Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Wanita Asal New York, Turunkan Berat Badan dengan Jalan Kaki

KOMPAS.com - Mengubah gaya hidup dan menurunkan berat badan mungkin mudah diucapkan, tapi sukar untuk dilakukan. Terkadang, dibutuhkan suatu dorongan atau pemicu kuat untuk melakukannya.

Itulah yang terjadi pada seorang wanita asal New York bernama Sherrie Dampeer.

Dampeer melihat sendiri bagaimana masalah berat badan mempengaruhi kesehatan ibunya. Karena itu, wanita berusia 56 tahun ini takut hal yang sama akan terjadi padanya.

“Kesehatan ibu saya adalah salah satu hal yang saya takuti. Sebab saat saya melihatnya, saya seperti melihat diri sendiri,” ujar Dampeer, sebagaimana dikutip dari Today.

Dampeer melanjutkan, saat ibunya meninggal dunia, ibunya mengonsumsi banyak obat-obatan yang hampir semuanya terhubung dengan berat badannya.

Tak hanya itu, ibu Dampeer juga menderita diabetes dan hipertensi, gagal jantung kongestif serta memiliki masalah mobilitas karena kelebihan berat badan. Ibunya pun berakhir di panti jompo karena tidak bisa merawat dirinya sendiri.

Ketika ibunya meninggal, Dampeer pun merasa terdorong untuk mengubah gaya hidupnya dan mulai bertekad untuk fokus pada kesehatannya sendiri.

Kendati demikian, hal itu tidak mudah. Pasalnya, Dampeer cukup sibuk.

Dia bekerja untuk Departemen Pelayanan Sosial Administrasi Sumber Daya Manusia Kota New York dan menjadi seorang pendeta di gerejanya. Bahkan, dia juga merupakan seorang sukarelawan

Namun, semua itu mulai terwujud pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 mulai menyebar di Amerika Serikat.

Saat itu, Dampeer mulai ketakutan karena dia mendengar bahwa penderita obsesitas seperrti dirinya memiliki risiko tinggi tertular Covid-19 dengan gejala parah.

Namun, Covid-19 membuatnya memiliki lebih banyak waktu luang untuk memulai gaya hidup sehat.

“Pekerjaan saya berakhir pada Maret 2020, dan saya memutuskan untuk mulai merawat diri. Saya tinggal sendiri, tapi saya tidak mau mati sendirian, saya takut. Jadi, saya mulai mengubah apa yang saya makan dan mulai rajin berjalan kaki,” ujarnya.

Dampeer juga mengakui bahwa dia termotivasi oleh pelatih kebugaran Stephanie Mansour dalam mengubah gaya hidupnya.

“Stephanie [Mansour] terdengar sangat memotivasi dan dia berfokus pada apa yang bisa kita lakukan. Jika kita tidak bisa melakukan situp, squat atau pushup, dia akan mengajarkan kita cara memodifikasinya, membuat kita merasa diterima,” ujarnya.

Lalu agar merasa lebih nyaman dan bisa terus berolahraga, Dampeer mencoba membuat olahraga menjadi hal menyenangkan, sehingga tidak terasa membebani.

Dampeer memilih jalan kaki setiap hari sebagai salah satu metode olahraga menyenangkannya. Sepuluh ribu langkah pun menjadi targetnya.

“Berjalan adalah terapi bagi saya. Saya melihat area lingkungan yang berbeda, dan jika saya melihat bangunan bersejarah atau sesuatu yang bagus, saya akan mengambil gambar dan mengunggahnya di penghujung hari,” ujar wanita yang mengaku telah berjalan kaki ke Jembatan Brooklyn, Jembatan Manhattan, Jembatan Queensboro, dan Jembatan Williamsburg ini.

“Saya mencoba membuat olahraga menjadi menyenangkan, jadi saya akan tetap melakukannya, jadi tidak terasa seperti pekerjaan,” lanjutnya.

Selain itu, Dampeer mengaku menggunakan pita resistensi untuk membentuk ototnya.

Perjuangan Dampeer pun membuahkan hasil. Kini, berat badannya dianggap sehat oleh dokternya.

Namun menariknya, Dampeer hanya menimbang berat badannya sebanyak dua kali dalam satu bulan.

“Tujuan saya kesehatan, bukan angka di timbangan. Saya hanya ingin menjadi seorang Sherrie yang lebih sehat,” ujarnya.

Lalu tak hanya berat badannya yang lebih sehat, peradangan dalam darah Dampeer pun menjadi lebih stabil dan tekanan darahnya turun. Bahkan, pengukuran gula darah Dampeer turun dari 5,7 menjadi 5,4, dan mobilitasnya juga membaik.

“Saya merasa lebih baik dan lebih ringan,” katanya.

Saat kembali bekerja di kantor pada 2021 lalu, Dampeer tetap berjalan kaki.

Dia berjalan di rumahnya sebelum bekerja, berjalan menuju stasiun kereta yang jauh dari rumah, atau berjalan di sekitar tempat kerja pada pagi, siang hari, atau di sore hari saat jam kantor berakhir.

Kini, Dampeer juga dinobatkan menjadi ambassador untuk program kesehatan kantornya, yaitu WorkWell NYC.

“Saya membantu mempromosikan sesuatu yang sehat. Sebagai pendeta, saya menganggap tubuh saya adalah kuil, jadi saya ingin menjadi contoh bagi orang lain juga. Ini tentang saya merawat diri sendiri,” ujarnya.

Pola makan Dampeer

Jika ingin seperti Dampeer, mungkin kita bisa meniru pola makannya,

Misalnya, meminum banyak air, tidak mengonsumsi gula dan lebih memilih menambahkan coklat tanpa gula atau kayu manis ke dalam kopinya, serta tidak pernah menambahkan krimer.

Lalu saat memakan oatmeal, dia menggunakan pisang sebagai pemanis. Konsumsi sayuran pun diperbanyak.

Jika menyukai selai kacang, kita bisa menggantinya dengan bubuk selai kacang untuk memangkas lemak. Lalu, jangan lupa untuk selalu membaca kandungan suatu produk saat berbelanja.

Kita juga perlu membatasi konsumsi makanan cepat saji, tidak makan berlebihan, dan tidak menyimpan camilan di rumah sebisa mungkin.

“Jika saya ingin ngemil, saya akan membelinya langsung, memakannya, dan selesai. Jika saya menyiimpannya, saya pasti akan memakannya,” ujarnya,

Lalu soal menu makanan, Dampeer mengaku suka menyiapkannya sendiri, seperti menyiapkan tumpukan cabai dengan kalkun giling atau ayam, kacang-kacangan, bawang merah, dan bawang putih.

Makanan yang dikonsumsinya juga selalu sehat. Misalnya, 1/2 cangkir oatmeal kering dengan secangkir susu kedelai rasa vanila dan beberapa kayu manis, bubuk protein, atau biji chia untuk sarapan.

Lalu untuk makan siang, cabai yang sudah disiapkan, atau ayam dengan brokoli dan nasi merah dari restoran China. Untuk makan malam, Dampeer biasa mengonsumsi ayam tanpa tulang, tanpa kulit dengan sayuran.

Buah, sayuran, atau kacang-kacangan juga dijadikan camilan olehnya.

Ingin mencobanya?

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/10/103004720/kisah-wanita-asal-new-york-turunkan-berat-badan-dengan-jalan-kaki

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke