Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Selain Bertengkar, Ini 5 Tanda Saatnya Putus Hubungan dengan Teman

KOMPAS.com - Selisih pendapat sampai berujung pertengkaran biasanya menjadi penyebab utama putusnya hubungan dengan teman.

Tapi ternyata, ada banyak hal lain yang menjadi pertanda kalau sudah saatnya kita perlu memutuskan hubungan dengan seorang teman.

Meski tidak mudah menghadapinya, namun tampaknya putus hubungan dengan teman bisa jadi pilihan yang paling tepat dan sehat.

Tidak seperti hubungan romantis, pertemanan atau persahabatan terkadang menjadi hal rumit untuk dijalani.

Keputusan untuk menjauh darinya bisa jadi satu hal penting demi kesehatan mental dan kesejahteraan kita.

Jika dalam hubungan pertemanan itu kita merasakan hal-hal berikut ini, setidaknya memutuskan hubungan dengan teman bisa menjadi pilihan yang tepat.

1. Tidak ada take and gift

Hubungan yang sehat sebaiknya ada take and gift, yang artinya kita memberi dan juga menerima dalam hal apa pun.

Ini merupakan bentuk "kontrak sosial" yang paling umum dalam sebuah hubungan, baik hubungan romantis atau pertemanan.

Tapi ketika kita berusaha memberikan 100 persen dan tidak ada timbal balik darinya, itu bisa jadi pertanda bahwa sudah saatnya kita mengakhiri hubungan tersebut.

2. Chat kita sering tidak dibalas

Sebagian besar dari kita mungkin merasa bersalah ketika tidak sempat membalas chat atau pesan teks dari seorang teman.

Sebab hal ini sudah seolah menjadi norma dalam sebuah hubungan.

Tapi ketika setiap kali kita chatting dan komunikasi selalu menggantung, ini adalah pertanda bahwa teman kita tidak bisa meluangkan waktunya untuk kita.

3. Teman kelewat batas atau terlalu banyak batasan

Sebuah studi dari University of Edinburgh yang meninjau kriteria hubungan sehat.

Studi tersebut menyatakan bahwa batasan pribadi bisa dijadikan sebagai pedoman atau aturan tertentu dalam menentukan hubungan pertemanan.

Misalnya saja ketika ada seorang teman yang bertingkah melampaui batas, atau kita menjadi terlalu banyak memberikan batas untuk hal-hal pribadi padanya.

Mungkin itu sudah menjadi tanda bahwa hubungan pertemanan tidak berjalan dengan baik.

Meskipun status hubungan sudah begitu dekat, namun teman yang baik setidaknya dapat menghargai segala macam hal yang bersifat pribadi.

4. Tidak ingin membagikan cerita bahagia atau kesedihan padanya

Jika kita tidak bisa lagi mempercayakan seorang teman untuk mengetahui hal-hal baru atau rahasia yang kita miliki, bisa jadi kita sedang menghadapi pertemanan toxic.

Menurut pakar psikologi, hal seperti ini semacam sinyal dari dalam diri bahwa kita merasa cemas atau ketakutan ketika seorang teman mengetahui segala hal yang sudah kita lalui, meskipun dia adalah orang yang sudah lama berteman dengan kita.

5. Tidak menjadi diri sendiri

Hubungan pertemanan yang baik setidaknya dapat bertumbuh bersama ke arah yang lebih positif seiring lamanya hubungan itu terjalin. 

Setiap orang seiring waktu juga mengalami banyak hal yang mengubah kepribadian kita menjadi lebih positif. 

Namun ketika kita merasa bahwa sepertinya sudah kehilangan jati diri atau tidak menjadi diri sendiri, memutuskan hubungan dengannya mungkin jadi cara terbaik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/08/083231420/selain-bertengkar-ini-5-tanda-saatnya-putus-hubungan-dengan-teman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com