Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Serangan Jantung dan Panic Attack

Sebab dua serangan ini kerap menimbulkan gejala yang mirip, salah satunya jantung berdegup kencang.

Meski dikatakan serupa, tapi antara serangan jantung dan panic attack tidaklah sama.

Lantas seperti apa perbedaan antara keduanya dan bagaimana cara membedakannya? Untuk lebih jelasnya coba simak ulasan berikut ini.

Gejala yang muncul antara serangan jantung dan panic attack memang kerap dianggap sama.

Keluhan yang sering muncul adalah sakit di dada, jantung berdebar kencang, pusing, berkeringat, sesak napas dan mual.

Namun sebenarnya dua jenis serangan itu memiliki perbedaan yang cukup signifikan bila dilihat dari penyebab yang mendasari.

Serangan jantung dapat terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tersumbat atau terhambat akibat adanya penumpukkan plak.

Serangan jantung juga terjadi secara tiba-tiba yang dimulai dari nyeri ringan atau perasaan tidak nyaman di dada yang berangsur memburuk.

Gejalanya mungkin muncul dan menghilang sampai seseorang mengalami serangan jantung penuh.

Sedangkan panic attack alias serangan panik sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah jantung, meski ditandai dengan gejala jantung berdebar kencang.

Kondisi ini dapat terjadi akibat respons pikiran terhadap situasi tertentu. 

Umumnya disebabkan oleh stres yang membuat seseorang merasa ketakutan atau kecemasan berlebihan.

Seseorang yang mengalami serangan panik, sebetulnya tubuh mereka sedang dalam "mode bertarung" atau berlari dari kenyataan sebagai respons terhadap stres.

Hal inilah yang membuat jantung berdetak kencang hingga memengaruhi sistem pernapasan.

Menurut Anxiety and Depression Association of America, serangan panik secara umum tidak menimbulkan bahaya langsung, sedangkan serangan jantung dapat mengancam nyawa dan membutuhkan pertolongan medis dengan segera.

Cara membedakan gejala serangan jantung dan panik attack

Sebetulnya ada cara paling mudah untuk membedakan serangan jantung dan panic attack, yaitu mengenali gejala yang mungkin timbul setelah gejala pertama.

Melansir Menshealth, berikut cara mengenali perbedaan antara kedua gangguan kesehatan tersebut.

1. Perhatikan nyeri dada yang dirasakan

Nyeri dada akibat serangan jantung atau panic attack bila dirasakan lebih jantung memiliki perbedaan yang cukup jelas.

Nyeri dada serangan jantung biasanya dibarengi dengan sensasi dada terasa sesak, tertekan atau seperti diremas, sedangkan panic attack tidak demikian.

Kemudian nyeri dada akibat serangan jantung juga dapat menimbulkan nyeri yang biasanya menjalar ke rahang, leher, lengan, punggung atau bahu.

Tapi serangan jantung lebih sering terjadi akibat aktivitas fisik, seperti naik tangga, atau olahraga berat yang biasanya tidak terjadi pada orang yang menderita masalah kesehatan mental.

3. Melihat keringat yang bercucuran

Keringat yang intens seringkali merupakan tanda serangan jantung, apalagi jika terjadi di ruangan yang sejuk sekalipun.

Keringat ini biasanya merupakan suatu pertanda atau alarm tubuh saat terkena serangan jantung dan dibarengi dengan gejala lain seperti sesak napas.

Sedangkan keringat berlebihan jarang terjadi pada orang yang mengalami serangan panik.

4. Mengamati gejala yang berlangsung

Durasi seseorang yang mengalami serangan panik hanya berlangsung beberapa menit hingga satu jam lebih.

Setelah gejalanya mereda, maka seseorang kembali pulih dan merasa lebih baik.

Tapi tidak untuk serangan jantung yang gejalanya dapat menghilang dan muncul dalam rentang beberapa jam atau beberapa hari.

Kondisi ini sebaiknya perlu segera ditindak oleh dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/21/162600120/serupa-tapi-tak-sama-ini-perbedaan-serangan-jantung-dan-panic-attack

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com