Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Manusia Lebih Peduli pada Robot daripada Hewan? Ini Kata Ahli

KOMPAS.com - Ahli robotika berpendapat bahwa manusia rupanya lebih peduli dan menyukai robot daripada hewan.

Anggapan itu muncul setelah Federasi Robotika Internasional memperkirakan menjual sekitar 68 juta robot canggih yang diperuntukkan layanan profesional, kebutuhan pribadi dan kebutuhan domestik di seluruh dunia.

Itu artinya di masa mendatang, jutaan robot siap berdampingan dengan kehidupan manusia dan robot bakal mendapat perhatian lebih dari manusia.

Dr Kate Darling, spesialis penelitian dalam interaksi manusia-robot di Media Lab Massachusetts Institute of Technology (MIT) menjawab pernyataan manusia lebih memilih robot daripada hewan.

"Meskipun mungkin tidak masuk akal atau bahkan menghina, ketika membandingkan mesin tak bernyawa dengan makhluk hidup."

"Saya pikir ada sesuatu yang bisa dipelajari dari kesejajaran yang mencolok dalam cara masyarakat menanggapi keduanya," kata dia seperti dilansir Mirror, Kamis (16/6/2022).

Menurut Darling, anggapan manusia lebih peduli pada robot dapat terlihat dari video yang sempat viral di tahun 2015.

Dalam video tersebut, terlihat seseorang menendang robot anjing berkaki empat yang terinspirasi secara biologis dengan postur anjing sungguhan.

Dalam video itu banyak orang yang memiliki reaksi negatif ketika robot itu ditendang.

Selain itu, ketika seseorang memiliki robot atau teknologi canggih yang bisa membantu kebutuhan hidupnya, manusia kerap memberikan mereka nama khusus.

"Kami melihat ada emosi bahkan dengan robot yang lebih kaku. Lebih dari mereka yang memiliki robot seperti robot penyedot debu, 80 persen dari pemiliknya memberikan nama khusus untuk robot itu," imbuh dia.

Termasuk ketika robot itu rusak, beberapa orang lebih memilih untuk memperbaikinya, daripada beli robot yang baru.

Kecenderungan manusia untuk memproyeksikan sifat, perilaku dan emosi seperti manusia ke hewan ini, dikenal sebagai antropromorfisme.

Proyeksi atau bentuk perlakuan itu diterjemahkan ke robot yang faktanya, sulit bagi manusia untuk tidak memiliki empati terhadap robot.

Di sisi lain, Dr Darling mencatat bahwa kita mungkin berada pada titik waktu yang penting. Karena hubungan kita (manusia) dengan robot sebetulnya dapat membantu tujuan kesejahteraan hewan.

Khususnya bagi hewan langka, hewan dilindungi, bahkan dilarang untuk dipelihara.

"Kalau orang lebih suka robot. Mereka akan lebih memilih mengadopsi robot berbentuk hewan daripada hewan sungguhan."

"Itu bisa memberikan pembelajaran bagi kita demi kesejahteraan hewan," lanjutnya.

Dr Darling percaya, salah satu pelajaran yang dapat kita petik dari merangkul emosi kita terhadap robot adalah bahwa kita harus memperlakukan hewan dengan lebih baik.

"Harapan saya adalah bahwa moral dan emosional yang akan kita hadapi dengan robot, benar-benar memperhitungkan perlakuan kita terhadap hewan."

Sehingga di masa depan, robot dimiliki karena berdasarkan fungsinya sebagai alat. Sedangkah hewan tidak demikian.

"Robot dan hewan tidak boleh diperlakukan sama." paparnya.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/17/085658620/manusia-lebih-peduli-pada-robot-daripada-hewan-ini-kata-ahli

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com