Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Stres Bisa jadi Penyebab Kamu Telat Haid

KOMPAS.com - Biasanya menstruasi datang tepat waktu. Namun terkadang, menstruasi juga bisa terlambat atau terlewati sama sekali.

Ada berbagai alasan mengapa menstruasi terlewat. Tentu saja kehamilan berada di urutan teratas. Tetapi faktor lain termasuk mengonsumsi beberapa obat, masalah hormonal, dan menopause hingga stres.

Ya, stres dapat membuat haid kamu terlambat.

Stres menyebabkan peningkatan kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres. Ketika hormon ini meningkat, dapat menimbulkan kekacauan pada siklus haid dengan mengubah pola hormon normal yang memungkinkan terjadinya ovulasi dan menstruasi.

Kondisi amenore

Menurut Cleveland Clinic, amenore adalah tidak datang bulan. Amenore terjadi karena masalah pada ovarium, organ reproduksi, atau hormon dan stres adalah penyebabnya.

Dalam sebuah penelitian, mahasiswi yang memiliki persepsi stres yang tinggi, empat kali lebih mungkin mengalami amenore.

Lisa Valle, DO, OB/GYN di Providence Saint John's Health Center mengatakan, segala jenis stres dapat memengaruhi siklus menstruasi. Ini dapat berwujud dalam bentuk tekanan emosional, mental, atau fisik.

Apabila kamu merasakan beban stres, Briana Livingston, MD, OB/GYN di Memorial Care Medical Group menyarankan untuk mencoba meditasi, berolahraga secara teratur, dan mendiskusikan masalah dengan orang yang kamu cintai atau ahli kesehatan mental.

Jika stres telah teratasi, siklus haid akan kembali normal dan tidak memberikan efek jangka panjang pada kesuburan kamu.

Depresi juga bisa berpengaruh

Seperti halnya stres, depresi juga dapat memengaruhi hormon. Depresi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan amenore.

Biasanya, stres dan depresi saling berhubungan. Orang dengan stres kronis dalam hidup mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena depresi.

Selain itu, hal yang perlu diperhatikan saat depresi adalah penggunaan obat antidepresan.

Sebuah tinjauan pada Maret 2015 yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology dan Metabolism menunjukkan bahwa beberapa jenis obat antidepresan, termasuk SSRI, dapat meningkatkan tingkat hormon prolaktin.

Hal ini bisa mengakibatkan penundaan atau bahkan ketidakmunculan menstruasi secara keseluruhan.

Selain itu, orang yang mengalami depresi cenderung mengalami perubahan pola makan dan mengalami penurunan nafsu makan.

Kurangnya asupan makanan yang memadai dan berat badan yang rendah dapat menjadi pemicu potensial amenore.

Livingston menyarankan jika kamu mengalami siklus haid tidak teratur atau tidak terjadi sama sekali selama lebih dari tiga bulan, sebaiknya konsultasikan keadaan tersebut dengan dokter.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/08/160518420/alasan-stres-bisa-jadi-penyebab-kamu-telat-haid

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com