Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tanda Orang "Narsis dalam Obrolan" dan Cara Menghadapinya

Tentu pernah kan? Kamu mungkin pernah bertemu dengan seorang yang bergitu "narsis dalam setiap obrolan".

Istilah yang diciptakan oleh sosiolog Charles Derber tersebut ingin menggambarkan seseorang yang sering mendominasi obrolan, dan sangat sedikit memerhatikan sudut pandang orang lain.

Memonopoli percakapan dapat mencerminkan harga diri yang tinggi atau bahkan rasa tidak aman yang mengakar, dan dapat menguras tenaga bagi mereka yang berada di posisi lawan bicaranya.

Shadé Zahrai, ahli strategi perilaku pemenang penghargaan dan pelatih kepemimpinan yang menempuh pendidikan di Harvard, mengulas secara khusus mengenai hal ini.

"Sebagai seorang ilmuwan perilaku, berikut ini adalah cara saya mengenali -dan merespons- orang yang sangat narsis saat ngobrol," kata Zahrai.

1. Dia tidak pernah mengajukan pertanyaan kepada kamu

Ketika kamu mengajukan pertanyaan kepada seseorang, dia llau terlihat sangat menikmati "sesi monolog" tentang semua hal yang terjadi dalam hidup dia.

Setelah selesai, alih-alih membalas bertanya, dia malah beralih ke topik baru, yang masih tentang dirinya.

Bagaimana cara menanggapi kondisi semacam ini?

Cobalah arahkan percakapan dengan lembut kembali ke dialog yang lebih seimbang.

Gunakan teknik yang disebut "conversational threading" untuk menangkap kata kunci atau topik yang dia sebutkan dan memasukkan ke dalam tanggapan kamu.

Sebagai contoh, "Kedengarannya seperti akhir pekan yang penuh aksi ya. Pengalaman saya juga serupa..."

Hal ini akan menciptakan sebuah petunjuk alami bagi kamu, untuk masuk kembali ke dalam percakapan yang kontekstual.

2. Dia tidak sadar dengan obrolan yang berlebihan

Kamu sedang berbicara dengan seseorang yang sangat bersemangat tentang apa yang dia bicarakan, sehingga dia jarang berhenti sejenak untuk mengukur reaksimu.

Kamu akhirnya merasa seperti penonton yang nyaman untuk monolog terbaru dia.

Bagaimana cara menanggapi?

Gunakan kalimat yang bijaksana seperti, "Saya juga memiliki beberapa pemikiran tentang hal itu," atau, "Saya ingin sekali berbagi pengalaman saya sendiri."

Ini adalah cara yang tegas namun sopan untuk mengarahkan percakapan ke arah pertukaran yang lebih timbal balik.

Jika cara ini tidak berhasil, siapkan strategi keluar.

Ini bisa berupa panggilan telepon yang sudah dijadwalkan sebelumnya, atau rapat yang harus kamu hadiri yang dapat dengan mudah mempersingkat percakapan.


3. Dia selalu membawa topik kembali ke kepentingan dirinya

Saat percakapan dia berbelok, dia akan menemukan cara untuk mengalihkannya.

Kamu berbagi kegembiraan tentang liburan yang akan datang ke Bali, misalnya, tetapi dia malah lantas mengungkit perjalanan yang di lakukan ke Raja Ampat tiga tahun yang lalu.

Bagaimana menanggapinya?

Kamu dapat menggunakan teknik "Saya butuh saran", yang lalu melibatkan pengajuan pertanyaan langsung dan meminta orang lain untuk tetap berada pada topik pembicaraan.

Misalnya, "Sepertinya kamu bersenang-senang di Raja Ampat. Apakah kamu memiliki tips perjalanan yang perlu saya ingat saat saya mempersiapkan diri untuk ke Bali?"

Atau, gunakan pendekatan "akui dan lanjutkan": "Kedengarannya bagus sekali! Yang ingin saya bagikan tentang situasi saya sendiri adalah..."

4. Dia terus-menerus merendahkan

Seorang teman atau kolega menggunakan bahasa yang menggurui atau merendahkan - mungkin tidak disengaja, namun terkadang hal ini sulit untuk diukur.

Dan dia -seperti- ingin kamu melihat bahwa dia adalah orang yang paling berpengetahuan di dalam ruangan.

Bagaimana menanggapinya?

Tetapkan batasan yang jelas dan tahan keinginan untuk merespons secara defensif. Kamu bisa mengatakan, "Saya senang untuk melanjutkan percakapan ini selama kita tetap saling menghormati."

Jika kamu berada dalam sebuah kelompok, kamu dapat memfasilitasi orang lain untuk masuk ke dalam percakapan dengan mengatakan, "Rustam juga memiliki pengalaman di bidang ini, bukan? Apa pendapat kamu tentang hal ini?"

5. Dia berulang kali mengungguli kamu

Setiap kali kamu membagikan sebuah pencapaian, dia membalas dengan kemenangan dia yang lebih besar dan lebih baik.

Kamu mungkin berbagi, "Saya akhirnya mendapatkan promosi yang telah saya perjuangkan dengan susah payah!"

Dan dia menjawab, "Ketika saya dipromosikan, saya mendapatkan kantor di pojok ruangan dan mobil perusahaan."

Bagaimana menanggapinya?

Menghadapi orang yang "sok tahu" semacam ini memang bisa melelahkan. Namun, memanggil orang yang narsis sering kali merupakan pendekatan yang paling efektif.

Kamu bisa mengatakan, "Saya perhatikan bahwa setiap kali kita berbicara, percakapan kita berubah menjadi kompetisi."

"Saya akan sangat senang jika kita bisa berbagi tanpa berusaha mengungguli satu sama lain."

Ingat, kamu tidak pernah berkewajiban untuk melanjutkan percakapan yang terasa tidak memuaskan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/20/080000920/5-tanda-orang-narsis-dalam-obrolan-dan-cara-menghadapinya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com