Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Penyebab Sakit Kepala Setelah Minum Obat Kuat Pria

KOMPAS.com - Minum obat kuat alias obat untuk disfungsi ereksi dapat menjadi solusi bagi pria dengan gangguan ereksi. Tapi, obat-obatan tersebut sering memiliki efek samping berupa sakit kepala.

Meski kondisi sakit kepalanya tersebut tak berdampak serius, namun efek samping itu sedikit mengurangi kenyamanan hubungan intim.

Untuk mengetahui penyebab sakit kepala, kita perlu memahami cara kerja obat anti disfungsi ereksi (DE) seperti Cialis, Levitra atau Viagra. Obat-obatan itu bekerja dengan melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke area penis.

Tapi, zat aktif obat ini tidak hanya memengaruhi pembuluh darah di area penis. Dampaknya pun bisa memengaruhi pembuluh darah lain termasuk di kepala.

Pelebaran pembuluh darah secara tiba-tiba dapat memicu peningkatan aliran darah dengan cepat dan memicu sakit kepala.

Selain sakit kepala, pelebaran pembuluh darah juga dapat menimbulkan efek samping lain seperti kemerahan pada wajah hingga gangguan pencernaan.

Penyebab sakit kepala setelah minum obat kuat

Sakit kepala setelah minum obat kuat sebetulnya bersifat individual, karena setiap orang mungkin memiliki respons berbeda terhadap obat tersebut.

Namun beberapa hal berikut bisa meningkatkan risiko pria mengalami sakit kepala setelah mengonsumsinya.

1. Dosis obat berlebihan

Semakin tinggi dosis obat DE yang dikonsumsi, semakin tinggi pula risiko sakit kepala setelah mengonsumsinya.

Jika sering mengalami sakit kepala, lebih baik kurangi dosis obat yang dikonsumsi. Kita juga bisa berkonsultasi ke dokter terkait dosis yang tepat agar manfaat obat kuat tetap efektif.

2. Perut kosong

Meski pun sebagian besar obat DE lebih efektif jika diminum dalam keadaan perut kosong, tapi bagi beberapa orang, kondisi itu bisa memicu sakit kepala.

Jika setiap kali minum obat DE lalu sakit kepala muncul, mengonsumsi sedikit camilan untuk sekadar mengganjal perut dapat mencegah sakit kepala itu kambuh.

Sebaiknya hindari makanan berlemak tinggi, karena lemak bisa menunda penyerapan efektivitas obat kuat ke dalam aliran darah.

3. Kekurangan cairan tubuh

Dehidrasi adalah penyebab umum sakit kepala. Sedangkan obat DE biasanya bersifat diuretik ringan. Artinya, minum obat tersebut bisa membuat tubuh lebih sering buang air ketika kandungannya sudah aktif di dalam tubuh.

Sementara dalam kondisi tubuh yang kekurangan cairan, kondisi itu dapat memicu tubuh buang air kecil dan bisa menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah sakit kepala, pastikan tubuh cukup konsumsi cairan.

4. Obat tidak cocok dengan tubuh

Toleransi tubuh pada obat DE mungkin dapat berbeda, sebab obat tersebut biasanya dikemas dengan kandungan yang berbeda pula tergantung dari merek atau jenisnya.

Misalnya Cialis yang mengandung bahan aktif berupa tadalafil yang memiliki durasi kerja paling lama.

Ketika tubuh tidak dapat menoleransi kandungan itu, kemungkinan sakit kepala bisa dialami.

Untuk mencegahnya, mungkin dapat dipertimbangkan varian obat yang lain dari dokter, seperti Viagra yang punya dosis lebih pendek dari jenis lainnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/17/201200120/4-penyebab-sakit-kepala-setelah-minum-obat-kuat-pria

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com