Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Panic Attack Berbahaya? Pahami Gejala hingga Dampaknya

KOMPAS.com - Panic attack merupakan bagian dari gangguan panik dengan intensitas lebih lanjut. Apakah kondisi ini dapat mengancam keselamatan jiwa?

Seseorang yang mengalami panic attack dapat merasakan sejumlah kondisi yang ditandai dengan kecemasan dan ketakutan secara tiba-tiba.

Kondisi tersebut adalah respons alami otak yang dapat muncul ketika seseorang berada dalam situasi tertentu yang membuatnya stres atau merasa dalam bahaya.

Namun pada kasus lainnya, serangan panik juga bisa muncul meski tanpa disertai alasan yang jelas.

Panic attack dapat memengaruhi kondisi mental dan fisik seseorang. Terlebih jika serangan panik itu muncul di saat waktu yang tidak tepat dan kambuh tanpa alasan yang jelas.

Beberapa orang merasa bahwa gejala serangan panik bisa sangat menakutkan, memalukan hingga terasa menyedihkan. Gejalanya meliputi hal-hal sebagai berikut;

  • Jantung berdebar
  • Merasa lemah
  • Berkeringat
  • Mual
  • Sakit dada
  • Sesak napas
  • Gemetaran
  • Muka memerah
  • Keringat dingin
  • Sensasi tersedak
  • Pusing
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Mulut kering
  • Sering buang air kecil
  • Telinga berdengung
  • Perasaan takut atau takut mati
  • Perut lapar
  • Kesemutan di jari-jari
  • Kehilangan kendali pada tubuh

Kebanyakan gejala serangan panik berlangsung antara 5 dan 20 menit. Akan tetapi, beberapa kasus lainnya dilaporkan dapat bertahan sampai satu jam.

Intensitas serangan panik yang dialami seseorang juga tergantung pada respons tubuh dalam menanggapi situasi tertentu.

Beberapa orang bisa mengalami serangan sekali atau dua kali dalam satu bulan, sementara yang lainnya dapat mengalami panic attack beberapa kali dalam satu minggu.

Menurut laman NHS, meskipun serangan panik dapat terasa menakutkan, namun secara umum kondisi tersebut tidak berbahaya bagi keselamatan jiwa.

Serangan tidak akan menyebabkan cedera fisik, dan kecil kemungkinan seseorang akan dirawat di rumah sakit jika mengalaminya.

Ketahui juga bahwa sebagian besar gejala serangan panik dapat menjadi pertanda bahwa seseorang menderita penyakit tertentu dan bukan panic attack.

Misalnya, seseorang kemungkinan memiliki masalah pada detak jantung yang lebih cepat jika tekanan darahnya rendah.

Maka dari itu, ketika muncul gejala yang dicurigai atau mirip-mirip panic attack, lebih baik segera periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang lebih jelas.

Dengan mengetahui diagnosisnya, maka penanganan yang akan dilakukan menjadi lebih tepat sasaran.

Serangan panik dapat diobati dengan sejumlah perawatan agar kondisi pasien cepat pulih dan dapat mengelola gangguan panik.

Beberapa perawatan bertujuan untuk mengurangi frekuensi panic attack kambuh sampai meringankan gejala yang ditimbulkan.

Seperti perawatan psikologis dengan konsultasi ke layanan terapi psikologis berdasarkan perilaku kognitif.

Para praktisi medis di layanan tersebut dapat mengajari bagaimana cara mengubah perlaku dan membantu pasien tetap tenang dan dapat mengendalikan dirinya.

Selain terapi, ada pengobatan menggunakan obat dari resep dokter seperti antidepresan, obat anti-epilepsi untuk mengatasi kecemasan yang parah.

Pada beberapa kasus, pasien dengan panic attack mungkin membutuhkan dua perawatan tersebut dalam mengatasi gangguan panik yang diderita.

Untungnya, serangan panik masih dapat ditangani dan pasien dapat pulih sepenuhnya. Namun langkah terbaik tetap mendapatkan bantuan medis dengan segera.

Jika tidak ditangani, gangguan panik bisa meningkat dan menjadi sangat sulit untuk diatasi.

Seseorang dapat berisiko mengembangkan kondisi gangguan mental lainnya, seperti fobia.

Serangan panik yang tidak diatasi dengan penanganan yang tepat juga bisa memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengemudi atau dilarang mengemudi.

Sebab, di beberapa negara ada regulasi terkait seseorang yang menderita gangguan panik dilarang untuk mengemudikan kendaraan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/06/105238020/apakah-panic-attack-berbahaya-pahami-gejala-hingga-dampaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke