Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Langkah demi Menjadi Orang yang Lebih Baik, Mau Coba?

Sayangnya, kesibukan bekerja dan beraktivitas seringkali menghambat kita untuk berbuat baik kepada orang lain.

Tidak perlu mengambil langkah besar, perbuatan baik bisa dimulai dari hal yang kecil dan sederhana.

Inilah 10 cara untuk menjadi orang yang lebih baik dan ramah kepada orang lain, sebagaimana dirangkum laman Hack Spirit.

1. Menghargai hal kecil

Tunjukkan rasa terima kasih meski untuk hal-hal kecil sekalipun.

Ucapkan terima kasih kepada seseorang yang memudahkan hidup kita, atau membuat kita tersenyum. Dengan demikian, mereka merasa dihargai dan diperhatikan.

Luangkan waktu untuk memperhatikan dan bersyukur atas kebahagiaan sederhana agar kita memiliki sudut pandang yang lebih positif dan lebih cenderung melakukan kebaikan bagi orang lain.

2. Berbicara dengan nada positif 

Pepatah "lidah tak bertulang tetapi lebih tajam dari pedang" mungkin sudah sering kita dengar.

Pepatah itu merupakan pengingat agar kita berhati-hati dalam bertutur kata. Karena, bisa jadi apa yang diucapkan menyakiti orang lain.

Cobalah untuk selalu berpikir sebelum berbicara. Gunakan kata-kata penyemangat yang meningkatkan semangat orang yang diajak berbicara.

Jangan lupa memberikan pujian. Pujian yang tulus sama kuatnya dengan kata-kata yang menyakitkan. Bahkan, pujian bisa membantu seseorang melewati masa sulit.

Terkadang, kita perlu memberikan kritikan atau saran untuk membantu orang lain menjadi lebih baik.

Tetapi kuncinya adalah melontarkan kritikan itu dengan lembut dan bijaksana. Tujuannya, agar kritikan itu dipandang sebagai kebaikan, bukan penghinaan.

3. Belajar memaafkan dan tidak menjadi pendendam

Ketika disakiti orang lain, akan sulit untuk menyembuhkan diri.

Namun, mengampuni seseorang merupakan salah satu bentuk kebaikan. Bukan hanya untuk orang yang menyakiti kita, tapi juga untuk diri kita.

Memaafkan orang lain akan memberikan ketenangan pikiran, bukan kemarahan. Alih-alih tanda kelemahan, memaafkan adalah tanda kekuatan.

Melepaskan dendam memanglah sulit. Apalagi jika dendam itu sudah ada selama bertahun-tahun. Tapi, berusahalah untuk tidak memiliki dendam jika ingin menjadi orang yang lebih baik.

4. Hidup dengan penuh perhatian

Dengan laju kehidupan yang serba cepat saat ini, meluangkan waktu untuk bersikap baik tidaklah mudah.

Bahkan, kita mungkin sulit menyadari ketika seseorang membutuhkan bantuan atau perhatian. Itulah pentingnya hidup dengan penuh perhatian (mindfulness) dan niat.

Mindfulness memungkinkan kita melihat detail yang sering luput dari perhatian dalam kehidupan sehari-hari.

Kita bisa mengetahui lebih mudah saat seseorang membutuhkan dukungan dan merespons dengan kebaikan dan kasih sayang.

Ditambah lagi, saat kita hadir, kesadaran diri meningkat dan kita bisa menyadari seperti apa perilaku kita.

5. Mendengarkan

Bagian dari hidup penuh kesadaran adalah mendengarkan dengan baik.

Terkadang, orang tidak membutuhkan saran atau masukan. Mereka hanya ingin didengarkan.

Kebaikan dapat tumbuh dari kebiasaan sederhana seperti mendengarkan dengan perhatian penuh kepada seseorang yang membutuhkannya.

6. Berempati dan menempatkan diri di posisi orang lain

Cara ampuh lainnya untuk bersikap baik adalah mempraktikkan empati. Empati berarti memperlakukan orang lain dengan hormat, pengertian, dan kasih sayang.

Kita bisa mulai dari menempatkan diri di posisi orang lain.

Misalnya, jika pelayan restoran keliru mengantarkan pesanan, mungkin saja dia baru dalam pekerjaan itu. Atau, pelayan tersebut memiliki masalah pribadi dan tidak bisa fokus bekerja.

Pada dasarnya, kita tidak mengetahui apa yang dialami orang lain. Daripada langsung menarik kesimpulan, bayangkan apa tindakan kita jika berada di posisi orang itu.

7. Bermurah hati

Menumbuhkan sikap murah hati tidak harus memberikan hadiah mewah atau uang dalam jumlah besar. Hadiah itu bisa berupa waktu, kasih sayang, dan pelayanan.

Ketika kita hidup dengan bermurah hati, maka kita mengisi hidup dengan hal-hal positif.

Sangat menyenangkan bisa menanggapi kebutuhan dan menjadi bagian dari solusi untuk masalah orang lain.

Kepuasan yang dirasakan saat memberi membuat kita cenderung lebih baik dan berbelas kasih di kemudian hari.

8. Menolong sesama

Seberapa buruk suatu keadaan, selalu ada seseorang di luar sana yang akan membantu. Alangkah baiknya jika kita adalah orang yang memberikan bantuan tersebut.

Jangan takut bertanya kepada orang lain apakah mereka membutuhkan bantuan atau tidak.

Mungkin orang itu sungkan atau malu untuk meminta bantuan. Ikuti naluri, dan lanjutkan untuk membantu mereka.

Dukungan atau bantuan kita bisa menjadi sesuatu yang mereka butuhkan.

9. Mempunyai pemikiran terbuka

Setiap manusia diciptakan berbeda, Tak hanya penampilan atau sikap, nilai-nilai yang dianut masing-masing individu pastilah berbeda.

Namun, perbedaan itu dapat diatasi selama kita tetap terbuka terhadap ide dan sudut pandang baru.

Semakin banyak orang yang kita temui, semakin mudah kita bersikap terbuka terhadap cara berpikir dan keberadaan orang lain.

10. Tersenyum

Tersenyum dapat meningkatkan suasana hati dan membuat kita merasa lebih positif, meskipun kita sedang tidak dalam kondisi yang baik.

Studi menunjukkan, tersenyum dapat mengelabui otak untuk menuju kebahagiaan.

Begitu kita berada dalam suasana hati yang lebih baik, akan lebih mudah merespons orang lain dengan hangat.

Tersenyum saja tidak lantas membuat kita menjadi orang yang lebih baik. Tapi ini awal yang bagus.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/27/090000720/10-langkah-demi-menjadi-orang-yang-lebih-baik-mau-coba-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com