Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ratu Azizah dari Malaysia, Jalani Bayi Tabung 16 Kali demi Buah Hati

Istri Raja Malaysia, Sultan Abdullah, ini kini berbahagia mendampingi suaminya menjalani tugas kerajaan.

Namun siapa sangka, puluhan tahun silam ia harus menjalani masa yang amat sulit untuk mewujudkan mimpinya punya anak.

Wanita yang juga dipanggil dengan nama Ratu Tunku Azizah Aminah Maimunah ini pernah menjalani proses Fertilisasi in vitro (IVF) alias bayi tabung sebanyak 16 kali.

Belasan kali metode pembuahan berbantu yang dilakoninya gagal sampai akhirnya mengandung anak pertamanya di tahun 1995.

"Saya menjalani 16 putaran IVF, dan yang ke-17, saya berhasil," katanya, dikutip dari People.

Butuh waktu hampir sepuluh tahun sejak menikah tahun 1986 sampai akhirnya pasangan bangsawan ini dikaruniai buah hati.

Tentunya, proses yang berulang kali gagal itu bukan pengalaman manis untuk dikenang.

"Kami orang Asia dan kami tidak berbagi masalah kami," ujar wanita berkerudung ini.

Namun, ia memutuskan mengubah kebiasaan tersebut dengan memberikan lebih banyak dukungan bagi perempuan lainnya.

Khususnya bagi kaum hawa yang juga memiliki ujian untuk bisa memiliki anak, seperti dirinya.

"Saya memutuskan sudah waktunya kita mulai membicarakannya, dan melakukan sesuatu tentangnya."

Wanita yang kini berusia 60 tahun itu lalu Yayasan Kesuburan Tunku Azizah pada tahun 2004 untuk membantu mendanai perawatan fertilitas.

"Yayasan saya mensponsori perawatan untuk pasangan miskin dan berpenghasilan menengah," katanya.

"Saya tahu berapa biayanya, dan perjuangan emosional yang dialami orang-orang. Anda pergi berobat dan pulang ke rumah dan menangis."

Harapannya, lebih banyak wanita bisa memiliki dukungan finansial, kesehatan, maupun emosional untuk proses yang melelahkan ini.

Sebab, ia tahu, kebahagiaan ketika akhirnya sukses mengandung dan melahirkan buah hati menjadi hal yang amat dinantikan banyak wanita.

Namun, siapa sangka, ia kemudian diberkahi banyak anak setelah upaya bayi tabung yang dijalaninya gagal.

"Saya tidak pernah berpikir saya akan memiliki lima [anak] lagi, termasuk anak kembar," katanya.

Dari pernikahannya dengan Tengku Abdullah, ia memiliki empat orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan.

Seluruh buah hatinya mengenyam pendidikan di sekolah bergengsi di Inggris dengan karier masing-masing.

"Yang satu mau jadi akuntan, yang satu mau jadi polisi," katanya.

"Saya hanya ingin mereka semua bekerja, diekspos ke kehidupan nyata, untuk mengetahui bagaimana rasanya bagi orang lain."

Sementara anak sulungnya, yang dulu didapatnya dengan susah payah, Tengku Hassanal Ibrahim Alam Shah kini berusia 26 tahun.

Pria muda itu bersekolah di Sandhurst, Royal Military College yang sama tempat Pangeran Harry menjalani pelatihan militernya.

Menurut ibunya, bangsawan bergelar Tengku Mahkota Pahang ke-4 sangat menyukai konservasi dan bertekad untuk menyelamatkan harimau dan hutan di Malaysia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/28/070000920/ratu-azizah-dari-malaysia-jalani-bayi-tabung-16-kali-demi-buah-hati

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com