Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Persaingan "Super Shoe" Nike vs adidas, Mana Pilihanmu?

KOMPAS.com - Lari bukanlah olahraga sembarangan yang mengandalkan kecepatan semata. Lebih dari itu, bagi mereka yang serius, olahraga ini memerlukan sepatu yang tepat sebagai tumpuan agar kaki bergerak lebih efisien.

Sepatu yang dipakai pun juga tidak bisa asal-asalan. Kita perlu memilih bantalan atau busa maupun sole yang sesuai supaya tapak kaki tidak cepat lelah maupun cedera.

Karena pentingnya sepatu untuk berlari, terutama dalam lomba, tidak mengherankan apabila sejumlah brand sepatu berlomba-lomba membuktikan siapa yang terbaik di industri ini.

Dan, jika kita menengok ke pasaran sepatu lari maupun selera konsumen, maka brand yang mendominasi adalah Nike dan adidas.

Dua brand tersebut bahkan meluncurkan super shoe atau sepatu super yang dapat menjadi "doping mekanik" bagi orang biasa maupun atlet ketika berlari.

Rahasia di balik super shoe adalah kinerja yang baik dengan menempatkan serat karbon supaya pemakainya efektif ketika berlari karena mendapat tolakan lebih banyak saat melangkah.

Di sisi lain, super shoe merupakan alas kaki yang dapat mengefektifkan jumlah jangkauan pelari atau dalam bahasa sederhananya: sepatu membantu seseorang berlari lebih cepat.

Untuk diketahui bahwa sepatu yang mengadaptasikan pelat karbon pertama secara massal ke pasar adalah Nike.

Terobosan itu awalnya diambil brand sepatu dan perlengkapan olahraga asal Oregon, AS,untuk memecahkan rekor marathon.

Lalu menyusul keputusan World Athletics yang baru tentang midsole sepatu lari, aturan pada saat itu menyebutkan bahwa sepatu harus memiliki ukuran midsole maksimum 40 milimeter.

World Athletics bahkan juga mengatur midsole tidak boleh ditambahi lebih dari satu pelat karbon.

Aturan yang ditetapkan World Athletics lantas direspons oleh the swoosh dengan meluncurkan ZoomX Vaporly NEXT% dan Alphafly NEXT% .

Sepatu itu dapat dikatakan menjadi pendahulu sebelum brand lain menyusul langkah Nike.

Namun, sang kompetitor, yakni adidas segera mengusik ketenangan Nike dengan berusaha menyaingi super shoe bikinan pesaingnya.

Adidas sempat memperkenalkan adizero adios Pro pada tahun 2020. Sejak dirilis, sepatu ini menjadi alternatif bagi pelari yang menginginkan super shoe di samping menggunakan Nike.

Munculnya adizero adios Pro seolah-olah meningkatkan tensi antara Nike dengan adidas dalam hal pembuatan sepatu lari.

Meski 2020-2021 dunia sedang dilanda pandemi, krisis kesehatan ini tidak menyurutkan tekad kedua brand untuk terus bersaing.

Hingga akhirnya pada tahun 2022 ini, baik Nike maupun adidas, punya amunisi teranyar yang dapat digunakan para pelari yang menginginkan performa.

Tahun ini Nike memboyong Alphafly Next% 2, sedangkan the three stripes memperkenalkan adizero adios Pro 3.

Pertama-tama, kita bahas dulu adizero adios Pro 3. Sepatu ini disebut-sebut sebagai sepatu lari jarak jauh terbaik berkat tampilan baru Carbon Energy Rods 2.0.

adizero adios Pro 3 juga dilengkapi Lightstrike Pro Foam dan upper dengan fitur super breathable.

Sepatu tersebut diperkenalkan adidas dalam beberapa kombinasi warna, yakni beam yellow atau solar green.

Munculnya adizero adios Pro 3 diharapkan menjadi sepatu lari paling terdepan bagi adidas.

"Kami telah melangkah jauh, tetapi kami tidak berpuas diri," kata Global Product Manager adidas, Nick Roché, dalam sebuah wawancara.

Ia juga mengatakan, brand-nya terus berusaha untuk menciptakan produk terbaik bagi pelari dan membantu mereka berlari lebih cepat dari sebelumnya.

"Dengan adizero adios Pro 3, kami berharap dapat menunjukkan dedikasi untuk meningkatkan kinerja pelari dengan membantu mereka mendorong batas-batas dari apa yang mungkin."

Sementara itu, dari kacamata Nike, brand ini menjagokan Alphafly Next% menjadi pendorong dan kemampuan mengembalikan energi sebagai "Shoe of Records" dalam beberapa tahun terakhir.

Alphafly Next% 2 juga dilengkapi dengan peningkatan stabilitas dan bantalan yang lebih responsif supya lebih nyaman ketika dipakai secara keseluruhan.

Meski Nike masih menjadi jawara di dunia lari, brand ini sebaiknya berhati-hati lantaran adidas dapat menjadi pesaing di podium.

"Kami senang melihat adizero adios Pro 3 melanjutkan warisan adizero dan memecahkan rekor," kata Roché.

"Di luar itu, kami akan terus mencari cara untuk meningkatkan produk kami untuk membantu pelari lebih cepat."

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/18/165849220/persaingan-super-shoe-nike-vs-adidas-mana-pilihanmu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com