Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Tren Pernikahan yang Akan Mulai Ditinggalkan di Tahun 2023

KOMPAS.com - Baru-baru ini, menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) sedang menjadi tren di Indonesia.

Adapun soal alasannya, diyakini bahwa meski gratis, menikah di KUA tetap memberikan kesan.

Karena itu, tak mengherankan bila makin banyak yang melakukannya dengan tujuan berhemat dan tidak memberatkan diri sendiri maupun keluarga.

Jika tren ini semakin populer, bukan tak mungkin tradisi menikah dengan resepsi besar-besaran akan mulai ditinggalkan, seperti empat tren pernikahan yang mulai ditinggalkan berikut ini.

Tradisi lempar buket bunga dan lempar garter

Pada tahun 2022 lalu, wedding planner dari Our Own Table Co. Elisse Mills mengatakan, kepopuleran tradisi lempar buket bunga atau lempar garter (kain berenda yang biasa dipakai di paha pengantin wanita) akan menurun.

Kini, videographer pernikahan dan pendiri dari Key Moment Films, Mary Angelini, juga ikut mengatakan bahwa tren itu tidak akan terus berlanjut.

"Tradisi ini mungkin tidak lagi populer karena terlihat seksis atau ketinggalan zaman. Beberapa pasangan juga mungkin merasa bahwa tradisi ini memberikan tekanan pada tamu yang masih melajang sehingga ingin melewatkannya saja,” ujar Angelini, sebagaimana dikutip dari Insider.

Ia menambahkan, tradisi lempar bunga atau garter ini juga bisa membuat canggung pengantin jika tidak ada tamu lajang yang ingin berpartisipasi.

Dekorasi rumput pampas

Tren pernikahan lain yang mungkin akan kehilangan pamornya di 2023 adalah dekorasi rumput pampas.

Menurut pendiri dari Samantha Joy Events, Samantha Leenheer, popularitas rumput alami berwarna earth tone yang biasa hadir di pernikahan bergaya bohemian ini mungkin akan menurun.

“Meski cantik, momen kejayaan rumput pampas sudah lewat, dan kini orang-orang lebih menyukai jenis rumput yang lebih mudah dirawat dan tidak akan rontok,” kata Leenheer.

Menurutnya, sekarang ini akan lebih banyak pasangan yang mengiginkan bunga dengan berbagai warna untuk dekorasi pernikahannya.

Tidak ada lagi pesta besar

Mirip seperti tren menikah di KUA yang baru-baru ini jadi perbincangan, Jacqueline Vizcaíno, pendiri dari Tinted Event Design, Production, and Planning mengatakan, pesta pernikahan besar pun kemungkinan akan segera ditinggalkan karena dianggap ketinggalan zaman.

"Pesta pernikahan dengan 15 bridesmaid dan groomsmen sudah ketinggalan zaman. Saat ini, banyak pasangan yang memilih pesta pernikahan sederhana dan merefleksikan kedekatan pasangan dan circle terdekatnya,” ujarnya.

Suvenir pernikahan

Fotografer pernikahan asal California Brianna Parks mengatakan, popularitas suvenir pernikahan pun ikut menurun karena semakin banyak pasangan yang memprioritaskan uangnya untuk barang lain.

Menurut Parks, orang-orang kini mulai berpikir untuk lebih sustainable (keberlanjutan), dan suvenir pernikahan tidak membantu mereka untuk memperjuanglan gerakan itu.

"Tak jarang, suvenir pernikahan malah dibuang, yang artinya akan lebih banyak uang yang terbuang," ujarnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/20/160803820/4-tren-pernikahan-yang-akan-mulai-ditinggalkan-di-tahun-2023

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com