Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Mitos Menyusui Menyesatkan yang Harus Segera Diberantas

Sejumlah pihak termasuk pemerintah, masyarakat dan lingkungan sekitar diminta memberikan lingkungan yang aman dan nyaman agar ibu bisa memberikan ASI untuk buah hatinya.

Selama ini, masih banyak faktor yang menghalangi proses menyusui yang lebih optimal termasuk berbagai mitos yang menyesat.

Sejumlah hoaks ini masih dipelihara masyarakat sehingga kerapkali memberikan dampak buruk pada proses pemberian ASI.

Dikutip dari laman UNICEF, berikut adalah berbagai mitos soal menyusui yang harus dihilangkan.

Menyusui itu mudah

Bayi memang lahir dengan refleks untuk mencari payudara ibunya namun bukan berarti ini mudah dilakukan.

Banyak ibu baru memerlukan bantuan agar bisa memposisikan bayinya dengan tepat dan menempel ke payudaranya.

Proses menyusui juga butuh waktu dan latihan sebagai penyesuaian untuk ibu dan bayi.

Puting payudara nyeri adalah hal biasa

Puting payudara yang nyeri dan sakit bukan efek samping yang normal ketika menyusui.

Sebaliknya, jika posisi ibu dan bayi saat menyusui benar-benar tepat maka rasa sakit tersebut tidak akan muncul.

Jika merasakan keluhan tersebut, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan bidan, dokter atau pakar laktasi untuk mendapatkan solusi terbaik.

Mencuci puting payudara

Tidak perlu mencuci puting payudara ibu sebelum menyusui buah hati demi alasan kebersihan.

Saat bayi lahir, mereka sudah familiar dengan aroma tubuh dan suara ibunya sendiri sehingga mencuci puting akan menghilangkannya.

Selain itu, puting payudara juga memiliki 'bakteri baik' yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi yang sehat seumur hidup.

Ibu dan bayi perlu dipisah demi istirahat berkualitas

Praktik skin to skin bisa diaplikasikan segera setelah bayi dilahirkan demi proses perlekatan berjalan lancar.

Jika bisa melakukannya satu jam setelah melahirkan dan sesering mungkin maka proses pemberian ASI akan jadi lebih mudah dan baik.

Jadi tak perlu memisahka ibu dan bayi setelah proses persalinan demi mendapatkan istirahat yang berkualitas.

Padahal, seorang ibu yang sedang memberikan ASI perlu asupan nutrisi yang seimbang, bukan hanya makanan yang hambar.

UNICEF menekankan jika seorang perempuan tak perlu mengubah kebiasaan makannya ketika menyusui anaknya.

Alasannya, bayi terpapar pada preferensi makanan ibu mereka sejak berada di dalam rahim.

Pemberian ASI tidak optimal jika tidak dilakukan satu jam setelah melahirkan

Menyusui memang menjadi lebih mudah dimulai jika dimulai pada jam pertama setelah lahir karena refleks bayi sangat kuat pada saat itu.

Namun jika itu tidak memungkinkan, karena berbagai alasan, lakukan sesegara mungkin.

Ibu dan bayi bisa tetap belajar menjalani proses menyusui tersebut meskipun sedikit terlambat, tanpa memengaruhi kualitasnya.

Pantangan susu formula bagi bayi yang minum ASI

Para ibu boleh saja mengkombinasikan susu formula dengan pemberian ASI kepada bayi, jika diperlukan.

Pastikan untuk mencari informasi yang tidak bias tentang susu formula dan produk lain yang menggantikan ASI.

Namun guna menjaga produksi ASI, biarkan anak tetap menyusu secara langsung dari payudara.

Produksi ASI ibu tidak cukup untuk bayinya

Ini adalah salah satu mitos paling menyesatkan yang sukses membuat galau banyak ibu muda.

Padahal, hampir semua ibu menghasilkan jumlah ASI yang tepat untuk kebutuhan bayinya.

Produksi ASI ditentukan oleh seberapa baik bayi menempel pada payudara, frekuensi menyusui dan seberapa baik bayi menyerap nutrisinya.

Namun untuk menjaga produksi ASI tetap lancar, pastikan untuk menjaga kesehatan mental dan makan serta minum dengan baik.

Ibu dilarang menyusui jika sedang sakit

Banyak ibu takut menularkan penyakit pada anaknya ketika menyusui dalam kondisi tidak sehat.

Padahal secara umum para ibu bisa tetap menyusui anaknya meskipun sedang sakit.

Dalam banyak kasus, antibodi yang dibuat tubuh ibu untuk mengobati penyakit tersebut akan diteruskan ke bayi sehingga membangun pertahanan tubuhnya sendiri.

Rupanya itu hanya sekedar mitos khususnya jika dilakukan tanpa panduan dari dokter.

Kita hanya perlu memberi tahu dokter jika sedang menyusui dan memastikan membaca instruksi penggunaan saat mengkonsumsi obat bebas.

Biasanya kita hanya perlu lebih teliti dalam memilih jenis obat, baik rentang waktu penggunaan, dosis maupun soal formulanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/04/060000120/10-mitos-menyusui-menyesatkan-yang-harus-segera-diberantas-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com