Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Faktor Penyebab Ginjal Bermasalah yang Kerap Tak Disadari

KOMPAS.com - Ginjal merupakan salah satu organ yang penting bagi tubuh.

Organ ini berfungsi menyaring dan membuang racun yang masuk ke tubuh terutama dari berbagai makanan yang kita konsumsi.

Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, bukan tak mungkin ini dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.

Berikut sejumlah faktor yang menyebabkan ginjal bermasalah yang mungkin tak disadari.

Sebagian besar makanan olahan mengandung banyak natrium yang tak hanya buruk bagi jantung tapi juga dapat menyebabkan masalah ginjal.

Natrium sendiri merupakan jenis mineral yang mudah ditemukan pada berbagai makanan, terutama garam.

Saat tubuh terlalu banyak mengkonsumsi garam, maka tubuh perlu mengeluarkan natrium saat buang air kecil. Dalam prosesnya hal itu membutuhkan kalsium.

Ahli nefrologi di Cleveland Clinic, James Simon, MD mengatakan memiliki kadar kalsium yang terlalu banyak dalam urin dapat meningkatkan risiko batu ginjal.

Lalu berapa banyak garam yang diperlukan tubuh dalam sehari?

Takaran ini bisa bermacam-macam tergantung pada iklim suatu negara.

Indonesia sendiri memiliki iklim yang panas sehingga tubuh membutuhkan kadar garam yang lebih banyak.

Konsultan nutrisi, Peni M. Hartanto mengatakan baha di Indonesia tidak ada penetapan kebutuhan natrium secara khusus.

Namun, badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk membatasi konsumsi sodium 2.400mg atau sekitar 1 sendok teh garam per hari.

“Orang-orang memperhatikan karbohidrat, lemak, dan kalori, tetapi mereka kerap tidak memperhatikan natrium,” kata Dr. Simon.

Untuk itu penting untuk memeriksa kandungan natrium dalam setiap produk kemasan seperti keripik, sup kaleng, kaldu ayam dan lainnya sebelum dikonsumsi.

Membiarkan tekanan darah tinggi tidak terkendali dapat merusak pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Tak hanya itu, tekanan darah tinggi ini juga dapat melukai ginjal.

Untuk itu penting untuk memeriksa kandungan garam agar kebutuhan natrium untuk tubuh per hari tetap dalam batas ideal.

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi seperti memilih bumbu atau rempah segar untuk menambah rasa pada makanan tanpa meningkatkan tekanan darah. Bumbu dan rempah itu seperti bawang putih, lada, dan jus lemon.

Ahli nefrologi di Cleveland Clinic, James Simon, MD mengatakan bahwa studi pada tahun 2012 menemukan bahwa berhenti merokok selama 16 tahun atau lebih dapat mengurangi risiko karsinoma sel ginjal atau kanker ginjal sebesar 40 persen.

Artinya, kebiasaan merokok tak hanya menyebabkan kanker paru-paru tapi juga dapat meningkatkan risiko kanker ginjal.

Selain itu,  Dr. Simon juga menyebutkan bahwa merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Ada kepercayaan populer yang menyebut bahwa kita harus minum delapan gelas penuh air setiap hari. Nyatanya, hal ini tidak berlaku untuk semua orang.

Kebutuhan cairan setiap individu dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan iklim tempat tinggal.

Menurut Dr. Simon, sekitar empat hingga enam gelas air sehari biasanya sudah cukup untuk menjaga fungsi ginjal dengan baik. Tetapi minum hanya satu atau dua cangkir air sehari bisa menantang bagi ginjal dan kesehatan secara keseluruhan.

Pasalnya, tubuh yang dehidrasi akan lebih sulit menjaga tekanan darah dan kadar natrium.

Saat dehidrasi, tekanan darah turun dan aliran darah ke ginjal juga akan menurun.

Untuk itu, pastikan tubuh mendapatkan cukup air.

Obat anti-inflamasi, seperti ibuprofen dan aspirin dapat mengurangi aliran darah ke ginjal.

Terlalu sering mengkonsumsi obat itu dapat meningkatkan risiko masalah ginjal dan menyebabkan jaringan parut karena bisa langsung beracun ke organ.

“Orang yang berisiko meminumnya setiap hari untuk jangka waktu yang lama,” kata Dr. Simon.

Bahkan, obat penghilang rasa sakit ini tidak boleh dikonsumsi oleh mereka yang telah mengalami kerusakan ginjal.

Klaim bahwa suatu produk adalah "alami" tidak selalu menjamin bahwa produk tersebut aman atau baik untuk kesehatan.

Banyak obat herbal atau suplemen yang dijual sebagai produk alami tetapi dapat mengandung bahan berbahaya atau memiliki efek samping yang tidak diinginkan.

Salah satu kandungan yang ditemukan dalam beberapa obat tradisional adalah asam aristolochic. Kandungan ini dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan bahkan menyebabkan kanker.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memperingatkan konsumen untuk berhati-hati terhadap produk yang mencantumkan bahan seperti Aristolochia, Asarum, atau Bragantia pada labelnya, karena mungkin mengandung bahan berbahaya ini.

Sementara multivitamin dapat menjadi suplemen yang bermanfaat bagi beberapa orang namun tidak semua vitamin dan suplemen akan membantu kesehatan.

Sebelum memulai mengonsumsi suplemen apa pun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan terlebih dahulu. Hal ini dapat mencegah tubuh mengonsumsi suplemen yang tidak diperlukan atau berpotensi berbahaya.

Berat badan berlebih dapat memberikan beban tambahan pada tubuh dan meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk diabetes tipe 2.

Diabetes tipe 2 adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif atau tidak memproduksi cukup insulin untuk mengatur kadar gula darah dengan baik.

Jika tidak dikendalikan dengan baik, diabetes tipe 2 dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, termasuk masalah pada ginjal.

Masalah insulin dari diabetes tipe 1 dan tipe 2 dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada ginjal, dan dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal atau bahkan gagal ginjal.

Diabetes bukan satu-satunya penyebab masalah ginjal. Berat badan berlebih itu sendiri dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit ginjal.

Untuk itu, penting untuk menjaga berat badan yang sehat, mengadopsi pola makan seimbang, dan menjalani gaya hidup aktif untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan masalah ginjal.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/01/084617220/7-faktor-penyebab-ginjal-bermasalah-yang-kerap-tak-disadari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke