Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisakah Penyakit Gusi Memicu Kanker?

KOMPAS.com - Kesehatan rongga mulut, termasuk gigi dan gusi tampaknya menjadi salah satu penentu kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Dalam banyak temuan studi, penyakit gusi dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti diabetes, alzheimer, penyakit jantung, dan kanker.

Lantas, apa hubungannya antara penyakit gusi dengan kanker?

Sejumlah studi menemukan hubungan kuat antara kedua kondisi tersebut.

Satu studi yang dilakukan pada tahun 2017 dengan melibatkan sampel 60.000 wanita menemukan, individu dengan riwayat penyakit gusi berisiko tinggi terkena kanker paru-paru, melanoma, kanker kerongkongan, dan kanker payudara.

Sementara itu, studi lain di Finlandia mengungkapkan bakteri yang menyebabkan penyakit gusi bisa terkait dengan kanker pankreas.

Perlu digarisbawahi, belum ada studi yang membeberkan bukti konkret bahwa penyakit gusi dapat menyebabkan kanker.

Namun, berdasarkan kedua studi yang sudah disebutkan di atas, mengendalikan bakteri penyebab penyakit gusi dapat menurunkan risiko kanker secara signifikan.

Menjaga kesehatan gusi

Menjaga kebersihan gigi dapat membantu mencegah penyakit gusi dan meminimalkan risiko kanker, caranya:

1. Rajin menyikat gigi

Menyikat gigi setidaknya dua kali sehari akan menghilangkan plak dan bakteri, sehingga mengurangi risiko infeksi gusi.

Sebaiknya, jangan menggunakan tekanan berlebihan saat menyikat gigi karena bisa memicu keausan pada gigi dan meningkatkan risiko gingivitis atau radang gusi.

Radang gusi ditandai dengan bengkak serta kemerahan pada gusi. Jika tidak ditangani, hal ini dapat membuat gigi terlepas atau kondisi serius lainnya.

2. Lakukan flossing

Flossing adalah membersihkan sisa-sisa makanan dan partikel lain di sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi.

Dengan menggunakan benang gigi atau dental floss, kita bisa mencegah penumpukan bakteri berbahaya yang menyebabkan gigi berlubang.

Flossing juga juga meningkatkan kesehatan gusi, sehingga mencegah kemerahan dan pembengkakan.

3. Berkumur dengan cairan pencuci mulut (mouthwash)

Membilas mulut dengan obat kumur secara teratur tidak hanya menyegarkan napas, tetapi juga membunuh bakteri dan membersihkan partikel makanan dari gigi.

4. Rutin berkunjung ke dokter gigi

Mengunjungi dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun memungkinkan kita untuk memantau kesehatan mulut.

Jika kita didiagnosis memiliki masalah gigi di tahap awal, maka masalah itu bisa diatasi sebelum bertambah buruk.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/06/112242320/bisakah-penyakit-gusi-memicu-kanker

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com