Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Pesan Singkat yang Bisa Dikirim untuk "Si Tukang Ghosting"

Di mana, orang yang sedang berkencan atau melakukan pendekatan (PDKT) dengan kita tiba-tiba menghilang tanpa ada kabar maupun komunikasi lebih lanjut.

Menurut seorang pakar hubungan dan terapis dari HLW Therapy, Hilary Weinstein, ketika seseorang melakukan ghosting, tandanya dia tidak tertarik atau tidak ingin berkencan lagi dengan kita.

Faktanya, apa pun alasan orang melakukan ghosting sangat membuat frustrasi, karena kita jadi bertanya-tanya tentang kesalahan atau hal-hal apa yang membuat orang itu pergi tanpa ada kejelasan.

"Ghosting juga sering kali memulai spiral narasi dari self-talk negatif, rasa tidak aman, dan interaksi berulang untuk mencoba menebak apa yang salah atau tidak cukup," ujar Weinstein.

Inilah sebabnya, kita pasti memiliki dorongan yang kuat untuk mengirim pesan singkat setelah kita merasa telah di-ghosting oleh seseorang.

Nah, bagi kamu yang sedang merasa di-ghosting, mungkin bisa mengirimkan beberapa pesan singkat yang ditujukan pada "si tukang ghosting".

1. "Hei, apakah kamu baik-baik saja?"

Pakar hubungan, Claire AH, mengatakan, pesan singkat dan langsung adalah respons yang tenang, serta berintensitas rendah untuk tidak menarik perhatian pada masalah ghosting.

Semuanya tetap ringan dan terbuka.

Mengajukan pertanyaan seperti ini juga menunjukkan bahwa kita sudah dewasa dan mungkin tidak merasa panik.

"Meskipun ghosting itu tidak pantas mendapatkan kesabaran atau keramahan, jika kita menginginkan tanggapan, kita perlu mendekati situasi dengan cara ini," kata dia.

Namun, apabila kita tidak mendapat tanggapan, anggap ini kencan yang terburuk dan jangan melanjutkannya lagi.

2. "Hei, kupikir kita memulai dengan luar biasa, tapi kamu menghilang. Aku harap semuanya baik-baik saja. Aku ingin tahu apa yang terjadi, baik atau buruk?"

Ini adalah pesan yang kita kirim ketika kita benar-benar merasakan hubungan yang serius dan merasa terkejut dengan ghosting tersebut.

Tetapi, perlu kita mengetahui bahwa ini adalah pesan singkat yang rentan, dan kita mungkin tidak akan menyukai balasannya.

"Jika hubungan itu terasa menyenangkan, kita dapat mengakui dalam sebuah pesan bahwa kita senang mengenalnya dan menghabiskan waktu bersamanya."

"Lalu ungkapkan keterkejutan kita saat dia menghilang," ujar praktisi dan pelatih hubungan, John De Oca.

"Pesan untuk ingin tahu dan jujur adalah yang terbaik. Tapi, tolong jangan menulis 100 kalimat dan jangan gunakan kata-kata belahan jiwa," sambung dia.

3. "Sudah lama tidak mendengar kabar darimu, itu mengecewakan."

Tidak apa-apa untuk mengatakannya seperti itu, bahkan jika kita hanya mengonfirmasinya sendiri.

Bahasa ini juga memberi tahu "si tukang ghosting" bahwa kita memerhatikan perilakunya dan tidak menghargainya.

Para ahli pun sangat menyarankan kita untuk menghapus dan memblokir nomornya setelah mengirimkan pesan ini.

Hal ini berguna untuk menghindari alasan apa pun yang mungkin dia kirimkan sebagai balasan.

4. "Aku berharap kamu lebih jujur. Begini rasanya tidak enak."

Memberi tahu seseorang bahwa dia telah mengecewakan hampir sama sulitnya dengan memberi tahu seseorang bahwa kita tidak ingin melihatnya lagi.

Konfrontasi itu sulit. Jadi, jika kita ingin memberi tahu "si tukang ghosting" bahwa dia menyakiti perasaan kita, tempatkan diri kita di depan dan di tengah.

Kemudian, fokus pada apa yang kita rasakan.

"Biasanya tidak ada gunanya menghukum seseorang karena ini jarang berjalan dengan baik dan sering lepas kendali."

"Jadi, jangan biarkan ini berubah menjadi omelan atau pertengkaran," ungkap Claire AH.

5. "Aku sedih hubungan di antara kita sepertinya gagal. Bisa kamu jelaskan apa yang terjadi?

Ini adalah pesan singkat yang mungkin berisiko besar. Tetapi, Claire AH mengatakan, apabila kita mau, kita dapat mengirim satu pesan yang hanya menanyakan apa yang terjadi saja.

"Kita sebenarnya dapat menunjukkan bahwa kita sedang mencari penutupan, sehingga 'si tukang ghosting' memahami parameter permintaan kita," tuturnya.

"Penutupan dapat memakan waktu cukup lama. Ingat, kita tidak dapat mengontrol bagaimana dia akan membalas pesan kita," tambah dia.

6. "Hei, aku bersenang-senang denganmu, tapi aku juga butuh lebih banyak komunikasi."

Mengakui kebutuhan kita adalah langkah yang bagus.

Pesan singkat ini juga sangat ideal untuk orang yang benar-benar menikmati diri mereka sendiri, namun tidak tertarik melihat seseorang yang tidak dapat membalas tepat waktu.

Sekarang, mungkin saja jenis pesan ini akan mendapat tanggapan.

Jika kita benar-benar bersenang-senang dan orang tersebut memiliki alasan yang sah mengapa komunikasi terganggu, mungkin dengarkan dia terlebih dulu.

Tapi perhatikan juga polanya. Apabila dia hanya mencoba untuk menipu kita, maka sebaiknya kita tidak perlu mengontaknya lagi.

7. "Tidak mungkin kita tak akan bertemu satu sama lain. Tolong beri aku ruang."

Apakah kita sedang berkencan dengan seseorang yang menjadi teman kita atau berada di grup pertemanan kita?

Jika ada kemungkinan kita akan bertemu dengan 'si tukang ghosting' itu lagi, sebaiknya kirimkan pesan seperti ini.

Sebab, menetapkan batasan sangat penting, bahkan dengan kenalan dan teman dari teman.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/10/114101220/7-pesan-singkat-yang-bisa-dikirim-untuk-si-tukang-ghosting

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com