Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Ular Termasuk Hewan yang Pendendam?

KOMPAS.com - Ada mitos yang berkembang di masyarakat bahwa ular bisa melakukan pembalasan kepada manusia apabila kawan atau pasangannya dibunuh.

Mitos tersebut berasal dari kepercayaan bahwa mata seekor ular yang mati bisa merekam siapa manusia yang membunuhnya.

Nah, mata tersebut diyakini akan dilihat oleh ular lain yang masih hidup dan hewan melata ini bisa memeriksanya.

Dari gambar yang sudah diperoleh, ular lain akan bisa mengenali siapa dalang di balik kematian kawannya dan melakukan pembalasan.

Akan tetapi, benarkah ular bisa melakukan penmbalasan?

Ular hewan pendendam, bukan?

Dilansir dari WY Pest Control, ular ternyata bukan hewan pendendam seperti yang selama ini kita kira atau dipercayai sebagian orang.

Sebaliknya, malah belum ada bukti yang mampu membuktikan kebenaran mitos tersebut.

Juga, belum ada bukti otak ular cukup berkembang untuk mengenali wajah, merasakan persahabatan, apalagi ingin balas dendam.

Di samping itu, mata ular rupanya tidak bisa mengingat wajah manusia yang membunuhnya.

Musk yang merupakan sejenis zat beraroma kuat dapat dikeluarkan oleh ular sebagai reaksi defensifnya.

Nah, ular yang berada di sekitarnya dapat mencium aroma tersebut karena musk juga berfungsi sebagai atraktan atau feromon.

Ular kemudian dapat pergi ke lokasi kawannya yang mati untuk menelusuri kematiannya, namun bukan untuk balas dendam.

Ular tidak mengejar manusia

Selain tidak pendendam, ular juga tidak mengejar manusia seperti yang ditakutkan orang selama ini.

Sebaliknya, ular bisa mempelajari perilaku manusia apabila mereka melakukan tindakan yang menyebabkan hewan melata ini takut atau tidak nyaman.

Hewan tersebut pada gilirannya bisa mengembangkan perilaku untuk beradaptasi dengan situasi.

Kemudian, ular akan mencoba melawan tindakan dari manusia yang membuatnya ketakutan atau tidak nyaman.

Seperti hewan lainnya, perilaku mengancam dari manusia akan menyebabkan ular bersikap defensif.

Ancaman dari manusia bisa membuat ular lebih gugup dan melakukan gerakan mengancam, penyerangan, bahkan mengeluarkan musk.

Musk sengaja dikeluarkan supaya manusia melepaskan atau membiarkan ular sendirian.

Kalau pun ada yang meyakini ular akan mengejar manusia, fakta yang sebenarnya adalah hewan ini tidak benar-benar melakukannya.

Alih-alih mengejar, ular memilih untuk menunjukkan reaksi yang defensif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/10/131356720/apakah-ular-termasuk-hewan-yang-pendendam

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com