan mencoba kelahiran normal setelah operasi caesar," lanjut dia.

Melahirkan bayi yang sehat adalah tujuan utama

Pada akhirnya, keputusan seputar proses persalinan secara normal atau operasi caesar harus berfokus pada melahirkan bayi yang sehat.

"Saya ingin mendukung persalinan yang sehat dan bayi yang sehat. Terkadang, ada alasan medis bahwa persalinan tidak berakhir sebagai kelahiran normal untuk menjaga ibu atau bayi tetap aman," ujar Starck.

"Tetapi, memutuskan operasi caesar karena alasan non-medis mungkin bukan demi kepentingan terbaik ibu atau bayinya," tambah dia.

Dokter Starck pun sering mengingatkan pasiennya bahwa meskipun ketidakpastian persalinan bisa tampak menakutkan, itu benar-benar hanya langkah pertama dalam belajar tentang ketidakpastian menjadi orangtua.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/09/181943220/hal-penting-soal-melahirkan-normal-vs-caesar-yang-perlu-diketahui

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke