Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hasrat Seksual Menurun Selama Pandemi, Begini Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Para peneliti telah mengamati perubahan perilaku manusia selama pandemi Covid-19, termasuk pada hasrat seksual yang cenderung menurun.

Pandemi tidak hanya memengaruhi kondisi fisik, tapi juga kesehatan mental. Hal tersebut ada kaitannya dengan kecemasan hingga stres yang berdampak pada penurunan gairah seks pada pria dan juga wanita.

Tetapi, bagaimana stres yang diakibatkan pandemi benar-benar mengacaukan gairah seksual? Melansir Abc.net, berikut pemaparan selengkapnya.

1. Pandemi mengaktifkan "naluri bertahan hidup"

Stres yang melanda akibat pandemi dapat memicu otak untuk mengaktifkan "naluri bertahan hidup" seseorang.

Hal tersebut dapat memicu ketegangan dan kegelisahan, sehingga dampaknya orang tidak lagi memikirkan untuk mendapatkan orgasme dari hubungan intim.

Dr McKay menyamakan ini dengan sebutan "naluri bertahan hidup".

"Ketika kita merasakan stres, kita menjadi lebih waspada dengan tanda bahaya dalam konteks apa pun," katanya.

Orang-orang selama pandemi justru cenderung memilih kegiatan yang membuat dirinya merasa lebih baik.

"Kita harus melewati pandemi, harus makan sehat, bagaimana mencari uang. Hal-hal itu menjadi prioritas kebanyakan orang," imbuh dia.

Kondisi tersebut dapat meningkatkan produksi kortisol, hormon penyebab stres ketika kita tidak mengelola stres dengan baik.

Pada kaum Hawa, kondisi ini membuat mereka merasakan perubahan hormon yang mengacaukan siklus menstruasi. Dampaknya seringkali mengalami perubahan suasana hati. 

Sementara pada laki-laki dampaknya produksi testosteron menjadi lebih sedikit, sehingga libidonya rendah.

2. Gairah seks berubah setiap saat

Selama pandemi, beberapa orang secara alami memiliki dorongan seks yang kuat, namun beberapa orang tidak merasakan hasrat seksual sama sekali.

Perlu diketahui, libido seseorang dapat berubah setiap saat. Hal itu jelas dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, gaya hidup, kepuasan dengan pasangan hingga citra tubuh.

Selama pandemi, banyak orang mengeluhkan citra tubuhnya yang membuat mereka tidak percaya diri. Ini juga berpengaruh pada gairah seksual.

Emily Harris, seorang psikolog yang berfokus pada hasrat seksual mengatakan masalah pada citra tubuh merupakan hal yang paling sering dialami wanita, daripada pria.

Namun terlepas dari jenis kelamin, ekspektasi yang kita berikan pada diri sendiri dapat memperburuk situasi.

Ibaratnya jika kita tidak pede dengan diri sendiri, hal itu dapat menurunkan hasrat seksual. Kemudian penurunan libido ini memengaruhi keharmonisan rumah tangga. Muncul masalah baru, sehingga stres semakin bertambah parah.

Dalam hal ini perlu ada yang diperbaiki, jangan sampai siklus tersebut berulang dalam jangka panjang.

"Tidak apa-apa untuk merasakan hasrat seksual yang rendah. Namun, kondisi ini merupakan pertanda kalau kita membutuhkan perhatian lebih," kata dia.

Mengatasi hasrat seksual yang menurun

Jika penurunan hasrat seksual terbilang cukup drastis dan memunculkan masalah-masalah baru, Dr McKay menyarankan segera konsultasi dengan dokter terkait.

Nantinya, dokter akan memeriksa penyebab gairah seksual yang semakin menurun itu.

Entah disebabkan oleh kesehatan fisik, atau mental atau ada hal-hal lainnya. Penyebab hilangnya hasrat seksual perlu ditangani dengan tepat.

"Banyak pasien saya yang tidak mengakui bahwa mereka merasa stres atau cemas. Tapi itu normal, menemui psikolog bisa sangat membantu," papar Dr McKay.

Dari segi psikologis, Dr Harris mengatakan bertanya pada teman tentang kehidupan seksnya mungkin dapat membantu meredakan perasaan cemas.

"Mungkin kita bukanlah satu-satunya orang yang mengalami hal ini," papar Dr Harris.

Kemudian beri tahu pasangan tentang bagaimana perasaan masing-masing dan hindari anggapan bahwa ini adalah masalah sepele.

"Komunikasi dengan terbuka tentang setiap kebutuhan adalah hal yang paling penting dalam rumah tangga," tutup Dr Harris.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/21/144601420/hasrat-seksual-menurun-selama-pandemi-begini-cara-mengatasinya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com