Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Sepelekan Perut Buncit yang Terasa Keras

KOMPAS.com – Lemak yang menumpuk di area perut, tak hanya dapat mengganggu penampilan, akan tetapi bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Jenis perut buncit keras paling sering dialami pria, meskipun begitu bukan tak mungkin wanita juga mengalaminya.

Melansir dari meanshealth, perut buncit terutama yang terasa keras disebabkan adanya lemak visceral yang menumpuk.

Lemak jenis ini terletak di dalam dinding perut dan mengelilingi organ-organ tubuh. Apabila jumlahnya terlalu banyak, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya.

Seperti yang dijelaskan oleh Jean Pierre Despres, seorang ahli nutrisi dari Laval University, Quebec, Kanada.

“Perut buncit dan keras ibarat bom waktu di dalam tubuh, karena dapat meningkatkan peluang terkena penyakit jantung dan diabetes,” jelasnya.

Selain itu, Jean juga menjelaskan bahwa kondisi perut buncit ini lebih berbahaya dibanding memiliki kolesterol dan kebiasaan merokok.

Kebiasaan yang menyebabkan perut buncit 

Terdapat dua jenis lemak yang ada di tubuh manusia, yaitu lemak visceral dan lemak subkutan.

Lemak subkutan terdapat pada hampir semua bagian tubuh. Sedangkan lemak visceral menempel pada organ tubuh bagian dalam, tepatnya pada otot dan area perut.

Sebenarnya, lemak visceral memiliki manfaat untuk melindungi organ.

Akan tetapi, jika jumlahnya terlalu banyak dapat menumpuk, menimbulkan tekanan, mendorong jaringan perut keluar sehingga menyebabkan perut membuncit dan keras saat di sentuh.

Perut buncit biasanya berkembang karena genetik maupun kebiasaan-kebiasaan seperti:

Penelitian yang dilakukan Washington University menemukan bahwa lemak visceral mengeluarkan molekul tingkat tinggi yang berkaitan dengan peradangan dan resistensi insulin.

Hal ini karena lemak visceral memproduksi bahan yang bersifat racun bagi fungsi tubuh, yang disebut dengan sitokin.

Inilah yang menyebabkan tubuh lebih mudah terserang resistensi insulin sehingga menyebabkan risiko diabetes.

Sebuah penelitian lain yang dilakukan Annals International Medicine juga menemukan bahwa, pria yang memiliki berat badan normal, namun memiliki perut buncit dan keras berisiko mengalami kematian akibat penyakit jantung dibanding mereka yang tidak memiliki kelebihan lemak.

Pentingnya perubahan pola hidup

Jika memiliki perut yang buncit dan keras, jangan panik. Akan tetapi, anggaplah kondisi tersebut merupakan untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat.

Mulailah dengan konsisten melakukan olahraga, konsumsi makanan alami dan jauhi makanan olahan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/13/174923520/jangan-sepelekan-perut-buncit-yang-terasa-keras

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com