Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Daddy Issue, Penyebab dan Dampaknya pada Perilaku Seseorang

Kata ini populer dipakai untuk orang yang memiliki perilaku yang bermasalah terkait figur ayah di hidupnya.

Daddy issue bukan hanya dialami orang yang memiliki hubungan yang jauh atau tidak sehat dengan ayahnya.

Orang yang terlalu dekat dan akrab dengan ayahnya juga bisa mengalami kondisi psikologis serupa.

Daddy issue berangkat dari konsep father's complex yang pertama kali dicetuskan ilmuwan psikologi, Sigmund Freud.

Konsep ini menggambarkan impuls bawah sadar yang terjadi karena hubungan negatif dengan ayah seseorang, kebalikan dari Oedipus complex.

Penyebab seseorang mengalami daddy issue

Seseorang, umumnya perempuan, bisa memiliki daddy issue karena banyak hal.

Biasanya dipengaruhi dengan masa kecilnya atau hubungan keluarga yang dialaminya ketika beranjak dewasa.

Dikutip dari Very Well Mind, berikut adalah sejumlah hal yang dapat memicu daddy issue dalam diri seseorang.

Misalnya ketika seseorang mengklaim dirinya sebagai kebanggaan ayahnya, karena prestasi, penampilan fisik atau amat dimanjakan.

Perlakuan istimewa itu secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi mental, emosional dan seksualnya hingga dewasa.

Pelecehan seksual

Pelecehan seksual yang dilakukan sosok pria dalam kehidupan kita ketika kanak-kanak bisa menjadi faktor pemicu daddy issue.

Selain ayah, juga termasuk paman, kakek atau figur otoritas lingkungan yang berjenis kelamin laki-laki.

Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur menciptakan perasaan rumit pada anak-anak.

Mereka ingin mencintai ayah atau pamannya karena mengajaknya bermain, memberi uang dan perlakuan lainnya tetapi menderita karena pelecehan itu.

Anak-anak yang dilecehkan sering menyalahkan diri mereka sendiri atas apa yang terjadi.

Trauma masa kecil, penelantaran, dan pelecehan seksual dapat menyebabkan rasa malu.

Ketiadaan sosok ayah

Ada orang yang tidak memiliki sosok ayah dalam hidupnya meskipun orangtuanya masih hidup.

Misalnya ayah yang sibuk bekerja, tidak hadir dalam kehidupan anaknya, meninggalkan keluarga atau terjerat banyak masalah lainnya.

Ayah yang jauh secara fisik tentunya juga jauh secara emosionalserta meninggalkan luka besar di perasaan anak.

Untuk mengisi kekosongan itu, kita berusaha mencari perhatian dan validasi dari sosok pria lebih tua lainnya, yang merupakan bentuk dari daddy issue.

Dampak daddy issue pada perilaku seseorang

Orang dewasa yang hubungan yang bermasalah dengan orang tuanya saat tumbuh dewasa, seperti daddy issue, seringkali kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.

Trauma masa kecil ini telah menanamkan ketidakpercayaan dan ketidakpastian di dalam diri kita, termasuk perasaan tidak aman serta takut.

"Normal untuk memiliki masalah keterikatan berdasarkan hubungan Anda dengan ayah, ibu, atau pengasuh utama Anda," kata Bianca L. Rodriguez, Ed.M., terapis pernikahan dan keluarga berlisensi.

Selain itu, ada sejumlah masalah psikologis lainnya yang dikaitkan dengan daddy issue antara lain:

Hanya menyukai pria yang lebih tua

Orang yang memiliki daddy issue cenderung hanya menyukai pria yang jauh lebih tua sebagai pasangan.

Mereka mencari sosok ayah yang dirindukan dengan memilih orang kaya atau mencolok, percaya diri atau tampaknya memegang kendali.

Termasuk dengan menggunakan aplikasi kencan untuk mendapatkan pria lebih tua yang stabil secara finansial, yang diyakini dapat merawatnya.

Mereka akan terus-terusan cemas, takut ditinggalkan serta tidak pernah merasa cukup dengan hubungannya dengan pasangannya.

Selalu membutuhkan kepastian

Berakar pada rasa takut ditinggalkan, orang dengan daddy issue memiliki kebutuhan yang tak terpuaskan untuk menerima cinta.

Bentuknya seperti membutuhkan kasih sayang perhatian atau persetujuan terus-menerus.

Mereka benar-benar menginginkan koneksi dan keterikatan yang bermakna namun mendapatkannya dengan cara yang salah.

Takut sendirian

Kecenderungan berganti pasangan, takut sendirian dan tidak nyaman menghadapi dirinya sendiri adalah dampak dari daddy issue.

Karena masa lalunya, mereka terbiasa dengan hubungan yang disfungsional dan terus menduplikasinya dari waktu ke waktu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/16/090459320/daddy-issue-penyebab-dan-dampaknya-pada-perilaku-seseorang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com