Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Jenis Ular Berbisa yang Ada di Indonesia

KOMPAS.com - Kita perlu mengetahui jenis ular berbisa apa saja yang ada di Indonesia agar bisa mengidentifikasi bahaya saat menemui hewan melata ini.

Apalagi ketika musim hujan akan tiba yang menjadi waktu bagi telur ular menetas dan ular keluar dari sarangnya.

Perlu diketahui bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya akan flora dan fauna memiliki 450 spesies ular.

Jumlah tersebut terbagi atas ular berbisa dan tidak bebisa yang bisa dijumpai di hutan, semak-semak, ladang, sawah, daerah lembap, hingga rumah.

Jenis ular berbisa di Indonesia

Supaya kita lebih waspada dengan lingkungan sekitar, berikut sepuluh jenis ular berbisa yang bisa ditemui di Indonesia.

Untuk diketahui, ular kobra sebenarnya punya sifat pemalu sehingga memilih menghindari kontak dengan manusia.

Sebenarnya ada banyak jenis ular kobra. Namun yang banyak ditemukan di Indonesia adalah kobra penyembur (spitting cobra), kobra sumatra, dan king kobra.

Dalam hal ini ular kobra dapat ditemui di lahan pertanian, hutan bakau, hingga pemukiman.

Kita ada baiknya tidak bermain-main dengan ular kobra lantaran satu gigitannya dapat membunuh sepuluh orang.

Dalam hal ini, ular weling bisa hidup di lubang tikus atau dekat sumber air, seperti sawah.

Ular dengan nama latin Bungarus candidus itu juga termasuk hewan predator nokturnal yang biasanya aktif pada jam 9-11 malam.

Bisa ular weling berisiko menyebabkan sakit kepala, diare, kejang, paralisis karena saraf berhenti bekerja, dan muntah.

Ular tersebut dapat melakukan penyerangan dengan cara menunjukkan kerudungnya, mendesis, dan menyemburkan bisa dari jarak jauh.

Racun ular sendok jawa patut diwaspadai apabila ular jenis ini sampai menggigit.

Tidak menutup kemungkinan ular sendok jawa menyemburkan bisa ke mata yang bisa menyebabkan luka permanen hingga kebutaan.

Ular yang persebarannya di Jawa, Kalimantan, Mentawai, Natuna, Sumatra, dan Ambon itu dapat tinggal di hutan, rawa-rawa, bakau, termasuk sawah.

Tidak jarang pula, ular welang ditemukan pada ketinggian yang rendah atau hutan pegunungan dengan ketinggian maksimum 2500 mdpl.

Sama seperti ular weling, ular welang termasuk hewan noktornal yang mempunyai sifat pemalu dan tidak agresif pada malam hari.

Apabila terkena gigitan ular welang, bisa ular ini bersifat neurotoxin yang menyebabkan rasa kantuk pada korbannya.

Rasa kantuk akibat gigitan ular welang sebaiknya tidak dianggap remeh karena bisa mengakibatkan kematian.

Dengan panjang mencapai 1,3 meter, gigitan ular picung bisa menyebabkan kematian bagi korbannya.

Ular tersebut punya persebaran wilayah di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Ular tersebut biasa memangsa kadal, burung, cicak, dan binatang lainnya yang berada di pohon.

Tidak jauh berbeda dengan beberapa jenis ular yang sudah disebutkan, ular hijau ekor merah termasuk hewan nokturnal.

Ular hijau ekor merah dapat ditemukan di ladang, hutan hujan tropis, ladang, atau daerah lain pada ketinggian 2.000 mdpl.

Ular tersebut seringkali disalahartikan sebagai ular gadung parai atau ular pucuk dengan panjang 75-90 centimeter dan diameter 2,5 centimeter.

Pola dan warna pada tubuh itulah yang membuat mudah berkamuflase di dekat tanaman.

Kita ada baiknya waspada dengan jenis ular tersebut lantaran bisanya yang tinggi apabila menggigit.

Bisa ular bandotan pohon bersifat haemotoksin yang berisiko menyebabkan rasa terbakar.

Ular bandotan punya daerah persebaran di Simalur, Mentawai, Sumatra, Natuna, dan Jawa.

Ular tanah termasuk ular beludak yang pasif, namun berisiko mengigit manusia yang  mendekatinya.

Ular tanah punya gigitan yang menyakitkan, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan.

Dalam beberapa kasus, gigitan ular tersebut menyebabkan matinya jaruingan tubuh lantaran aliran darah tidak mencukupi.

Akibat gigiran ular tanah lainnya adalah menyebabkan disfungsi pada anggota badan korbannya.

Jenis ular beludak ini juga dapat memanjat pohon pendek, suka udara yang kering, dan hidup di tanah.

Ular bandotan pusta termasuk hewan pemangsa tupai, tikus, kadal, kodok, kucing dan tergolong hewan nokturnal.

Di sisi lain, tempat yang gelap, tertutup, dan lembap juga berpotensi menjadi sarang bagi ular cabai kecil.

Jenis ular tersebut sebenarnya pemalu sehingga jarang terlihat keberadaannya.

Ciri-ciri ular cabai kecil adalah warna merah pada bagian buntut, garis pucat di bagian bawah tubuh, dan garis cokelat-kemerahan di bagian atas tubuh.


https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/19/074421720/10-jenis-ular-berbisa-yang-ada-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke