Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Kita Terlalu Memanjakan Anak? Jawab Dulu 4 Pertanyaan Ini

Harapan tersebut kadang kala berbuah buruk menjadi sikap memanjakan yang berlebihan.

Akibatnya, anak tumbuh menjadi pribadi yang egois, minim empati dan selalu menuntut.

Biasanya ditandai dengan perilaku tantrum yang tak mengenal waktu dan tempat apabila keinginannya tidak dipenuhi.

Lauren Silvers, psikolog anak berlisensi di Florida mengatakan memanjakan anak secara berlebihan dapat menimbulkan konsekuensi.

“Terkadang Anda harus melakukan apa yang perlu Anda lakukan untuk melewati masa-masa sulit dan jangka panjang yang bisa menjadi bumerang bagi kita, dan anak-anak kita,” katanya.

Memanjakan secara berlebihan tidak sama dengan menyayangi mereka, tegasnya.

Menyayangi anak adalah tentang kebutuhan dan keinginan mereka, tetapi memanjakan secara berlebihan cenderung dilakukan demi kemudahan orangtua belaka.

“Ketika kita menjadi orangtua yang terlalu memanjakan, itu lebih merupakan masalah kita dan ketidaknyamanan kita saat mendengar anak kita tidak bahagia atau melihat mereka merasa tidak nyaman,” terang Silvers.

“Itu tidak nyaman bagi kita sebagai orangtua. Jadi kita melakukan atau memberi sesuatu kepada mereka, baik itu demi kepentingan terbaik mereka atau tidak.”

Apakah kita terlalu memanjakan anak?

Perilaku memanjakan anak secara berlebihan sebenarnya mudah dikenali dan ada berbagai jenis.

Misalnya, berupa material overindulgence yakni membelikan apa pun kebutuhan material yang diinginkan anak.

Ada juga relational overindulgence yaitu sikap orangtua yang berbuat lebih banyak untuk anaknya daripada yang sebenarnya dibutuhkan.

Contohnya, mencucikan baju anak yang beranjak remaja karena merasa anak tidak bisa melakukannya dengan benar sendiri atau akan memakan waktu lebih lama.

Sayangnya, sering kali orangtua tidak menyadari jika terlalu memanjakan anak sehingga berdampak buruk pada tumbuh kembangnya.

Untuk memastikannya, ada empat pertanyaan yang bisa dijadikan acuan yakni:

  1. Apakah tindakan kita menghalangi anak mempelajari tugas-tugas yang mendukung perkembangannya?
  2. Apakah kita memberikan sumber daya keluarga dalam jumlah yang tidak proporsional kepada satu atau lebih anak?
  3. Apakah pilihan yang kita buat lebih menguntungkan diri sendiri, orang dewasa, dibandingkan anak-anak?
  4. Apakah perilaku anak berpotensi merugikan orang lain, masyarakat, atau planet ini?

Jika jawabanya adalah 'ya' untuk salah satu pertanyaan di atas, kemungkinan besar kita sedang memanjakan anak di tingkat yang berpotensi merugikan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/26/102248120/apakah-kita-terlalu-memanjakan-anak-jawab-dulu-4-pertanyaan-ini

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com