Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Jadinya jika Sepasang Kekasih Kompak Menderita OCD?

OCD adalah masalah kesehatan mental yang menyebabkan pikiran (obsesi) dan tindakan (kompulsi) berulang secara tidak terkendali.

Apabila obsesi dan kompulsi itu tidak terpenuhi, individu dengan OCD dapat merasakan ketakutan dan kecemasan, termasuk soal jalinan asmara yang dijalaninya.

Namun bagaimana jika kedua belah pihak sama-sama memiliki riwayat OCD? Apakah hubungannya bisa berjalan lancar?

Sisi positif menjalin asmara dengan penderita OCD

Ilisa Kaufman, PsyD, psikolog di Miami, AS mengatakan pasangan kekasih yang sama-sama memiliki riwayat OCD bisa saling menunjukkan empati pada kondisi satu sama lain.

Mereka bisa saling memahami bagaimana rasanya memiliki pikiran yang mengerikan dan mengganggu.

Selain itu, hanya seseorang yang berjuang melawan OCD yang dapat mengerti mengapa dorongan untuk melakukan kompulsi begitu kuat.

Jika kedua orang dalam hubungan asmara sudah mendapatkan pengetahuan dan pengobatan untuk OCD, mereka lebih mampu menyadari pentingnya mengendalikan dan melawan dorongan tersebut, dan mendukung satu sama lain.

Bisa jadi dalam hubungan itu, mereka akan memicu obsesi dan kompulsi satu sama lain.

"Beberapa tahun lalu saya merawat klien dengan OCD parah dan meneliti perilaku kompulsif utamanya," terang Kaufman.

"Dia menjalin hubungan romantis dengan wanita yang juga didiagnosis OCD, dan obsesi wanita itu berpusat pada kuman dan kontaminasi."

Kaufman menambahkan, kliennya seorang pria sering membuang dokumen dan formulir lama ke tempat sampah, lalu kembali ke tempat sampah untuk memeriksa apakah dia membuang dokumen penting atau tidak.

Tindakan itu rupanya kemudian menjadi pemicu OCD pada kekasih pria tersebut.

"Wanita itu menjadi sangat cemas dan tidak nyaman memikirkan pasangannya yang duduk, berbaring di kasur, dan menyentuh barang-barang di rumah dengan pakaian dan tangannya yang 'terkontaminasi'," sebutnya.

Sang wanita terus-menerus membersihkan apa pun yang disentuh oleh pasangannya dan memintanya untuk mandi dan mengganti pakaian.

Namun, permintaan itu ditolak karena pria itu masih merasakan dorongan untuk kembali ke tempat sampah memeriksa dokumen dan formulir tadi.

Inilah yang kemudian menciptakan konflik dalam hubungan mereka.

Tips untuk penderita OCD

Apabila ingin berkencan dengan seseorang yang juga didiagnosis mengidap OCD, ada beberapa panduan seperti yang dijelaskan Kaufman di bawah:

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/26/183000420/apa-jadinya-jika-sepasang-kekasih-kompak-menderita-ocd-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com