Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Memberikan Dukungan Tanpa Memicu Toxic Positivity

KOMPAS.com - Dalam menjalani kehidupan sering kali kita dituntut untuk selalu terlihat bahagia dan optimis.

Pada saat seperti ini, media sosial, teman, dan bahkan anggota keluarga dapat secara tidak sengaja memaksa kita untuk tetap positif dengan berlebihan, tanpa memberikan ruang untuk mengeksplorasi ketakutan atau kekhawatiran yang mendasarinya.

Toxic positivity merujuk pada tekanan yang tidak sehat untuk selalu berpikir positif dan menghindari emosi, pikiran, atau situasi yang negatif.

Namun, penting untuk diingat emosi negatif, seperti rasa takut, seringkali memberikan informasi penting tentang kebutuhan kita dan dapat membantu kita untuk melakukan perubahan yang positif dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, merasakan emosi negatif bukanlah hal yang salah selama kita mengakui dan memprosesnya dengan cara yang positif.

Sikap optimis yang berlebihan dapat berujung pada penolakan atau ketidaktertarikan terhadap perasaan dan pengalaman orang lain, yang pada akhirnya dapat menghambat proses pemahaman dan penanganan emosi yang sulit.

Mendengarkan dengan empati, mengakui, dan menunjukkan niat baik adalah kunci untuk memberikan dukungan yang bermanfaat.

Seperti yang pernah diungkapkan oleh seorang filsuf terkenal, "Siapa pun yang belajar untuk mengatasi kecemasan dengan benar, telah belajar hal yang paling penting."

Toxic positivity sering muncul dalam ucapan seperti "berpikirlah positif", "jangan khawatir, berbahagialah", atau "segala sesuatu terjadi karena suatu alasan".

Sebagai gantinya, dalam percakapan sehari-hari, penting untuk merespons dengan pengakuan akan tantangan yang dihadapi orang lain, misalnya dengan menunjukkan apresiasi atas usaha mereka atau dengan menawarkan dukungan yang tulus.

Untuk memberikan dukungan dengan tidak menjadi toxic positivity, penting untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukkan empati, dan menawarkan dukungan yang nyata.

Kesadaran akan keragaman pengalaman setiap orang juga sangat penting, karena setiap orang bereaksi berbeda terhadap situasi yang sama.

Berikut adalah beberapa tips untuk memberikan dukungan positif tanpa memicu toxic positivity.

Pertama, bersikaplah tulus dan jujur dalam interaksi kamu dengan orang lain. Hindari menggunakan kata-kata klise atau basa-basi yang mungkin tidak relevan atau tidak membantu.

Selain itu, cobalah menjadi pendengar yang menerima tanpa menghakimi perasaan dan pengalaman orang lain. Selain itu, hindari untuk mencoba memperbaiki atau mengubah perasaan mereka dan tawarkan dukungan dan pengertian.

Dorong seseorang untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka serta mencari bantuan jika perlu. Hindari mendesak mereka untuk selalu "berpikir positif" atau "memasang wajah bahagia".

Jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan emosional kita sendiri dan carilah dukungan jika diperlukan. Hindari terlalu memaksakan diri atau orang lain untuk bersikap positif dan sadari terkadang tidak apa-apa untuk memiliki emosi negatif.

Hubungi pelatih, mentor, atau terapis untuk membantu kamu membingkai ulang pikiran dan pola pikir kamu dalam menghadapi hal positif dan negatif

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/06/202549720/tips-memberikan-dukungan-tanpa-memicu-toxic-positivity

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com