Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Arti Red Flag, Berbagai Tanda Bahaya dalam Hubungan yang Bisa Dikenali

Biasanya ini diartikan sebagai tanda bahaya pada seseorang sehingga tidak layak dijadikan pasangan dan sebaiknya dijauhi.

Red flag bisa dikenali dari interaksi awal misalnya dari cara seseorang bersikap maupun pencapaian hidupnya.

Apa itu red flag dalam hubungan?

Istilah red flag berangkat dari dunia olahraga ketika bendera merah diartikan sebagai tanda untuk berhenti.

Contohnya bendera merah yang dikibarkan dalam balapan berati ada kecelakaan atau kondisinya terlalu berbahaya untuk melanjutkan pertandingan.

“Dalam hubungan, tanda bahaya adalah tanda bahwa orang tersebut mungkin tidak dapat memiliki hubungan yang sehat dan berjalan bersama akan berbahaya secara emosional,” jelas Dr. Wendy Walsh, PhD, seorang psikolog klinis yang berspesialisasi dalam hubungan.

Kadang kala, red flag dalam diri seseorang atau hubungan tidak terlalu jelas.

Namun ada juga yang sangat nyata bahkan hadir sebagai petunjuk jika ada masalah mendasar antara kita dengan calon pasangan.

Di sisi lain, ada juga yellow flag yang menandakan masalahnya tidak terlalu parah sehingga kita sebaiknya memperlambat, bukannya langsung menjauhi seseorang.

Dr. Walsh mencontohkan, red flag adalah riwayat kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan kronis, atau penyalahgunaan zat sedangkan yellow flag adalah masalah komunikasi emosional yang disadari.

13 red flag yang perlu diwaspadai

Jika pasangan menunjukkan red flag berikut, saatnya mengevaluasi hubungan dan mempertimbangkan prospek masa depan kita dengannya.

Red flag menunjukkan masalah mendalam yang harus diatasi seseorang sebelum memiliki hubungan yang sehat dengan kita, orang lain bahkan dirinya sendiri.

Ketergantungan alkohol dan obat-obatan

"Minum setiap hari atau minum sampai mabuk beberapa kali seminggu bisa menjadi tanda bahaya untuk masalah minum," kata Amber Trueblood, LMFT, psikolog.

Kondisi tersebut berdampak negatif pada kondisi fisik, pekerjaan, kesehatan mental maupun caranya berinteraksi dengan kita.

Kekerasan

Seseorang yang menunjukkan kekerasan terhadap kita, orang yang dicintai, orang asing, dan bahkan hewan adalah red flag yang serius.

Perilaku ini menunjukkan mereka tidak memiliki cara yang sehat untuk menyalurkan emosinya sekaligus kurang berempati terhadap orang lain.

Bukan hanya soal pernikahan namun juga termasuk di mana kita ingin tinggal, apakah ingin memiliki anak, dan bagaimana perencanaan keuangan yang ingin dilakukan.

Kecemburuan dan curiga terus-menerus

“Red flag umum lainnya adalah kecemburuan dan ketidakpercayaan,” kata Trueblood.

“Seringkali, tanda bahaya dari pasangan yang insecure terlihat seperti perhatian di awal hubungan, tetapi ada masalah kontrol yang mendasarinya di balik semua perhatian itu," tambahnya.

Setelah dijalani, kita akan menyadari jika sikap pasangan yang berlebihan itu sebagai rasa tidak aman dan putus asa.

Bahkan jika mereka sudah menunjukkan perubahan, pastikan kita merasa nyaman dengan masa lalunya sehingga mampu percaya sepenuhnya.

Mengontrol

Pasangan yang mengontrol dengan cara apa pun kemungkinan besar memiliki masalah pribadi yang mendalam yang harus diselesaikan lebih dulu.

Pertimbangkan kembali hubungan ketika pasangan membatasi pergaulan kita, mengendalikan cara kita memakai uang pribadi, menuntut bentuk tubuh tertentu hingga hobi yang biasa dilakukan.

Mantan kekasih bermasalah

Perhatikan bahasa yang digunakan pasangan saat membicarakan mantan kekasihnya di masa lalu.

Jika nadanya negatif atau tergolong menyudutkan, mungkin ini bisa jadi red flag soal kepribadian mereka sendiri.

Perspektif semacam ini mengalihkan tanggung jawab apa pun dan menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap orang yang pernah mereka sayangi dan cintai.

Tidak punya teman

Jika pasangan kesulitan berteman atau mempertahankan lingkaran sosialnya mungkin juga akan mengalami serupa dengan kita.

Cobalah untuk memahami mengapa pasangan kesulitan membangun koneksi dengan orang lain untuk memprediksi konflik di kemudian hari.

Waktu tak terbatas

Ketika seorang tidak memiliki hubungan, hobi, atau tujuan lain, itu adalah red flag untuk hubungan yang tidak sehat.

Seseorang yang memiliki hidup yang kaya bisa memperkuat hubungannya dengan kita.

Jika pasangan mengandalkan kita sepenuhnya untuk merasa bahagia dan kesenangannya, itu dapat menyebabkan perasaan tercekik, dendam, dan ketidakbahagiaan.

Salah satu bagian terbaik dari berada dalam hubungan romantis adalah terhubung secara mendalam dan otentik dengan orang lain.

Pasangan yang tidak menunjukkan minat untuk membuka diri dan menjalin ikatan adalah red flag dalam sebuah hubungan.

Gaslighting

Gaslighting adalah perilaku seseorang yang membuat kita mempertanyakan kewarasan diri sendiri.

Tindakan ini bisa berupa kebohongan, manipulasi, atau memutarbalikan fakta serta jenis pelecehan emosional lainnya.

Love bombing

Orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik atau ambang, antara lain, biasanya melakukan love bombing.

Secara manipulatif, mereka menghujani seseorang dengan pujian dan kasih sayang untuk mendapatkan kepercayaan dengan cepat.

Breadcrumbing

Pelaku breadcrumbing akan memberi kita sedikit dorongan, cukup agar kita berusaha mempertahankan hubungan tersebut.

Namun jika terlalu dekat, mereka yang akan menjauh dan terus-terusan mempermainkan hubungan maupu perasaan kita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/17/131301320/arti-red-flag-berbagai-tanda-bahaya-dalam-hubungan-yang-bisa-dikenali

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com