Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Tanda Sakit Perut yang Tidak Boleh Dianggap Remeh

KOMPAS.com - Dalam banyak kasus, kondisi sakit perut dapat berlangsung singkat dan gejalanya tidak selalu mengkhawatirkan.

Misalnya kita menyadari bahwa gejala sakit pada perut yang dirasakan itu akibat stres, bepergian, salah makan, akibat alergi hingga sedang menjalani pengobatan baru.

Beberapa hal tersebut memang bisa menjadi penyebab sakit perut, namun tidak selalu berdampak signifikan.

Tapi sebetulnya, ada beberapa kondisi sakit perut yang perlu dikenali dan tidak boleh dianggap remeh.

Apa saja?

Ada beberapa kondisi yang membuat gejala sakit perut tidak boleh dianggap remeh.

Pasalnya, cara terbaik untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Melansir laman Prevention, berikut tanda-tanda sakit perut yang perlu diobati ke dokter.

1. Gejalanya tak kunjung sembuh

Gejala sakit perut yang tak kunjung sembuh dalam waktu lebih dari dua hari atau terus kambuh secara berulang perlu segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Terlebih jika kondisi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan yang mengganggu produktivitas sehari-hari.

Berobat ke dokter merupakan satu cara yang paling aman dan tepat.

Biasanya dokter akan mengidentifikasi penyebab sakit perut yang dialami dan meresepkan obat tertentu untuk dikonsumsi pasien.

2. Menimbulkan ketidaknyamanan

Kondisi sakit perut dapat menjadi "alarm" bagi tubuh jika ada sesuatu yang tidak beres di sistem pencernaan.

Jika sakitnya terasa nyeri hingga menimbulkan ketidaknyamanan, segera periksakan kondisinya ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sebab, bisa jadi kondisi itu merupakan pertanda penyakit usus, mulai dari wasir hingga gejala kanker tertentu.

3. Kotoran berdarah

Keluarnya darah bersama kotoran tampak seperti kondisi yang mengerikan. Padahal gejala tersebut tidak selamanya parah.

Kemungkinan yang terjadi adalah adanya luka kecil pada jaringan atau saluran anus yang membuat perut bagian dalam terasa nyeri atau perih.

Meski bukan kondisi yang mengkhawatirkan, namun kondisi perlu perlu segera ditangani petugas medis untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

4. Sakit tak tertahankan

Jika sesekali kita merasakan sakit perut yang tak tertahankan, kemudian sembuh setelahnya maka kondisi tersebut tak perlu dikhawatirkan.

Namun jika gejala yang timbul menyebabkan nyeri tak tertahankan, terasa di bagian yang itu-itu saja, jelas kondisi ini perlu segera ditangani oleh dokter.

Pasalnya, kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh peradangan pada saluran pencernaan, usus buntu atau ada masalah pada kandung empedu.

5. Mengganggu waktu tidur malam

Apakah perut terasa sakit seharian sampai mengganggu waktu tidur malam kita?

Jika terjadi hal-hal semacam ini, ada baiknya kondisi tersebut tidak boleh diabaikan.

Lakukan pengobatan medis yang tepat sesuai gejala yang ditimbulkan agar kondisi tersebut tidak mengganggu waktu istirahat.

6. Berisiko tinggi akan penyakit usus

Jika kita memiliki riwayat keluarga kanker usus besar atau penyakit yang berkaitan dengan usus dan lain sebagainya, maka kondisi sakit perut yang terjadi tidak boleh diabaikan.

Terlebih jika sakit yang dirasakan itu terjadi dalam jangka panjang. Segera periksakan gejalanya ke dokter untuk mendapatkan bantuan medis.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/14/154354020/6-tanda-sakit-perut-yang-tidak-boleh-dianggap-remeh

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com