Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Penyebab Panic Attack Sering Kambuh dan Tak Kunjung Sembuh

KOMPAS.com - Panic attack merupakan perasaan cemas hingga ketakukan berlebihan yang dapat menimbulkan gejala fisik pada penderitanya.

Pada umumnya, penyebab panic attack disebabkan oleh suatu kejadian tertentu yang menimbulkan pengalaman buruk atau trauma yang pernah dialami.

Kondisi tersebut tak cuma menimbulkan reaksi berlebihan, tetapi juga sejumlah gejala fisik seperti jantung berdebar, sesak napas, keringat dingin hingga kesulitan kendali atas perilaku.

Menurut laman Web MD, serangan panik biasanya berlangsung selama 20 sampai 30 menit dan bisa mencapai puncaknya pada 10 menit terakhir.

Namun apa yang terjadi ketika panic attack berlangsung lebih dari 30 menit dan tak kunjung sembuh?

Panic attack sebetulnya merupakan reaksi alami yang memicu tubuh mengalami kebingungan dalam menghadapi situasi.

Respons yang biasanya dirasakan pengidapnya adalah "melawan atau lari" ketika merasakan ada sesuatu yang membuatnya terancam.

Respons ini pula yang dapat memicu peningkatan adrenalin sehingga mengharuskan penderitanya mengambil keputusan dalam waktu singkat.

Meski gejalanya tidak berlangsung lama, namun pada kasus yang jarang serangan panik bisa berlangsung sampai 1 jam atau lebih.

Lantas, apa yang membuat kondisi itu terjadi?

Melansir Web MD, serangan panik yang berlangsung lama atau bahkan tak kunjung sembuh, itu merupakan pertanda bahwa penderitanya tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebabnya juga dapat diakibatkan oleh sejumlah faktor, mulai dari serangan panik berulang, efek dari serangan panik dan kondisi kesehatan tertentu.

Serangan panik berulang

Jika seseorang mengalami gejala panic attack selama satu jam atau lebih, kemungkinan pengidapnya mengalami gelombang serangan panik yang muncul satu per satu.

Sebenarnya ada periode emas dalam memulihkan kondisi tersebut agar tidak kambuh berulang kali.

Salah satunya adalah setelah serangan panik pertama itu muncul dan mereda. Setelah selesai, beberapa teknik mengendalikan pernapasan atau meredakan stres dapat membantu.

Tapi sayangnya, mengetahui periode emas penanganan serangan panik berulang cukup sulit diketahui karena penderitanya masih merasakan ketakutan atau kecemasan.

Efek samping dari serangan panik

Setelah serangan panik, pengidapnya dapat mengalami kelelahan, ketakutan yang berulang sampai kesulitan untuk istirahat.

Seseorang yang mengalami kondisi ini pada umumya kerap menghindari situasi tersebut dan merasakan kebingungan hingga menyisakan rasa takut ketika serangan itu terjadi lagi.

Kondisi tersebut bisa membuat panic attack muncul lagi secara terus menerus. Untuk itu, segera konsultasikan ke dokter setelah periode pertama serangan panik dialami.

Cara ini setidaknya dapat meringankan gejala serangan panik jika sewaktu-waktu kambuh di saat tak terduga.

Kondisi kesehatan tertentu

Serangan panik yang berlangsung lebih lama juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu.

Ketika seseorang mengalami kepanikan, beberapa masalah seperti gula darah rendah, asma, gangguan tiroid, riwayat alergi, penyakit jantung dan paru-paru bisa kambuh di waktu yang bersamaan sehingga memicu serangan panik berkelanjutan.

Maka dari itu, ada baiknya segera mencari pertolongan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai gejala hingga riwayat penyakit yang diderita.

Meski panic attack bukanlah kondisi yang membahayakan, namun serangan panik yang tidak segera diatasi bisa membuat gejalanya lebih parah.

Beberapa gejala panic attack juga kerap menyerupai kondisi kesehatan yang lainnya.

Pemeriksaan lebih lanjut akan lebih bermanfaat untuk memastikan kondisi lain yang membuat serangan panik berlangsung lama dan tak kunjung pulih.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/24/050500320/3-penyebab-panic-attack-sering-kambuh-dan-tak-kunjung-sembuh

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com