Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Mengelola Diri untuk Menggapai Resolusi

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Berubah untuk menjadi lebih baik merupakan keinginan setiap individu atau kelompok demi masa depan. Salah satu pola perubahan yang masih menjadi polemik karena tingkat keberhasilannya adalah resolusi.

Menurut kamus Cambridge, resolusi adalah janji kepada diri sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Resolusi dianggap sebagai keinginan seseorang untuk menunjukkan perilaku yang baik dengan tujuan memperbaiki kehidupan mereka.

Resolusi biasanya dikaitkan dengan suatu tujuan yang ingin dicapai. Artinya, seseorang dituntut untuk berusaha keras tercapainya hal tersebut.

Dalam siniar Smart Inspiration, edisi Happiness bertajuk “Mengapa Sebuah Resolusi Sering Mengalami Kegagalan?” di Spotify. Dikatakan bahwa resolusi merupakan niat baik yang datang dari diri kita di masa depan mengenai apa yang bisa kita lakukan.

Bagaimana Pengaruhnya terhadap Resolusi?

“Setiap orang di dunia ketika tahun baru selalu bikin resolusi, apakah itu ditulis atau tidak, minimal dia mengucapkan itu. Tetapi kemudian dia lupa sampai akhir tahun, dia baru inget lagi saat membuat resolusi tahun berikutnya,” ujar Arfan.

Lelaki itu juga menyampaikan bahwa ada penelitian yang menyatakan dari 100 orang pembuat resolusi hanya 16 orang yang benar-benar melakukan atau mewujudkannya. Sementara itu, sisanya hanya bertahan di minggu pertama hingga minggu keenam.

Melihat tingkat kegagalan yang tinggi saat ingin mencapainya, kira-kira apa yang sebenarnya terjadi?

Hal ini dapat dijelaskan dengan konsep terbaginya dua diri manusia. Pertama adalah future self yang berarti diri kita di masa depan. Future self merupakan perwujudan impian tiap manusia di masa depan.

Selain itu, terdapat pula present self yang berarti bagian diri kita saat ini. Konsep diri ini berkaitan erat dengan jati diri dan pilihan hidup yang kita ambil. Selain itu, bagian ini pula yang dapat merealisasikan segala mimpi untuk future self.

Sayangnya, kedua bagian diri ini sering kali memiliki motivasi yang berbeda. Selalu terjadi pertarungan antarkeduanya, namun present self lebih sering menang karena memiliki ego dan pengendalian yang bisa dilakukan saat itu juga.

“Karena dia punya kekuatan, dia punya tangan dan power. Sementara future self itu ada dalam angan-angan kita, ada dalam mimpi kita. Sehingga akhirnya present self itu mengambil alih future self karena dia tidak punya kekuatan. Sehingga sering kali yang kita lakukan itu kontradiktif,” pungkas Arfan.

Goldstein, seorang psikolog yang meneliti hal ini bersama rekan-rekannya, mengatakan bahwa present self mungkin juga mengalami kesulitan membayangkan masa depan. Terlebih, banyak orang yang memiliki dilema.

Selain itu, timbul pula rasa kalut dan khawatir yang mungkin mengendalikan perilaku present self. Kasus lebih parah dapat mengarah ke gangguan mental. Untuk itu, diperlukan tindakan dari present self sehingga kita memiliki pengendalian diri yang kuat.

Resolusi awal tahun memang dibuat oleh future self, tetapi ketika menjalankannya, kita harus ingat bahwa future self lah yang menjalankannya. Oleh karena itu, pada akhirnya, biarkan future self yang menuntun kita dalam berpikir sebelum bertindak.

Pentingkah Resolusi Dibuat Saat Pergantian Tahun?

Terkadang, sebagian dari kita berpikir untuk tak membuat resolusi karena tahu itu hanya akan berakhir sia-sia. Beberapa lainnya menganggap bahwa memiliki mimpi adalah sebuah beban.

Para peneliti secara konsisten menemukan bahwa orang yang memiliki tujuan di masa depan dapat mempersiapkan segalanya lebih awal dan tertata, seperti menabung dan menjaga kesehatan.

Menurut Joseph Reiff (UCLA), ketika seseorang membuat resolusi mereka akan menjadi lebih bahagia di tahun-tahun berikutnya. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan diri menjadi lebih baik dan positif.

Ini sejalan dengan pernyataan Arfan bahwa tidak ada yang percuma dari niat baik, seperti membuat resolusi. Membuat resolusi dapat membuktikan bahwa diri kita merupakan orang yang ingin tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik lagi.

Dijalankan atau tidak, setidaknya kita sudah berusaha memiliki impian itu. Toh, resolusi memang tak bisa diwujudkan dengan mulus-mulus saja. Dari sanalah present self akan mengikuti.

Arfan juga membagikan tips membuat resolusi. Pertama, buatlah resolusi di kertas dan tempel di tempat yang selalu bisa kita lihat. Kedua, bisa juga dengan bicarakan resolusi kita kepada orang lain agar mereka bisa mengingatkan kita untuk mencapainya.

Simak perbincangan resolusi secara lengkap bersama Arfan Fadriansyah dalam siniar Smart Inspiration edisi Smart Happiness, bertajuk “Mengapa sebuah revolusi sering mengalami kegagalan?” di Spotify. Ikuti juga siniarnya agar tak tertinggal tiap episode terbarunya!

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/11/170000020/pentingnya-mengelola-diri-untuk-menggapai-resolusi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com