Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Cara Chris Terrell Turunkan Bobot 56 Kg dan Tetap Makan Enak

Terrell hanya mengatakan pada dirinya untuk makan ketika lapar saja.

Sebelumnya, selama puluhan tahun, pria berusia 38 tahun itu sudah banyak makan junk food dan makanan diproses, hingga di satu titik dia merasa perlu merombak pola makannya.

"Saya berkata pada diri saya sendiri kalau saya bisa makan apa pun yang saya inginkan, tapi hanya saat saya lapar," katanya kepada Insider.

"Dan ketika saya sudah tidak lapar lagi, saya harus berhenti makan," ujar dia.

Hal ini tidak hanya terlihat mudah dilakukan, tapi juga membuatnya lebih sadar akan kebiasaan makannya, dan tidak lagi makan tanpa berpikir.

"Saya tidak melarang diri saya dari makanan yang saya sukai. Tetapi jika saya tidak lapar, saya mengatakan pada diri saya sendiri untuk menunggu sampai saya lapar dan memakannya nanti," terangnya.

Meskipun penurunan berat badan selalu membutuhkan defisit kalori, tapi tidak ada pendekatan yang cocok untuk semua orang.

Dan sangat sulit untuk mencapai penurunan berat badan dalam jangka panjang.

Satu tinjauan studi penurunan berat badan jangka panjang juga menemukan, lebih dari separuh partisipan yang menurunkan berat badan kembali naik dalam waktu dua tahun.

Angka tersebut meningkat menjadi 80 persen setelah lima tahun.

Cara menurunkan berat badan ala Chris Terrell

Lebih lanjut, Terrell membagikan beberapa cara menurunkan berat badan yang dilakukannya dengan tetap mengonsumsi makanan favoritnya sebagai berikut.

1. Makan dalam porsi kecil

Terrell memutuskan untuk mengonsumsi makanan dalam porsi yang kecil.

Ia makan dalam jumlah kecil, lalu kembali lagi jika lapar dan berhenti ketika kenyang.

"Saya berkata pada diri saya sendiri untuk makan lebih sedikit dari biasanya, dan setelah selesai, tunggu beberapa menit. Jika masih lapar, kembalilah dan ambil lagi,'" kata dia.

Bagi kebanyakan orang, dibutuhkan waktu sekitar 20 menit bagi otak untuk mencatat apakah tubuh sudah kenyang setelah makan, jadi makanlah dengan perlahan dan tunggu sebelum makan lagi.

2. Belajar mengelola rasa lapar

Selain memilih porsi makan yang lebih kecil, Terrell juga belajar mengelola rasa laparnya.

Misalnya, jika ia merasa lapar pada pukul 17.00, tetapi ia akan makan malam pada pukul 19.00, maka ia akan "mengganjal" hanya dengan makan camilan agar tetap lapar.

Jika Terrell makan berlebihan atau makan sebelum lapar, ia membiasakan diri untuk merenungkan tindakannya.

Sehingga, dari sana dia bisa belajar mencoba mencari tahu apakah dia makan untuk kenyamanan atau karena bosan.

"Kapan pun saya melewati batas itu, saya harus memahami mengapa saya melewatinya,'" kata dia.

Di samping itu, membuat catatan harian juga membantunya menemukan pola dalam perilakunya dan membentuk kebiasaan baru.

3. Memikirkan rasa lapar dalam skala "dapat mencegah makan tanpa berpikir"

Seorang ahli diet, Kara Mockler mengatakan, dengan mendengarkan sinyal rasa laparnya dan berhenti ketika sudah merasa kenyang, Terrell makan dengan mindful.

Menurut dia, memikirkan rasa lapar dalam sebuah ukuran dapat membantu orang mengenali rasa lapar dan kenyang mereka.

"Jika orang mulai meluangkan waktu 15 detik sebelum makan untuk mengecek diri mereka sendiri dan menilai dari 1-10 seberapa lapar yang mereka rasakan, hal ini dapat membantu mereka membagi porsi makan yang seimbang," kata Mockler.

"Demikian pula, selama makan, jika setiap beberapa gigitan mereka berhenti sejenak dan mengecek diri mereka sendiri untuk mengetahui seberapa kenyang dan puas yang mereka rasakan, hal itu dapat mencegah makan berlebihan," ungkap dia.

Mockler pun menyarankan kliennya yang ingin menurunkan berat badan untuk tidak mengurangi kelompok makanan apa pun, tetapi cukup memakannya dalam porsi yang lebih kecil atau lebih jarang, seperti yang dilakukan Terrell.

"Mempelajari cara memasukkan dan membagi porsi makanan favorit ke dalam gaya hidup sehat adalah hal yang membuat penurunan berat badan dan transformasi menjadi berkelanjutan," sebut dia.

"Kita mungkin harus makan dengan porsi yang lebih kecil atau lebih jarang makan makanan favorit, tapi bukan berarti makanan tersebut buruk atau kita tidak boleh memakannya," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/05/132451320/3-cara-chris-terrell-turunkan-bobot-56-kg-dan-tetap-makan-enak

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com