Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Manfaat Cuka Apel untuk Memutihkan Gigi, Amankah?

KOMPAS.com - Cuka apel sering digunakan sebagian orang untuk memutihkan gigi.

Cara ini dianggap efektif karena cuka apel memiliki sifat abrasif yang bisa menghilangkan noda membandel di gigi sehingga dapat mengembalikan warna alaminya.

Biasanya, cuka apel yang dijadikan pemutih gigi ini dibuat menjadi obat kumur setelah gosok gigi. Namun, apakah penggunaan cuka apel ini aman dalam jangka panjang? Untuk lebih jelasnya coba simak beberapa ulasan sebagai berikut.

Khasiat cuka apel untuk memutihkan gigi

Cuka apel bersifat asam, terutama pada senyawa asam asetat dan beberapa orang menggunakannya sebagai pemutih gigi alami. Begitu pula pada kandungan antimikrobanya yang efektif melawan bakteri di area mulut.

Menurut laman Verywell Health, penggunaan cuka apel pun dianggap efektif dalam menghilangkan plak hingga karang gigi yang sering menjadi penyebab perubahan warna pada gigi.

Meski demikian, sebagian besar dokter gigi mungkin tidak akan merekomendasikan cuka apel sebagai pemutih gigi alami, kenapa?

Menurut penelitian, penggunaan cuka apel sebagai pemutih gigi dapat menimbulkan risiko lebih banyak daripada manfaatnya.

1. Merusak enamel

American Dental Association dalam studinya bertajuk "Foods and Beverages That Can Cause Tooth Erosion" menyebutkan, paparan cuka apel dalam jangka panjang bisa merusak enamel gigi.

Ini dikarenakan sifat asamnya yang terlalu tinggi berpotensi merusak serta mengikis lapisan terluar gigi. Sejumlah risikonya dapat menimbulkan beberapa keluhan sebagai berikut;

2. Sensasi tenggorokan seperti terbakar

Masalah lainnya akibat penggunaan cuka apel adalah munculnya sensasi panas di tenggorokan.

Kandungan asam yang tinggi pada cuka apel berpotensi menimbulkan iritasi pada tenggorokan, terutama jika tidak sengaja ditelan. 

3. Rasa tidak nyaman di perut

Selain sensasi tidak nyaman, larutan cuka apel yang tertelan dapat berpotensi merusak jaringan esofagus yang memicu gangguan pencernaan.

Pada gilirannya, hal ini bisa memicu sensasi mual, nyeri dan tidak nyaman. Dalam beberapa kasus, pasien bisa mengalami muntah darah.

Mengingat akan risikonya, sebelum mencoba metode pemutihan gigi apa pun, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter gigi.

Praktisi medis biasanya dapat memberikan saran dan memeriksa kesehatan gigi agar penggunaan cuka apel tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan yang lain.

Cara menggunakan cuka apel yang aman

Meski pun risikonya tergolong ringan, namun cuka apel dapat menimbulkan gejala yang mengganggu rutinitas.

Jika memang ingin mencobanya, berikut rekomendasi yang bisa diterapkan.

Memilih tingkat keasaman rendah: Untuk pemula, sebaiknya memilih tingkat keasaman cuka apel yang rendah, misalnya antara 4 hingga 8 persen.

Diencerkan: Penggunaan cuka apel tanpa dilarutkan bisa menimbulkan sensasi panas di mulut hingga tenggorokan. Untuk itu, larutan cuka apel dapat dicampur dengan air hangat dengan komposisi 2:3. 

Berkumur: Larutan cuka apel dapat dijadikan obat kumur selama 20 detik saja dan pastikan cairannya dibuang agar tidak tertelan di tahap awal sebelum menyikat gigi.

Pembilasan: Setelah berkumur pastikan menyikat gigi dan bilas dengan air bersih. Hindari menggunakannya sebagai obat kumur di sesi akhir gosok gigi, karena menyisakan kandungan cuka apel di mulut terlalu lama bisa membuat enamel gigi rusak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/04/101000020/manfaat-cuka-apel-untuk-memutihkan-gigi-amankah-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com