Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Menjaga Hubungan Tetap Langgeng di Tengah Pandemi, Coba Yuk...

Dua kondisi tersebut adalah ketika sangat “di atas” atau sebaliknya saat kondisi sangat “di bawah.”

Kondisi “sangat di atas” bisa diartikan sebagai kondisi yang sangat bagus. Misalnya saat status finansial sedang memucak.

Sedangkan kondisi “sangat di bawah” dapat diartikan dengan kondisi super sulit. Misalnya, saat kondisi keuangan sedang buruk-buruknya, atau di saat kondisi pandemi seperti saat ini.

Pandemi memang sangat erat kaitannya dengan jarak, entah itu mempersempit atau malah memperluas jarak.

Masalah jarak inilah yang lantas kerap memicu pertengkaran dalam hubungan asmara, baik pada yang masih berpacaran, maupun yang telah menjadi pasangan suami-istri.

Pasangan yang berpacaran biasanya akan sulit bertemu karena adanya social distancing.

Sementara itu, pasangan yang telah menikah, bisa bertengkar karena jarak yang terlalu dekat dan kebosanan karena terpaksa terus bertemu setiap hari. Waktu me time pun menjadi sulit.

Lantas, apa yang perlu dilakukan agar pertengkaran ini tidak memengaruhi kelanggengan hubungan?

Ternyata, jawabannya sederhana saja. Yuk kita simak...

  • Mindset

Menurut Relationship & Finance Content Creator Demas Ryan, hal pertama dan terpenting yang harus diperhatikan di masa pandemi adalah mindset.

“Mindset itu penting banget ya. Terkadang saking fokusnya kita buat bertahan hidup di tengah pandemi, kita lupa kalau ada hal lain yang lebih penting buat diperhatikan, yaitu mempertahankan hubungan agar langgeng.”

Demikian penuturan Demas dalam siaran langsung "Biar Langgeng Melewati Pandemi" yang digelar via live Instagram my.kindoflife, Kamis (18/11/2021) malam.

“Harus ingat sih kalau pandemi itu pasti berakhir, sementara hubungan kita enggak seharusnya berakhir. Jadi perlu menanamkan mindset seperti ini,” tambah dia.

  • Kesehatan mental

Lalu, Demas juga mengungkapkan untuk mencegah pertengkaran dan keretakan hubungan, setiap orang harus memerhatikan kesehatan mentalnya masing-masing.

“Banyak yang bilang kalau relationship itu ibaratnya suatu gelas yang full. Kalau gelas itu berkurang isinya, pasti harus diisi lagi kan."

"Sama halnya dengan hubungan saat pandemi, saat kesehatan mental kita menurun, kita harus mengisinya sendiri dulu, sebelum berurusan dengan orang lain, supaya kita full lagi."

"Paling enak dengan me time sih,” tambah dia.

Namun, Demas mengungkapkan, me time pun bukanlah perkara yang mudah, terutama bagi suami-istri yang tinggal serumah.

  • Komunikasi

Karena itu, dia lalu mengungkapkan tips berikutnya, yaitu komunikasi alias mengobrol.

“Komunikasi. Ngobrol, dan terbuka sama mental health kita sendiri,” ujar dia.

Jadi, cobalah untuk tidak takut untuk mengungkapkan kondisi mental kita pada pasangan dengan jujur.

Misalnya, saat kita sedang lelah, katakan, “sayang, aku lagi capek nih. Boleh nggak kasih waktu 1-2 jam dulu biar aku sendiri dulu?”

Dengan mengatakan kalimat yang terbuka seperti itu, tentu tidak akan ada lagi kecurigaan di antara kita dan pasangan. Pertengkaran pun bisa dihindari.

Namun, tentu saja kita juga harus menghormati dan memahami keinginan pasangan.

“Jika pasangan ingin ngobrol, atau lain-lain, kita juga harus ngerti. Jadi misalnya, setelah kita beres 'mengisi' diri sendiri, temani pasangan dan penuhi yang dia minta,” kata Demas.

Spark the fire

Demas juga mengatakan, kita harus selalu mencari untuk spark the fire dalam hubungan. Entah itu dengan hadiah, quality time berdua dengan berlibur, atau hal lainnya.

“Ini harus disesuaikan dengan kondisi finansial masing-masing di kala pandemi. Kalau misalnya kita enggak bisa mengajak pasangan jalan-jalan ke Bali misalnya, ya main aja ke café dekat rumah."

"Intinya sih waktu pribadi itu baik untuk dilakukan. What matters adalah effort kita,” kata dia.

Namun sebelum melakukannya, Demas mengingatkan penting untuk memastikan pasangan rileks, atau kesehatan mentalnya dalam keadaan baik.

Sebab, menurut dia, seseorang akan lebih menyenangkan saat kesehatan mentalnya sedang baik, meski orang itu orang yang serius -sekalipun.

Terakhir, Demas mengingatkan, jika sudah merasa ada yang salah dengan pasangan, tanyalah pasangan secara langsung.

“Ketika jadwal ngobrol kita dan pasangan sudah putus, kita harus tanya secara langsung,” cetus dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/19/101738220/tips-menjaga-hubungan-tetap-langgeng-di-tengah-pandemi-coba-yuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke