Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saatnya Remaja Terlepas dari Insecure, Cemas, dan Depresi

MASA remaja merupakan masa yang penuh kejutan. Pada masa ini para remaja mengalami banyak perubahan, baik secara fisik, pola pikir, dan gejolak emosi.

Perubahan ini terkadang terasa tidak nyaman dan membingungkan kaum remaja termasuk juga orang-orang di sekitarnya.

Apabila perubahan ini tidak disikapi dengan tepat, maka dampak negatif akan bermunculan, salah satunya akan mengganggu kesehatan mental.

Oleh sebab itu, pemahaman mengenai pemeliharaan kesehatan mental bagi remaja perlu diperhatikan agar terhindar dari kondisi-kondisi yang tidak diinginkan.

Berikut ini ulasan tiga kondisi yang mengganggu serta cara mengatasinya yang umum dialami oleh kaum remaja.

Perasaan insecure (merasa tidak aman)

Pertama, perasaan insecure tampaknya banyak dialami oleh remaja. Kondisi ini merupakan perasaan tidak aman secara psikologis, di mana seseorang menganggap dunia sebagai ancaman.

Seseorang yang mengalami insecure umumnya merasa kurang percaya diri, sulit mengatasi ketidakpastian, dan terancam dengan kehadiran orang lain.

Kondisi ini menyebabkan seseorang yang insecure merasa ditolak sehingga menarik diri dari lingkungan.

Selain itu, tanda-tanda lain ketika seseorang merasa insecure adalah merasa tidak bahagia, sering merasa bersalah, sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dan kesulitan berkomunikasi dengan efektif.

Perasaan insecure umumnya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor genetik sehingga seseorang lebih sensitif terhadap situasi ketidakpastian.

Kedua, faktor lingkungan, yaitu pengalaman kegagalan atau penolakan. Ketiga, perasaan tidak nyaman ketika mendapatkan penilaian dari orang lain sehingga seseorang menghindari situasi sosial.

Keempat, memiliki standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri. Kelima, ketidakmampuan dalam menghadapi situasi yang tidak biasa sehingga merasa takut atau tidak aman.

Keenam, adanya perubahan persepsi atau keyakinan mengenai peran gender di lingkungan sosial.

Meskipun banyak yang menyebabkan individu merasa insecure, namun perlu diingat tidak ada satu penyebab utama yang menyebabkan munculnya perasaan insecure, melainkan penggabungan dari beberapa faktor.

Jika perasaan insecure tidak ditangani, maka akan mengganggu aktivitas, pencapaian seseorang, hingga memunculkan gangguan mental yang lebih serius, seperti gangguan depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, hingga gangguan kepribadian.

Berikut ini adalah dua hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi perasaan insecure. Pertama, cobalah mengenal kekuatan atau kelebihan pada diri sendiri.

Kedua, mengkomunikasikan masalah atau perasaan insecure yang dimiliki dengan cara yang tepat, seperti menceritakan kepada orang yang dipercaya atau melakukan aktivitas seni-rupa untuk mengungkapkan perasaan.

Perlu diingat, ketika merasa insecure kita tidak perlu malu dengan kondisi kita. Carilah bantuan dari orang-orang terdekat hingga bantuan profesional sehingga kita lebih mampu untuk mencari problem solving secara lebih positif.

Perasan cemas dan kecemasan

Kondisi kedua yang juga cukup banyak dialami kaum remaja adalah perasaan cemas/kecemasan.

Dalam kehidupan sehari-hari, perasaan cemas sering di-sama-artikan dengan perasaan takut. Padahal, perasaan cemas dan takut merupakan hal yang berbeda.

Cemas dan takut merupakan respons yang normal untuk membantu seseorang dalam mempersiapkan diri dalam menghindari situasi bahaya, melindungi diri, dan beradaptasi dengan kondisi di sekitarnya.

Perbedaan perasaan cemas dan takut terletak pada bentuk dan sifat dari ancaman itu sendiri. Perasaan cemas merupakan respons terhadap ancaman yang belum terjadi.

Sementara, perasaan takut merupakan respons terhadap ancaman atau bahaya yang jelas atau pasti.

Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat memahami penggunaan istilah takut dan cemas secara lebih tepat.

Meskipun perasaan cemas merupakan respons normal, namun teman-teman juga perlu untuk waspada jika kondisi ini mulai mengganggu fungsi sehari-hari.

Cemas ditunjukkan dengan adanya reaksi fisik (berkeringat, gemetar, sesak nafas, dada berdebar, kesulitan tidur atau mempertahankan tidur, tegang otot, dan mudah terkejut).

Kemudian reaksi emosional (khawatir, perasaan tertekan, takut, mudah marah, dan merasa sesuatu yang buruk akan segera datang), pikiran (kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, memikirkan hal yang sama secara berulang, dan munculnya pikiran negatif).

Selain itu perilaku (menghindari atau melarikan diri, waspada terhadap bahaya, hingga menarik diri dari lingkungan).

Kondisi-kondisi ini bisa disebabkan oleh adanya riwayat kecemasan keluarga, ketidakseimbangan unsur kimia di otak, pengalaman hidup, penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan terlarang.

Untuk menghindari perasaan cemas berlebih, baiknya meluangkan waktu untuk beristirahat dan relaksas.

Kemudian merencanakan untuk melakukan hal-hal yang dapat dinikmati setiap harinya (mendengarkan musik, olahraga, menonton TV), dan yang terpenting adalah kita perlu untuk menyayangi diri kita sendiri.

Bagi teman-teman yang saat ini merasa memiliki perasaan cemas mengganggu, jangan malu untuk mencari bantuan.

Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengenali gejala-gejala kecemasan lebih dini dengan cara memonitor kondisi emosi yang dimiliki melalui jurnal harian atau buku diary.

Selain itu, kita juga tidak perlu malu untuk mencari dukungan baik dari keluarga, teman, sehingga mencari bantuan secara profesional.

Kondisi depresi

Kondisi ketiga yang dianggap mengganggu oleh kaum remaja adalah kondisi depresi. Depresi merupakan kondisi di mana seseorang mengalami penurunan mood atau lebih sering disebut ‘down’.

Namun, berhati-hatilah dalam menggunakan istilah depresi karena gejala depresi juga disertai dengan adanya perubahan pola makan, pola tidur, berkurangnya minat dan aktivitas sosial.

Selain itu, kondisi depresi juga ditandai dengan perasaan putus asa, kesepian, dan juga rasa tidak berharga.

Kondisi ini dapat berujung pada gangguan emosi yang dapat mengganggu kesehatan mental apabila tidak segera ditangani. Bahkan dapat menyebabkan seseorang berpikir untuk melakukan bunuh diri.

Kondisi depresi disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor genetik atau kepribadian hingga adanya pengalaman hidup yang tidak menyenangkan atau traumatis.

Tentunya kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan hasil bertemunya beberapa faktor.

Tips agar terhindar atau terlepas dari kondisi depresi dapat dilakukan dengan mengenali dan mengatasi perasaan teman-teman dengan empat langkah berikut ini.

Pertama, sadarilah bahwa teman-teman sedang merasakan perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Saat membaca artikel ini, apakah teman-teman merasa nyaman atau tidak nyaman? Apakah teman-teman merasakan sesuatu pada diri sendiri?

Kedua, kenali dan pahami perasaan. Cobalah mengenali perasaan teman-teman dengan menyebutkan nama perasaan, seperti senang, sedih, marah, kesal, bingung, nyaman, dan masih banyak lagi nama-nama perasaan.

Hindari menggunakan istilah ‘biasa saja’. Teman-teman dapat mulai dengan mengkategorikan pada perasaan nyaman atau tidak nyaman.

Setelah mengenali perasaan, cobalah mencari tahu penyebab atau kejadian yang memunculkan perasaan.

Berusahalah menerima dan mengakui bahwa kejadian itu memang terjadi dan menyebabkan perasaan yang dialami.

Ketiga, pikirkan cara atau tindakan untuk mengatasi perasaan yang tidak nyaman. Saat merasa tidak nyaman, cobalah mengingat kembali hal positif yang juga terjadi dari peristiwa atau kejadian yang menyebabkan rasa tidak nyaman.

Keempat, berusahalah untuk mengungkapkan perasaanmu dengan cara yang sehat. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah dengan menceritakan kepada orang yang dipercaya, berolahraga, melakukan hobi, atau melakukan aktivitas seni rupa seperti melukis.

Perasaan insecure, cemas, dan depresi tidak sepatutnya menjadi alasan untuk membatasi potensi diri teman-teman.

Apabila teman-teman mengalami kondisi depresi dan merasa kesulitan untuk mengatasinya sendiri, cobalah memberanikan diri untuk mencari pertolongan dari psikolog profesional atau tenaga medis yang tersedia di lingkungan sekitar.

Dosen:
Dr. Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, DCH., Psikolog
Dr. Naomi Soetikno, M.Pd., Psikolog

Mahasiswa:
Andiyani Yanuari
Lia Hervika
Syahni Soraya Putri

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/04/073119920/saatnya-remaja-terlepas-dari-insecure-cemas-dan-depresi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke