Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena Quarter Life Crisis di Kalangan Milenial

Oleh: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Usia 20 sampai 30 tahun mungkin menjadi fase hidup paling mengerikan bagi beberapa orang. Individu dalam rentang usia ini umumnya memiliki tanggung jawab dan peluang untuk eksplor karier maupun kehidupan pribadi.

Dalam usia rentang ini manusia juga akan merasakan lebih banyak stres. Faktanya, banyak orang dalam fase hidup ini mulai merasa tidak percaya diri akan tujuan, rencana, bahkan pasangan dalam hidup.

Krisis emosional yang sering kalimelanda generasi milenial, juga dirasakan oleh Fadilah Novitasari atau Fafa, Teman Halo Jiwa yang juga menceritakan kisahnya melewati fase quarter life crisis dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Proses Pendewasaan Diri Melalui Fase Quarter Life Crisis”.

Peralihan dari masa remaja menuju dewasa, melahirkan banyak perubahan dalam hidup. Rasa takut akan pertanyaan seputar masa depan, menjadikan sebagian orang merasa tidak percaya diri akan masa depan yang akan dihadapi.

“Sering merasa kalah atas pencapaian orang lain, merasa apa yang dilakukan sia-sia, menjalani hidup tanpa dukungan orang lain itu hal yang aku alami saat mengalami fase quarter life crisis,” ujar Fafa.

Quarter Life Crisis

Dilansir Bradley University, fase quarter life crisis atau dikenal juga dengan fase krisis seperempat kehidupan. Fase ini masa ketika seseorang merasa tidak yakin dan selalu mempertanyakan segala hal yang terjadi selama pertengahan usia 20-an hingga awal 30-an.

Orang yang mengalami hal ini biasanya merasa jika mereka terjebak dalam pekerjaan buntu, sementara semua karier teman mereka sedang maju. Mereka juga akan bertanya-tanya mengapa mereka tidak bisa mempunyai hubungan romantis ketika orang sekitar sudah memilikinya.

Harvard Business Review mencatat jika quarter life crisis biasanya terjadi dalam empat fase. Pertama, seseorang akan merasa terjebak dalam berbagai komitmen, entah dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan. Lalu, ada semacam rasa kesepian entah karena pindah ke tempat yang baru, atau meninggalkan suatu hubungan.

Selama periode ini, mereka akan merenungkan kehidupan dan mulai memikirkan kemungkinan lain untuk mengubah rencana sebelum menjelajahi kehidupan baru, peluang pekerjaan baru, atau keluar dari berbagai macam krisis yang dihadapi.

Faktor Penyebab Quarter Life Crisis

Setelah Fafa mencari tahu penyebab dirinya mengalami fase ini, ia menemukan beberapa faktor pendukung fase ini.

  1. Ekspektasi berlebihan kepada orang lain,
  2. Berjuang sendirian,
  3. Memutuskan keputusan pribadi, dan
  4. Takut akan perubahan besar dalam hidup.

Salah satu masalah utama munculnya fase ini ketika seseorang berada dalam situasi saat mereka baru merasakan perjuangan yang sebenarnya. Mereka mengira jika fase ini adalah fase menyenangkan dalam hidup karena bertemu banyak orang dan bisa mencoba pengalaman baru.

Mengatasi Quarter Life Crisis

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk melewati fase ini adalah berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Terlihat mudah memang, namun praktiknya sulit dilakukan. Ingatlah jika hidup bukanlah tentang perlombaan dengan orang lain, dan tiap orang memiliki waktunya masing-masing.

Apa yang dilihat di media sosial, hanyalah sebagian cerita yang mereka tampilkan. Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya mereka alami, karena apa yang ditampilkan di media sosial sering kali hanya hal yang indah saja.

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain, hanya akan membuang waktu saja. Kenali diri sendiri dan fokus untuk mengembangkan diri akan lebih baik dilakukan untuk melewati fase ini. Jadikanlah diri sendiri sebagai motivasi untuk menjadi hidup yang lebih baik.

Menghadapi quarter life crisis haruslah dengan hal-hal yang positif. Segera pergi ke tempat yang tepat untuk mengeluarkan emosi, pergi ke psikolog jika dibutuhkan, atau berteman dengan lingkungan yang bisa mendukung mimpi.

Pembahasan seputar “Proses Pendewasaan Diri Melalui Fase Quarter Life Crisis” bersama Teman Halo Jiwa, juga bisa Anda dengarkan melalui tautan berikut https://dik.si/aj_pendewasaan.

Dengarkan juga episode lainnya dari siniar Anyaman Jiwa, yang akan membahas kesehatan mental mulai dari area pekerjaan, hubungan percintaan, dan sebagai makhluk sosial.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/07/01/091514920/fenomena-quarter-life-crisis-di-kalangan-milenial

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com