Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Komentar Komeng dan Manfaat Humor untuk Menghadapi Duka

"Semoga almarhumah mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah. Sabar ya pak Aab, ane pernah ngerasain dulu anak ane yang cewek, sampai gak makan ane (emang bini ane gak masak sih)," tulis Komeng di kolom komentar.

Sejumlah warganet menudingnya tidak berempati kepada rekan komediannya yang sedang bersedih karena kematian putri itu.

Terlebih lagi, Komeng juga pernah mengalami tragedi serupa ketika anak perempuannya meninggal dunia tahun 2016 lalu.

Berkaca dari komentar Komeng, manfaat humor dalam suasana duka

Humor yang disampaikan Komeng kepada Abdel mungkin memang terasa tidak pantas bagi sebagian orang.

Meski demikian, kita tidak bisa menudingnya semata sebagai hal yang buruk tanpa memertimbangkan hubungan persahabatan keduanya.

Dalam kasus tertentu, humor yang disampaikan dalam suasana duka nyatanya terbukti bermanfaat secara emosional maupun fisik.

Donna Wilson seorang profesor keperawatan di University of Alberta, Kanada, baru-baru ini menerbitkan temuan studi kualitatif terkait hal itu.

Menurutnya, humor dapat memicu saat-saat kesedihan yang mendalam bagi individu yang tengah kehilangan orang tercinta namun juga membantu dalam proses pemulihan.

"Kuncinya - seperti biasa dengan humor - adalah waktu, plus Anda harus mengenal audiens Anda," kata Wilson, yang juga asisten profesor kedokteran dan asisten profesor di University of Limerick, Irlandia.

Ia melakukan wawancara mendalam dengan 10 orang Kanada paruh baya dan lebih tua yang telah kehilangan orangtua, anak, saudara kandung atau pasangan dalam dua tahun terakhir untuk menggali pengalaman kehilangan dan penyembuhannya.

Sebanyak 7 dari 10 subjek mengidentifikasi humor sebagai pemicu kesedihan, terutama jika orang yang mereka cintai juga menikmati humor.

Akan tetapi, delapan orang mengaku humor membantu pemulihan mereka dari duka tersebut, hal yang mengejutkan para peneliti.

Pasalnya, tidak banyak literatur yang mendukung hal ini khususnya terkait kematian.

"Ini bisa jadi karena di Amerika Utara khususnya, kematian dan kehilangan diperlakukan sebagai topik yang serius dan sulit, dan humor dapat dianggap tidak pantas," tambah Wilson.

Begoña Errasti-Ibarrondo, profesor di University of Navarra, Spanyol mengatakan tidak banyak yang menyadari manfaat humor saat kita berduka.

"Saya pikir tidak ada yang benar-benar menyadari bahwa humor hadir berkali-kali untuk kesehatan mental kita, bahkan dalam kesedihan," katanya.

“Di Spanyol, misalnya, di pemakaman terkadang kami membuat lelucon jika itu pantas dan kami menceritakan kisah lucu tentang orang tersebut atau trik yang biasa mereka mainkan,” katanya.

"Menceritakan kisah-kisah lucu bisa menjadi cara yang terhormat untuk mengingat orang yang dicintai," kata Wilson.

"Manfaat lain humor adalah mampu mengalihkan perhatian dari perasaan sedih, memberi sinyal kepada orang lain bahwa kita sedang pulih atau menjadi cara untuk membantu orang lain mengatasi kesedihan," tambahnya.

Ketika berusaha memberikan dukungan pada orang yang sedang berduka, para peneliti menyarankan agar kita bicara terbuka soal orang yang meninggal daripada menghindari topik tersebut.

Akan tetapi, cara terbaik adalah memastikan kesiapan orang tersebut untuk menerima candaan karena bisa jadi dianggap tidak pantas.

“Duka itu sangat pribadi dan begitu juga humor,” kata Errasti-Ibarrondo.

Secara ilmiah, tawa juga melepaskan endorfin dan hormon positif lainnya yang berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/12/113826720/komentar-komeng-dan-manfaat-humor-untuk-menghadapi-duka

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com