Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Cara Hadapi Pasangan yang Selalu Overthinking

KOMPAS.com - Menghadapi pasangan yang selalu overthinking bisa menjadi sebuah tantangan dalam hubungan.

Overthinking dapat digambarkan sebagai kecenderungan seseorang yang terjebak dalam pemikiran yang berlebihan.

Mereka kerap memikirkan banyak kemungkinan, hingga mencemaskan hal-hal yang mungkin belum tentu terjadi.

Kecenderungan yang seperti ini dapat memengaruhi sikapnya bahkan hubungan yang sedang kita jalani.

Untuk itu, diperlukan cara tersendiri untuk memahami kondisi pasangan agar memastikan overthinking-nya dikurangi.

Cara menghadapi pasangan yang selalu overthinking

Pasangan yang overthinking sering terjebak dalam pikiran, hingga membuat mereka sulit untuk melepaskan kekhawatiran dan perasaan cemas.

Kondisi itu tentu saja dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupannya, termasuk hubungan personal, kesehatan emosional, dan produktivitasnya sehari-hari.

Jika kita memiliki pasangan dengan kondisi ini, berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk membantu pasangan dalam mengatasi overthinking yang dia miliki.

1. Menjalin komunikasi yang baik

Membangun komunikasi yang terbuka dan sehat dalam hubungan sangat diperlukan untuk membantunya mengatasi overthinking.

Salah satu contohnya ketika si dia mulai mengkhawatirkan sesuatu, kemudian tanyakan padanya hal-hal apa yang membuatnya terganggu dan tidak bisa berpikir jernih.

Melakukan komunikasi yang baik dari waktu ke waktu dapat membuat kita lebih memahami apa yang dialaminya, sekaligus membuatnya lebih tenang karena sudah bisa mengungkapkan kecemasan yang dia pikirkan.

2. Meyakinkan tapi tidak menyakitkan

Pasangan kita mungkin bukan seseorang yang bisa mengungkapkan segalanya. Kondisi itu dapat menjadi pemicu overthinking itu muncul.

Mereka seringkali berpikir hal yang tidak-tidak tentang apa yang tidak diketahuinya.

Maka dari itu, sebagai pasangan kita perlu meyakinkan sesuatu dengan kata-kata yang tidak menyakitkan.

Bicaralah terus terang dan terbuka untuk bisa meyakinkan bahwa apa yang dia pikirkan itu belum tentu terjadi.

3. Hindari kata-kata ambigu

Saat berbicara padanya, hindari kata-kata yang bermakna ganda.

Sebab pasangan yang overthinking cenderung mencari makna di setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita dan tak jarang langsung mengambil kesimpulan.

Jika kita tidak bermaksud mengatakan sesuatu, lebih baik jelaskan padanya apa maksud kita yang sebenarnya.

Kemudian gunakan kata-kata yang jelas dan padat agar tidak ada makna lain yang ditangkap.

4. Hindari memintanya untuk berhenti overthinking

Overthinking biasanya terbentuk akibat kebiasaan lama yang tidak diatasi secara bertahap.

Memintanya untuk tidak overthinking dalam waktu sekejap tidak akan membantu dan mengubah keadaan.

Si dia harus memahami hal-hal apa yang membuat pikiran-pikiran negatif itu muncul, mengenali risiko dengan tidak memaksanya.

Hindari pula percakapan yang menyudutkannya untuk tidak overthinking, karena mungkin dia juga sedang kesulitan dengan pemikiran berlebihan yang dialami.

Satu hal yang bisa kita lakukan adalah mendengarkan, memahami, mendorong pemikiran realistis, hingga membantunya menemukan solusi.

5. Tunjukkan kita peduli padanya

Menunjukkan kalau kita peduli tidak hanya dilakukan dengan kata-kata tapi juga aksi nyata.

Misalnya kita dapat membantu membuatnya tenang dengan perilaku manis dan sikap romantis.

Jika kita dapat melengkapi dan menerima kekurangannya, kita dapat memiliki hubungan yang romantis dan bahagia dalam jangka panjang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/04/150000320/5-cara-hadapi-pasangan-yang-selalu-overthinking

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com