Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemilik Rekor Lidah Terpanjang di Dunia, Pakai Lidah untuk Melukis

KOMPAS.com - Memiliki bagian tubuh yang tidak biasa bisa membuat beberapa orang tidak percaya diri.

Namun bagi beberapa orang lainnya, kelebihan yang dimilikinya bisa mendatangkan manfaat.

Misalnya saja, bagi pria asal California yang dinobatkan sebagai pria dengan lidah terpanjang di dunia versi Guinness World Records, yang memanfaatkan lidah panjangnya untuk melukis.

Ya, Nick Stoeberl, pria dengan pemilik lidah sepanjang 10,1cm itu memamerkan kebolehannya melukis dengan lidah pada acara This Morning, Senin (20/2/2023) lalu.

‘Mungkin, aku bisa saja merupakan hasil eksperimen pemerintahan, sama seperti Hulk, ya," selorohnya.

"Jika saya tidak hati-hati, mungkin aku bisa berubah menjadi hijau,” ujar dia dalam wawancara.

Dia lantas mengaku sudah menyadari panjang lidahnya yang tidak biasa sejak lama.

“Saat masih anak-anak dan mengeluarkan lidahku, tentu saja itu lebih panjang dibanding lidah orang lain yang menjulurkan lidahnya padaku."

"Aku sudah sadar sejak dulu, dan di SMA aku mendapat julukan Gene Simmons. Jadi, mungkin itu alasan mengapa aku menjadi lebih populer,” lanjutnya.

Ia lalu membeberkan beberapa manfaat dari lidah besarnya.

Menurut dia, kondisi unik ini “sangat eco-friendly’ jika digunakan untuk makan dan bisa membuatnya menjilat sisa makanan tanpa harus menggunakan tisu atau lap.

Namun meski begitu, ia tentu selalu berusaha untuk bersikap sopan di restoran dan menggunakan tisu.

Lalu, tak dia juga merasa lidahnya sangat populer di pesta-pesta.

‘Orang-orang selalu ingin mengobrol denganku."

"Dan mereka juga selalu memperkenalkan orang lain padaku dengan mengatakan, “Oh, ini adalah Nick, dia memiliki Guinness World Record untuk lidah terpanjang'."

"Jadi secara sosial, ini sangat berguna,” ujar Nick, yang menyebut bahwa kakaknya pun memiliki lidah serupa, meski tidak benar-benar sama.

Lalu selain melukis, dia juga bisa menjilat hidung dan sikutnya.

Dia sempat melukis Mona Lisa versinya bersama sang kakak, dan dijuluki Lickasso.

Beberapa lukisannya telah terjual dengan harga beberapa ratus dollar AS.

Nah, saat mempertontonkan bakat melukisnya di acara This Morning, dia membalut lidahnya dengan clingfilm.

Lalu, setelah itu dia mulai melukis host acara tersebut, Holly Willoughby dan Phil Schofield .

‘Ini sangat aneh. Rasanya, aku tidak seharusnya menontonmu melakukannya. Rasanya ini terlalu personal,” ujar Holly.

Dalam acara ini, Nick terlihat memamerkan karya seni buatannya, yang nampak sederhana karena waktu yang terbatas.

Holly pun memuji lukisan tersebut, sementara Phil membandingkannya dengan The Simpsons.

Lebih lanjut, Nick dan para host mendiskusikan beberapa masalah kesehatan berkaitan dengan lidah.

Salah satunya adalah tersedak karena lidah sendiri saat tidur, yang merupakan hal  yang menakutkan bagi Nick.

“Aku membayangkan jika aku memiliki lidah yang lebih besar, mungkin aku akan mengalaminya. Puji Tuhan aku belum pernah mengalaminya!”

Nick juga mengatakan lidahnya membawanya berkeliling dunia dan akhirnya datang ke London, yang juga menjadi tempat keluarganya berasal.

“Rasanya menyenangkan melihat ke mana lidahku membawaku,” ujarnya sambil tersenyum.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/22/150000520/pemilik-rekor-lidah-terpanjang-di-dunia-pakai-lidah-untuk-melukis

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com