Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hal yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua Saat Anak Suka Memukul

Orangtua perlu memberikan perhatian penuh untuk memahami apakah itu hanya fase sementara atau tanda-tanda masalah perilaku.

Kita juga perlu melakukan langkah konkret untuk mencegah anak memukul, mengendalikan atau memperbaiki sikapnya itu.

Jangan sampai anak dijauhi sekitarnya karena orangtua abai pada perilaku agresif ini.

Hal yang sebaiknya dilakukan orangtua saat anak suka memukul

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk merespon anaknya yang kerap memukul orang lain.

Berbagai opsi berikut mungkin tidak berhasil untuk setiap anak sehingga kita perlu mengeksplorasi untuk melihat mana yang paling bermanfaat bagi anak.

Menahan anak secara fisik

Secara naluri, para orangtua pasti akan menahan anaknya dari melakukan kekerasan seperti memukul.

Berikan pelukan yang tenang dan tegas untuk mencegah anak memukul orang lain atau dirinya sendiri.

Jika energinya kuat, jangan ragu untuk agak mengekang anak tanpa menyakiti mereka.

Cobalah berbicara dengan tenang kepada anak, memberi tahu bahwa kita memegangnya karena tidak dapat membiarkan mereka menyakiti siapa pun.

Setelah momen berlalu, orangtua dapat mengarahkan mereka ke perilaku lain.

Menjauhkan anak dari situasi

Jika pembatasan fisik tidak mempan, cobalah mengajak anak pergi dari lokasi dan situasi tersebut.

Misalnya masuk ke mobil atau ke kamar tidur sehingga anak bisa kembali fokus.

Kadang kala, kita harus melakukannya berulang kali sampai akhirnya buah hati menyadari jika itu adalah konsekuensi dari perilakunya.

Misalnya, waktu bermain dengan temannya menjadi lebih pendek karena sering memukul yang lain.

Proses pemahaman untuk masing-masing hal ini bergantung pada banyak faktor, termasuk usia dan kemampuan balita untuk memahami serta kesabaran orangtua.

Diskusikan alternatif

Anak kita mungkin tidak paham cara lain menyalurkan emosinya selain dengan memukul.

Ajari mereka reaksi lainnya ketika situasi membuat mereka marah misalnya dengan bicara lebih jelas atau menjauh dari lokasi.

Butuh waktu untuk mengajari balita soal ini namun hasilnya pasti akan memuaskan.

Arahkan ke yang lain

Cara ini bisa dilakukan untuk anak usia 1 atau 2 tahun ketika mereka memiliki dorongan untuk memukul.

Orangtua dapat memegang tangan yang mereka gunakan untuk memukul dan menunjukkan sentuhan lembut.

Jika tidak mempan, cobalah mengalihkan mereka dari perilaku negatif dengan aktivitas lain.

Namun, penting untuk memastikan bahwa memukul tidak memberikan anak lebih banyak perhatian karena bisa jadi pembelajaran yang buruk.

Dukungan emosional

Jika merasa anak sering memukul karena salah mengelola emosi, orantua dapat mencoba mengajarkan lebih banyak pilihan untuk mengekspresikan perasaannya.

Misalnya menjelaskan arti berbagai kata perasaan, dengan cara yang sesuai dengan usia anak.

Cegah sebelum terjadi

Kenali perilaku anak sebelum mereka mulai mengangkat tangannya untuk memukul.

Misalnya suara garaman, frustasi, merengek, menangis atau lainnya yang jadi pemicu khasnya.

Dengan mengidentifikasinya, kemungkinan besar orangtua akan dapat menghentikannya sebelum hal itu terjadi baik dengan obrolan atau tindakan pencegahan.

Hal yang sebaiknya tidak dilakukan orangtua

Sebaliknya, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan orangtua untuk menghadapi anak yang suka memukul.

Memukul

Mencegah anak memukul dengan melakukan kekerasan yang sama tentu menjadi hal yang membingungkan.

Hindari perebutan kekuasaan yang melibatkan penggunaan kekuatan seperti memukul, mencubit atau tindakan kekerasan fisik lainnya.

Respon seperti berteriak, membentak, dan bertindak dalam kemarahan hanya akan menjadi contoh buruk.

Meskipun situasinya bisa sangat membuat frustrasi, luangkan waktu sejenak untuk mengendalikan emosi kita sebelum mengajari anak.

Cara ini akan membantu mereka melihat orangtua sebagai figur otoritas yang mengendalikan tubuh, suara, kata-kata, dan ekspresi mereka.

Bersikap seperti orangtua lainnya

Jadilah diri sendiri saat menangani perilaku anak kita.

Jangan biarkan perasaan malu, mom-shaming atau tekanan sosial menentukan sikap kita saat menghadapi buah hati.

Ketika kita mengubah reaksiberdasarkan lingkungan atau metode orang lain, cobalah mengevaluasi kembali nilai-nilai pengasuhan bersama pasangan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/16/160000920/hal-yang-sebaiknya-dilakukan-orangtua-saat-anak-suka-memukul

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com