Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Menjaga Tekanan Darah Tetap Stabil

Apabila tekanan darah individu meningkat lebih dari 130/80 mmHg, maka kondisi itu disebut tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Hipertensi berisiko memicu berbagai kondisi seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, serta gagal ginjal.

Tetapi jangan khawatir. Tekanan darah bisa dikelola, bahkan diturunkan dengan mengubah gaya hidup dan mengonsumsi obat-obatan.

"Cara mengatur tekanan darah adalah 70 persen berasal dari gaya hidup dan 30 persen obat-obatan," ungkap ahli jantung Luke Laffin, MD.

"Jika kita tidak mengubah gaya hidup, sia-sia mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah, karena obat itu tidak akan bekerja efektif."

Enam langkah ini terbukti ampuh dalam menurunkan tekanan darah, menurut Laffin.

1. Membatasi garam

"Mengurangi asupan garam bisa jadi cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah kita," kata Laffin.

"Studi menunjukkan pola diet rendah sodium memiliki efek yang sama seperti mengonsumsi satu hingga dua obat tekanan darah."

American Heart Association merekomendasikan asupan garam tidak lebih dari 1.500 miligram atau sekitar satu sendok teh.

Sementara itu, Cleveland Clinic menetapkan batasan yang lebih longgar terkait asupan garam di angka 2.300 miligram.

Garam terkandung pada berbagai makanan yang dibeli di luar, termasuk roti. Itu sebabnya, menghindari garam sama sekali sulit dilakukan.

Namun menurut Laffin, kita bisa membiasakan diri untuk menurunkan asupan garam.

"Perlu sekitar 10 hingga 14 hari untuk menyesuaikan diri dengan diet rendah sodium. Dari situ, beberapa makanan yang kita makan akan terasa asin," ungkap dia.

Bagi penderita hipertensi, membatasi garam hingga 1.500 miligram sehari akan menurunkan tekanan darah sebesar 5-6 mmHg.

2. Tingkatkan asupan kalium

Makanan cepat saji dan makanan olahan cenderung rendah kalium dan berisiko meningkatkan tekanan darah tinggi.

Sebagai gantinya, tingkatkan asupan kalium harian antara 3.000-3.500 miligram dengan mengonsumsi pisang, tomat, dan berbagai jenis sayuran.

Namun untuk penderita penyakit ginjal, sebaiknya tidak mengonsumsi kalium terlalu banyak karena ginjal sulit mencerna kalium, menurut Laffin.

Sementara itu, penderita hipertensi yang menambah asupan kalium bisa menurunkan tekanan darah antara 4-5 mmHg.

3. Diet DASH

Dietary Approaches to Stop Hypertension atau juga dikenal sebagai diet DASH dirancang untuk menurunkan tekanan darah.

Makanan yang dianjurkan dalam diet DASH termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, serta susu rendah lemak.

Individu yang menjalani diet tersebut biasanya memiliki kadar garam rendah dan kadar kalium tinggi di dalam tubuh, dan bisa menurunkan berat badan.

Berbagai penelitian menunjukkan hasil positif dari diet DASH, sehingga diet ini dianggap salah satu cara non-medis yang dapat membantu mengendalikan hipertensi.

Diet DASH dapat menurunkan tekanan darah sistolik hingga 11 mmHg.

4. Menurunkan berat badan

Kelebihan berat badan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Solusinya, turunkan berat badan, berapa pun jumlahnya.

Menurunkan berat badan sekitar 1 kilogram akan mengurangi tekanan darah sebesar 1 mmHg.

5. Mengurangi minuman beralkohol

Pria dianjurkan untuk membatasi minuman beralkohol dua gelas per hari.

Sedangkan bagi wanita, hanya satu gelas per hari.

Mengurangi asupan minuman beralkohol bisa membantu menurunkan tekanan darah sebanyak 4 mmHg.

6. Berolahraga

Melakukan latihan aerobik sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah.

Latihan aerobik akan mendorong pembuluh darah untuk mengembang dan berkontraksi, sehingga pembuluh darah menjadi fleksibel.

Selain itu, latihan aerobik juga meningkatkan aliran darah dan mendorong terciptanya pembuluh darah baru.

Jika kita melakukan latihan aerobik selama 150 menit per minggu, maka kita bisa mengurangi tekanan darah antara 5-8 mmHg.

Penurunan tekanan darah tergantung dari berbagai faktor seperti seberapa sering kita berolahraga, jumlah repetisi atau pengulangan gerakan yang dilakukan, dan beban yang digunakan.

Metode lainnya

Laffin menjelaskan, ada cara lain yang bisa membantu kita menurunkan tekanan darah, meski cara ini memerlukan studi lebih lanjut.

1. Tidak merokok

"Merokok merusak lapisan pembuluh darah, seperti halnya tekanan darah tinggi, jadi jangan merokok," katanya.

2. Memenuhi kebutuhan tidur

"Tidur enam hingga delapan jam tanpa gangguan setiap malam dapat mencegah tekanan darah tinggi dan tekanan darah yang berubah-ubah."

3. Meditasi

Pada 2017, American Heart Association (AHA) mengeluarkan pernyataan ilmiah tentang peran meditasi dalam mengurangi risiko kardiovaskular.

AHA menentukan konsep itu masuk akal, tetapi studi tersebut hanya melibatkan subjek yang terlalu sedikit dan menggunakan titik akhir yang berbeda, sehingga sulit ditarik kesimpulan.

"Tidak ada banyak data untuk mengatakan meditasi secara konsisten menurunkan tekanan darah," ujar Laffin.

"Itu seperti sesuatu yang membuat kita rileks dan menurunkan tekanan darah sementara waktu, tetapi bukan solusi bagi orang dengan hipertensi yang berkelanjutan."

4. Mengonsumsi makanan tertentu

"Kita mungkin melihat satu atau dua penelitian mengatakan makanan tertentu dapat menurunkan tekanan darah, tetapi hal itu belum dipelajari lebih lanjut," jelas Laffin.

"Jika ingin menggunakan cara alami untuk menurunkan tekanan darah, pilihlah satu atau dua metode yang sudah teruji."

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/24/162048020/tips-menjaga-tekanan-darah-tetap-stabil

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com