Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Cara Menolong Teman yang Jadi Korban KDRT

Ada perasaan simpati, ikut sedih dan ingin membantu namun tak tahu harus berbuat apa.

Kita takut mengatakan kalimat yang salah atau berperilaku yang tidak tepat sehingga malah memperburuk suasana. 

Keraguan itu tentunya sama sekali tidak membantu para korban maupun penyintas korban kekerasan domestik.

Banyak dari mereka mengalami kesepian, terisolasi, dan dipenuhi ketakutan sehingga dukungan dalam bentuk apa pun akan sangat berguna.

Sikap penuh dukungan dan berempati akan bisa menjadi sokongan emosional yang berarti untuk mereka.

Dukungan yang bisa diberikan pada teman yang jadi korban KDRT

Ada beberapa cara bijak dan berguna yang bisa lakukan terhadap teman atau kenalan yang menjadi korban KDRT.

Dikutip dari Very Well Mind, berikut rekomendasinya:

Luangkan waktu untuk mereka

Luangkan waktu untuk ngobrol lebih dalam dengan korban, biarkan mereka mengungkapkan rasa takut dan frustasi yang terpendam selama bertahun-tahun.

Namun pastikan kita dalam kondisi tenang dan  stabil secara emosional agar bisa memberikan ruang yang dibutuhkan oleh korban.

Awali percakapan dengan korban

Awali ngobrolan dengan menyampaikan kekhawatiran kita tentang mereka atau beberapa perubahan yang muncul.

Sebutkan hal-hal yang menarik perhatian kita misalnya bekas memar, perubahan kepribadian atau sikap yang mencolok.

Yakinkan mereka bahwa kita akan menjaga rahasia tersebut namun jangan memaksa mereka membuka diri atau bicara langsung.

Jika kita sukses menjadi pendengar yang baik, biasanya mereka akan menyampaikan kisahnya dengan tepat.

Berikan mereka kesempatan penuh untuk berbicara.

Boleh saja mengajukan pertanyaan klarifikasi, tetapi terutama biarkan orang tersebut melampiaskan perasaan dan ketakutannya.

Kenali tanda-tanda KDRT

Banyak korban berusaha menutupi tindak KDRT yang dialaminya meskipun sekitarnya sudah berusaha peduli.

Kenali berbagai tanda-tanda kekerasan domestik yang mungkin terjadi, termasuk fisik, emosional, maupun finansial.

Tujuannya untuk memastikan kita bisa memberikan pertolongan di waktu yang tepat sebelum terlambat.

Seringkali, korban adalah satu-satunya saksi dari perbuatan yang mereka terima, tanpa ada bukti tambahan.

Hal ini yang membuat mereka takut tidak dipercaya karena sosok pelaku yang mungkin terlihat lebih meyakinkan.

Percayai ceritanya dan sampaikan keyakinan tersebut kepada mereka secara gamblang untuk memberikan kelegaan maupun harapan.

Beberapa kalimat yang bisa disampaikan antara lain:

  • aku percaya kamu
  • Ini bukan salahmu
  • Kamu tidak pantas mengalami ini

Validasi perasaannya

Para korban KDRT biasanya menyangsikan perasaannya sendiri soal pasangannya maupun pengalaman yang telah dilalui.

Mereka bisa merasa marah, putus asa, ketakutan namun sekaligus merasa bersalah, masih mencintai dan berharap akan perubahan pasangannya.

Jika berniat membantu, kita perlu memvalidasi perasaannya dengan memberi tahu bahwa perasaan yang saling bertentangan ini normal.

Tetapi penting juga menekankan jikaa kekerasan tidak boleh dilakukan dan tidak normal untuk hidup dalam ketakutan akan diserang oleh orang terdekat.

Beberapa korban KDRT tidak menyadari buruknya situasi mereka sehingga kita perlu memberiktahu bahwa kekerasan bukan bagian dari hubungan yang sehat.

Misalnya layanan sosial atau yayasan yang memberikan dukungan hukum pada mereka, pekerjaan atau tempat tinggal baru yang lebih aman.

Dampingi mereka melewati fase buruk ini dan jika sudah siap, tanyakan kebutuhannya secara spesifik.

Hal yang jangan dilakukan pada korban KDRT

Sebaliknya, ada beberapa tindakan kita yang bisa memperburuk kondisi mereka.

Contohnya:

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/03/164027320/7-cara-menolong-teman-yang-jadi-korban-kdrt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke