Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peringatan 100 Tahun Koentjaraningrat di Bentara Budaya Jakarta

KOMPAS.com - Prof Dr KPH Koentjaraningrat, atau yang akrab disapa Pak Koen adalah ilmuwan, tokoh, dan antropolog pertama Indonesia yang berperan besar dalam mendeskripsikan sejarah dan kebudayaan Indonesia.

Lahir di Yogyakarta pada 15 Juni 1923 sebagai keturunan bangsawan, Pak Koen diperbolehkan mengenyam pendidikan dasar di sekolah yang saat itu hanya diperuntukkan bagi Belanda, yaitu Europeesche Lagere School dan MULO.

Beliau menyelesaikan kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jurusan Bahasa Indonesia pada 1953, dan meraih gelar Master of Arts di bidang antropologi dari Yale University pada 1956.

Juga, Pak Koen memperoleh gelar Doktor Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada 1958.

Di lingkungan Keraton Yogyakarta, Pak Koen terinspirasi dengan seni dan kebudayaan Jawa yang kelak membekalinya menjadi seorang antropolog.

Selama waktu senggang di SMA, Pak Koen yang terbiasa disiplin dan mandiri sejak kecil melukis dan mempelajari tarian Jawa di Tejakusuman.

Bersama sahabatnya seorang fotografer Koesnadi dan tokoh pers Rosihan Anwar, beliau rajin menyambangi rumah seorang dokter keturunan Tionghoa untuk membaca disertasi tentang antropologi dari para pakar ternama.

Pak Koen termasuk sosok yang berjasa mendirikan dasar-dasar ilmu antropologi di Indonesia. Dari sinilah, beliau mendapatkan gelar Bapak Antropologi Indonesia.

Beliau mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan ilmu antropologi dan segala sudut pandang yang berkaitan dengan kebudayaan dan kesukubangsaan di Indonesia.

Berkat pengabdiannya pada perkembangan ilmu antropologi di Tanah Air, Pak Koen juga menerima berbagai penghargaan lain.

Sebut saja penghargaan Doctor Honoris Causa dalam ilmu sosial dari Rijksuniversiteit Utrecht Belanda pada 1978, dan Grand Prize dari 6th Fukuoka Asian Cultural Prizes pada 1955.

Pak Koen merintis berdirinya 11 jurusan antropologi di berbagai universitas di Indonesia, aktif mengajar dan menulis banyak hal berkaitan dengan kebudayaan dan pembangunan di Indonesia sejak 1957-1999.

Perjalanan karier Prof Dr KPH Koentjaraningrat itu dituangkan dalam 22 buku dan lebih dari 200 artikel di berbagai makalah ilmiah dan surat kabar baik di Indonesia maupun mancanegara.

Melalui tulisannya, beliau mengajarkan pentingnya mengenal masyarakat dan budaya bangsa sendiri.

Meski sudah tutup usia pada 23 Maret 1999 lalu akibat penyakit stroke, buah pemikiran dan karya Prof Dr KPH Koentjaraningrat sampai saat ini masih menjadi pedoman wajib bagi mahasiswa antropologi di Indonesia.

Pameran Peringatan 100 tahun Koentjaraningrat di Bentara Budaya Jakarta

Pada Kamis (8/6/2023) lalu, telah dibuka Pameran Budaya dan Seni "Peringatan 100 tahun Koentjaraningrat".

Pameran ini digelar sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa, kerja keras, semangat dan dedikasi Prof Dr KPH Koentjaraningrat pada pendirian dan pengembangan ilmu antropologi Indonesia.

Atas jasa-jasanya, beliau diberi penghargaan sebagai Bapak Antropologi Indonesia oleh Lingkar Budaya Indonesia (LBI).

Gelaran acara itu diadakan keluarga besar Koentjaraningrat dengan dukungan banyak pihak, yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Kompas Gramedia, Bentara Budaya, AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation) dan Fullbright Indonesia.

Pameran "Peringatan 100 tahun Koentjaraningrat" akan berlangsung hingga 15 Juni mendatang.

Pada acara puncak di tanggal 15 Juni atau tepat 100 tahun kelahiran Koentjaraningrat, akan dihelat Pagelaran Wayang Orang Bharata.

Gelaran ini merupakan bentuk persembahan dedikasi keluarga besar kepada Koentjaraningrat yang sangat menjunjung tinggi dunia pewayangan dan tari.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/13/204956220/peringatan-100-tahun-koentjaraningrat-di-bentara-budaya-jakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke