Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbedaan King Cobra dan Cobra, Ular Mematikan yang Sering Masuk Rumah

KOMPAS.com - King cobra (Ophiophagus hannah) dan cobra (Naja sp) merupakan dua spesies ular yang sering masuk rumah.

Sayangnya sebagian besar orang belum sepenuhnya memahami perbedaan antara king cobra maupun cobra.

Memang, secara tampilan fisik kedua ular tersebut hampir identik dan sama-sama memiliki racun yang mematikan.

Akan tetapi king cobra dan cobra merupakan dua spesies ular yang berbeda, baik secara ukuran, berat, habitat, makan, maupun racunnya.

Perbedaan king cobra dan cobra

Ada beberapa perbedaan antara king cobra dan cobra yang wajib diketahui supaya kamu lebih mengenal dua spesies ular ini.

Terlebih kedua spesies ular tersebut dapat bersembunyi di rumah sehingga kamu harus ekstra waspada, terutama ketika musim hujan.

Lalu, apa saja perbedaan antara king cobra dan cobra?

1. Panjang dan bobot

Perlu diketahui bahwa king cobra dianggap sebagai spesies ular berbisa terpanjang di dunia.

Sementara sebagian besar spesies cobra (Naja) tidak mencapai panjang dan ukuran yang sama.

Dalam hal ini, panjang tubuh king cobra dapat mencapai panjang 365-548 centimeter. Sedangkan panjang tubuh cobra sekitar 61-304 centimeter.

Mengingat king cobra memiliki tubuh yang lebih panjang tentunya spesies ular ini punya bobot yang lebih berat.

Bobot king cobra bisa mencapai 4,5-9 kilogram. Sementara itu, bobot cobra sekitar 2,2-4,5 kilogram saja.

2. Makanan

Selain panjang dan bobot, baik king cobra maupun cobra ternyata memiliki makanan atau mangsa yang berbeda.

King cobra merupakan hewan karnivora yang memakan kadal, burung, termasuk tikus kecil.

Di sisi lain spesies ular tersebut dapat melahap ular lainnya yang membuatnya dinamai king cobra.

Sementara itu, cobra lebih menyukai memangsa unggas, kodok, burung, katak, tidak terkecuali tikus dan kadal. Selain itu, cobra juga tidak makan ular lain.

3. Racun

Meski kedua spesies ular sama-sama menyandang nama "cobra", king cobra dan cobra mempunyai perbedaan racun.

Dalam hal ini king cobra dapat menyuntikkan racun dalam jumlah besar setiap kali menggigit. Nah, racun yang disuntikkan king cobra disebut-sebut cukup untuk membunuh banyak orang.

Akan tetapi cobra tidak memiliki racun yang mematikan jika dibandingkan dengan king cobra.

Kendati demikian kobra mempunyai keunggulan daripada king cobra dalam perbedaan racun.

Pasalnya ada spesies cobra, yakni spitting cobra, termasuk di antaranya kobra Jawa (Naja sputatrix) memiliki kemampuan menyemburkan racun sejauh 243 centimeter!

4. Tampilan

Tak bisa dimungkiri bahwa king cobra dan cobra memiliki tampilan fisik yang nyaris identik sehingga sulit dibedakan.

Kedua spesies ular berbisa tersebut punya ciri khas yang tidak dimiliki ular lain, yaitu tudung di sepanjang kepala dan leher.

Tudung pada king cobra dan cobra dapat terbuka ketika keduanya berdiri dan berada di posisi waspada.

Meski begitu bukan berarti king cobra maupun cobra punya tampilan fisik 100 persen sama, ya!

Karena king cobra memiliki ukuran kepala yang lebih besar jika dibandingkan dengan cobra.

Tidak hanya itu, sang raja kobra juga terdapat pola chevron di bagian belakang leher yang tidak dimiliki oleh cobra.

5. Perilaku

Ular yang secara tampilan fisik hampir sama ini ternyata memiliki perbedaan dalam hal perilaku.

King cobra yang racunnya mematikan dapat melancarkan serangan ke arah manusia hingga ketinggian 121 centimeter.

Meski mengesankan, kobra sayangnya tidak memiliki kemampuan menyerang seperti itu.

Perbedaan lain di antara king cobra dan cobra lainnya adalah perilaku di mana dua spesies ular ini suka berdiam.

King cobra lebih sering ditemukan di daerah pemukiman untuk mencari mangsa, sedangkan si kobra lebih suka berdiam di pepohonan atau gurun.

6. Habitat

Kamu perlu mengetahui bahwa ada 37 spesies kobra yang tersebar di kawasan Asia, Afrika, dan Timur Tengah.

Untuk king cobra, spesies ular ini dapat hidup di Asia Selatan dan Tenggara, sementara cobra biasa berdiam di lahan basah, semak belukar, dan hutan.

Di sisi lain ada pula spesies kobra yang dapat hidup di hutan hujan, padang rumput terbuka, dataran pantai, hingga iklim yang kering.

7. Umur

King cobra dan cobra ternyata mempunyai perbedaan umur ketika hidup di alam liar.

Rata-rata umur king cobra adalah 15-20 tahun. Sedangkan, kobra dapat hidup hingga umur 5-12 tahun.

Akan tetapi, kedua spesies ular tersebut kemungkinan dapat bertahan lebih lama ketika hidup di penangkaran ketimbang di alam liar.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/05/204605020/perbedaan-king-cobra-dan-cobra-ular-mematikan-yang-sering-masuk-rumah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com